SBY: Dari Lubuk Hati Terdalam, Saya Meminta Maaf

SBY tak menampik, selama 2 periode memimpin Indonesia dirinya pasti pernah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan rakyat.

oleh Sugeng Triono diperbarui 15 Agu 2014, 11:47 WIB
Dalam pidatonya, SBY menegaskan tentang kedaulatan NKRI dan harapan Pemilu 2014 bisa berlangsung lancar dan damai (Liputan6.com/ Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku telah mendapat kehormatan besar karena dipercaya untuk memimpin bangsa ini. Sebagai anak orang biasa yang meniti karier dari bawah hingga presiden, SBY mengaku terus belajar untuk menjadi lebih baik.

"Menjadi Presiden dalam landskap politik di mana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya," ujar SBY dalam Pidato Kenegaraan menyambut HUT ke-69 RI di Gedung MPR-DPR, Jakarta, Jumat (15/82014).

SBY tak menampik, selama 2 periode memimpin Indonesia dirinya pasti pernah melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan banyak orang. Atas semua itu, dirinya meminta maaf.

"Tentunya dalam 10 tahun, saya banyak membuat kesalahan dan kekhilafan, dalam melaksanakan tugas. Dari lubuk hati yang terdalam, saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan itu.  Meskipun saya ingin selalu berbuat yang terbaik, tetaplah saya manusia biasa," ucap SBY.

SBY juga berjanji untuk membantu siapa pun yang akan menjadi Presiden RI 2014-2019 jika hal itu dikehendaki. "Ini adalah kewajiban moral saya sebagai mantan presiden nantinya dan sebagai warga negara yang ingin terus berbakti kepada negaranya," imbuh dia.

Tak lupa, di akhir pidatonya Kepala Negara mengucapkan selamat kepada presiden dan wapres terpilih yang akan disahkan Mahkamah Konstitusi. "Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini," harap SBY. (Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya