Pakistan Berkabung Selama Tiga Hari

Presiden Pakistan Pervez Musharraf menetapkan tiga hari masa berkabung pascakematian Benazir Bhutto. Presiden AS George Walker Bush meminta Musharraf menghormati jasa dan peninggalan Benazir.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Des 2007, 10:03 WIB

Liputan6.com, Islamabad: Presiden Pakistan Pervez Musharraf, Jumat (28/12), menetapkan tiga hari masa berkabung pascakematian mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto. Musharraf juga langsung menggelar pertemuan darurat dengan sejumlah staf senior untuk membicarakan kemungkinan penundaan pemilihan umum Pakistan yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2008.

Kematian Benazir juga mengundang komentar keras dari Presiden Amerika Serikat George Walker Bush yang selama ini dikenal mendukung pemerintahan Musharraf. Ia meminta Musharraf menghormati jasa dan peninggalan Benazir. Bush pun menuntut pelaku segera diadili.

Sebelumnya diberitakan, Benazir tewas dalam serangan bom bunuh diri saat meninggalkan lokasi kampanye pemilu di Rawalpindi, dekat ibu kota Pakistan, Islamabad, kemarin. Ledakan bom bunuh diri ini turut menewaskan 20 warga lainnya serta melukai 60 orang [baca: Benazir Bhutto Tewas].

Tak lama setelah tewasnya Bhutto, sejumlah kerusuhan terjadi di Pakistan hingga pemerintah memberlakukan keadaan darurat. Di beberapa kota, pendukung Bhutto membakar poster milik partai penguasa, Partai Liga Muslim-Quaid [baca: Al-Qaidah Mengaku Membunuh Benazir].

Jenazah pemimpin oposisi Pakistan tersebut rencananya dikebumikan hari ini di wilayah Larkana. Makamnya akan ditempatkan di samping makam sang ayah yang juga mantan PM Pakistan, Zulfikar Ali Bhutto. Sejumlah kantor berita melaporkan, persiapan pemakaman kini tengah berlangsung. Jasad Benazir sudah diterbangkan ke desa asal keluarganya di Sindh. Suami dan ketiga anak almarhum sempat melihat jenazah sebelum meninggalkan Islamabad.(RMA)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya