Liputan6.com, Jakarta - Dalam kurun waktu satu bulan, yaitu sepanjang Mei 2014, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah mengalami pelemahan sebesar 0,81% month to month (mtm).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menegaskan, nilai tukar mata uang garuda terdepresiasi sebesar 0,97% dan ditutup pada level Rp 11,675 per dolar AS.
"Tekanan terhadap nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh permintaan korporasi yang cenderung meningkat sesuai dengan pola musimannya untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi dividen atau kupon," ujar Tirta di Gedung BI, Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Selain itu, pergerakan nilai tukar juga dipengaruhi oleh perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden pada Juli mendatang.
"Namun, tekanan lebih lanjut terhadap rupiah tertahan oleh berlanjutnya aliran modal masuk pada aset keuangan rupiah," tegasnya.
Hingga Mei 2014, aliran masuk portfolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 11,04 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, pada akhir Mei 2014, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 107,0 miliar dolar AS, setara 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Kamis (12/6/2014) menunjukkan pelemahan ke level Rp 11.813 per dolar AS dari perdagangan sehari sebelumnya yang tercatat di level Rp 11.803 per dolar AS.
Sementara itu, data valuta asing Bloomberg juga menunjukkan rupiah dibuka melemah di level Rp 11.816 per dolar AS. Rupiah hanya melemah enam poin dari perdagangan sebelumnya.
Rupiah sempat menyentuh level Rp 11.818 per dolar AS pada perdagangan pukul 9.51 WIB. Hingga menjelang siang, rupiah masih berada di kisaran Rp 11.811 -per dolar AS hingga Rp 11.820 per dolar AS. (Yas/Ahm)
Aliran Dana Asing Tahan Tekanan Rupiah pada Mei
Tekanan terhadap rupiah terutama didorong dari permintaan korporasi meningkat untuk pembayaran utang luar negeri dan repatriasi dividen.
diperbarui 12 Jun 2014, 18:29 WIBAdvertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Masya Allah, Tiap Malam Guru Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani Sebut Seluruh Nama Muridnya dalam Doa
Merasa Dituduh Peras Anak Buah, SYL Ngaku Kerja untuk Kepentingan Negara
Jual Trenggiling di Facebook, Pria di Lampung Ditangkap Polisi
Mengenal Yi So Yeon Astronaut Perempuan Pertama Korea Selatan
Jokowi: Satgas Judi Online Sebentar Lagi Selesai Dibentuk
Gus Baha Kisahkan Respons Adem Rasulullah saat ada Pria yang Tetap Bekerja, Bukannya Ikut Majelis Ilmu
Jadwal Lengkap Euro 2024, 14 Juni-14 Juli: Dibuka Jerman vs Skotlandia
HEADLINE: DK PBB Setujui Resolusi Gencatan Senjata Palestina-Israel, Realisasinya?
Jadwal dan Hasil Final NBA Boston Celtics vs Dallas Mavericks: Siapa Rebut Gelar Juara?
Jadwal, Hasil, dan Klasemen PLN Mobile Proliga 2024: Siapa Lolos ke Final Four?
Lawan Timnas Indonesia dan Jadwal Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Ramai-Ramai Dukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024