RI Stop Ekspor, Perusahaan China Cari Bauksit ke Afrika

China Hongqiao Group Ltd, perusahaan alumunium terbesar di Chian, kini tengah mengincar sebuah perusahaan tambang bauksit di Afrika

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 15 Mei 2014, 16:29 WIB
(Foto: Conduit Group)

Liputan6.com, Shanghai - China Hongqiao Group Ltd, perusahaan alumunium terbesar di Chian, kini tengah mengincar sebuah perusahaan tambang bauksit di Afrika guna mengamankan pasokannya. Pasalnya, bauksit yang merupakan bahan baku utama pembuatan alumunium, kini tak bisa lagi dipasok dari Indonesia.

"Kamu tengah mencari peluang untuk membuka sumber bauksit di Afrika dan melakukan kemajuan konkrit dari pembahasan ini dalam enam bulan ke depan," ungkap kepala bagian finansial China Hongqiao Christine Wong seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (15/5/2014).

Hingga saat ini, Wong masih merahasiakan target harga pembelian tambang bauksit dari Afrika tersebut.

"Kami harus mengambil alih saham (perusahaan tambang di Afrika) guna memastikan bisa mendulang bauksit hingga lebih dari 20 atau 30 tahun ke depan," ungkap Wong.

Hangqiao memang tengah kesulitan mencari pasokan bauksit untuk produksi alumuniumnya setelah pemerintah Indonesia melarang ekspor mineral mentah sejak Januari.

Perusahaan yang merupakan salah satu smelter rendah biaya ini kini tengah mengalami kelangkaan bauksit dan membuat produksinya menurun. Bahkan pesaingnya, Aulumunium Corp. of China Ltd juga telah menutup pabrik-pabriknya.

"Permintaan masih sangat kuat bahkan meski china memprediksi produksi alumuniumnya akan berkurang tahun ini. Kami melihat permintaan dari konstruksi perumahan sosial, kereta api berkecepatan tinggi, dan mobil berbahan bakar batubara," ungkap wong.

Hongqiao berencana akan meningkatkan produksinya sebesar 30% hingga hampir 3 juta ton tahun ini. Rencana tersebut akan membantu Hangqiao menjadi smelter alumunium terbesar di dunia berdasarkan produksinya melampaui Alumunium Corp. (Sis/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya