Pacu Kuda Bogi, Tradisi Sejak Zaman Belanda

Pacu kuda bogi merupakan tradisi di ranah Minang sejak zaman Belanda yang hingga saat ini masih sering di pertandingkan. Meski pesertanya tak banyak, perlombaan kuda bogi selalu ada di setiap kejuaraan pacuan kuda.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Apr 2008, 08:59 WIB

Liputan6.com, Solok:
Pacu kuda bogi atau pacu kuda menggunakan kereta joki sampai saat ini masih sering di pertandingkan di Solok, Sumatra Barat. Meski pesertanya sudah jauh berkurang, beberapa daerah yang masih memiliki kuda bogi seperti Sawahlunto, Padang, Solok, Agam, Bukittinggi, serta Payakumbuh tidak pernah absen dalam setiap pertandingan. Ini guna mempertahankan keberadaan pacu kuda bogi agar tidak punah.

Pacu kuda bogi berbeda dengan pacu kuda biasa. Bila biasanya joki menggunakan pelana di punggung kuda, namun kuda bogi memakai kereta roda dua. Pacu kuda bogi sudah dikenal di Minangkabau sejak zaman Belanda. Dulunya, kereta bogi biasa dipakai bangsawan Belanda atau pejabat-pejabat pemerintahan di zaman itu.(YNNI/Tim Liputan 6 SCTV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya