Sesaat setelah kejadian, korban kecelakaan bus Doa Ibu dan mikrobus ini sempat dirawat di RS Cicalengka. Tapi, karena kondisinya kritis mereka dirujuk ke RSHS Bandung. Sebagian besar korban mengalami luka di bagian kepala dan patah tulang di bagian tangan dan kaki. Saat mendapat perawatan di ruang UGD, dua korban meninggal dunia. Mereka adalah Taufik (14 tahun) warga Nyalindung dan bocah berusia 12 tahun yang belum diketahui identitasnya.
Menurut keterangan tim medis di Puskesmas Cicalengka, korban yang tewas umumnya karena mengalami luka parah di bagian kepala akibat benturan keras. Pengemudi bus Ade Wage (45 tahun) dan sopir elf, Lili, termasuk korban yang meninggal. Sedangkan korban luka rata-rata mengalami patah tulang di bagian kaki dan tangan serta keluhan nyeri pada bagian dada dan pinggang. Korban yang sempat dirawat di tempat ini berjumlah 29 orang.
Advertisement
Sementara itu, kecelakaan menyebabkan jalur utama Bandung menuju ke arah timur sempat macet sepanjang 2 kilometer. Ini akibat bangkai badan bus Doa Ibu menghalangi arus lalu lintas. Kondisi kedua kendaraan terlihat rusak parah akibat kerasnya benturan.
Dua penumpang yang selamat dari kecelakaan maut ini menceritakan, tabrakan terjadi akibat bus yang melaju dari arah Tasikmalaya menuju Bandung berjalan dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, saat mikrobus keluar jalur, sopir bus tidak mampu lagi mengendalikan kendaraan. Mikrobus sempat terseret beberapa meter sebelum masuk ke dalam parit.
Kecelakaan di jalur Nagrek ini merupakan bagian dari tingginya angka kecelakaan di jalan raya. Berdasarkan catatan Jasa Raharja, korban meninggal akibat kecelakaan di jalan raya setiap tahun mencapai 30 ribu jiwa atau 82 jiwa per hari. Sebagian besar kecelakaan disebabkan kelalaian manusia.(IAN/Taufik dan Patria Hidayat)