JK: Diusulkan Tetap Ketua Umum PDIP, Tanda Bu Mega Tetap Dicintai

JK menilai munculnya usulan Megawati jadi Ketua Umum PDIP menandakan kharisma Megawati sebagai tokoh sentral di PDIP belum pudar.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 21 Sep 2014, 18:14 WIB
Megawati (kanan), Jokowi (tengah), dan Jusuf Kalla (Kiri) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Megawati Soekarnoputri kembali dicalonkan oleh 33 DPD PDIP se-Indonesia untuk menjadi Ketua Umum PDIP pada Kongres PDIP 2015 mendatang. ‎Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla menilai munculnya usulan tersebut menandakan kalau kharisma Megawati sebagai tokoh sentral di PDIP belum pudar.

"Itu artinya Bu Mega tetap dicintai oleh seluruh pengurus PDI Perjuangan di daerah. Wibawa dan kenegarawanan Bu Mega tidak diragukan lagi," ujar JK di kediamannya, Jalan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, (21/9/2014).

Terkait dengan munculnya anggapan bahwa majunya Megawati untuk yang kesekian kalinya sebagai ketua umum PDIP menandakan regenerasi di partai tersebut tidak berjalan dengan baik, JK menilai pernyataan tersebut tidak tepat. Menurutnya, walau pucuk pimpinan tertinggi dipegang oleh Megawati, ia yakin Megawati akan memilih jajarannya dari para tokoh muda.

"Itu kan tergantung pengertiannya. Kan nanti wakil ketuanya banyak yang muda-muda, pastinya. Nanti untuk melanjutkan yang tua-tua," kata dia.

Sementara presiden terpilih yang juga kader PDIP Joko Widodo, berharap di bawah kepemimpinan Megawati, PDIP mampu mengawal setiap kebijakan pemerintah agar target pembangunan selama 5 tahun mendatang tetap terarah dan sesuai target.

"Pastilah (mengawal kabinet), mengawal artinya kalau ada konsultasi Bu Mega, Bung Surya, sebagai partai pendukung, begitu," kata dia. ‎

‎Sebelumnya, dalam Rakernas IV PDIP di Marina Convention Center (MCC), Semarang, Jawa Tengah, Megawati kembali dicalonkan oleh 33 DPD PDIP se-Indonesia untuk menjadi Ketua Umum PDIP.

Megawati menyebut bahwa usulan tentang penyampaian nama calon ketua umum dalam Rakernas tidak diatur AD/ART partai. Namun, adanya usulan tersebut dirinya tidak bisa menolak karena itu sebuah aspirasi.

"Membicarakan ketua umum sebenarnya hak di kongres, tapi bukan berarti dilarang, karena sebagai sebuah aspirasi ini menjadi sebuah rekomendasi," kata Megawati. (Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya