Sukses

Ciptakan Kompetisi yang Sehat Jadi Solusi Bunga Kredit di Fintech Turun

Ini solusi bagi regulator untuk menurunkan tingkat bunga kredit pada perusahaan fintech.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia sekaligus Mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri meminta pemerintah maupun regulator, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menumbuhkan iklim kompetisi yang sehat di antara perusahaan financial technology (fintech). Hal ini menanggapi seputar tingginya suku bunga kredit yang dipatok perusahaan fintech, bahkan bisa mencapai 20 persen.

Chatib menilai, tingkat bunga kredit akan turun seiring makin banyaknya perusahaan fintech yang menawarkan jasa kredit.

"Sebetulnya kalau mau dilihat isunya tingkat bunga itu bisa sangat tinggi, karena pemainnya sedikit. Kalau Anda datang dengan produk yg sama bisa kasih bunga 15 persen, costumer-nya bisa pindah enggak dari yang 20 persen ke 15 persen? Isunya adalah kompetisi kan. Jadi kalau pasarnya dibuka, pasti tingkat bunganya akan turun," ungkapnya di Energy Building, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Langkah perluasan pasar akan mendorong perusahaan fintech untuk lebih kompetitif. Salah satunya dari sisi penyediaan bunga pinjaman yang lebih rendah dari saat ini.

"Sebetulnya pendekatan yang mesti dilakukan adalah perbanyak saja yang ada di segmen pasar itu. Pasti bunganya akan dipaksa turun," kata Chatib. 

"Contohnya pesawat. Kalau ada yang jual tiket besar sekali, begitu ada kompetitor dengan budget lebih rendah akan turun kan. Mau enggak mau. Begitu juga dengan fintech yang 20 persen ke 15 persen pasti akan turun," ujarnya.  

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peran pemerintah

Namun jika strategi membuka pasar dan mendorong kompetisi tidak jalan, atau jumlah fintech juga tidak banyak yang masuk, maka pemerintah tentu harus hadir. 

"Cuma pertanyaannya adalah kalau enggak banyak yang masuk ke sini, di situ peran dari regulator ada. Pemerintah harus step in. Karena jangan sampai juga kemudian berlebihan," ujarnya.

Di sisi lain, Chatib berharap agar perusahaan fintech dapat lebih jeli melihat pasar dan potensi usaha secara lebih realistis. 

"Menurut saya juga dari fintech kalau dia ngambil profit margin, tentu dia juga harus lihat yang sensiable. Jangan juga karena market strukturnya cuma dia, satu-dua orang, dia bisa cecer setinggi-tingginya. Tentu orang akan bereaksi, yg nanti bisa berpengaruh terhadap industri," tegas dia. 

"Tapi, sebenarnya jawabannya sederhana, Anda bikin saja kompetisinya. Saya kalau melihat ada 20 persen, saya bisa bikin produk 15 persen, saya pasti bisa ambil costumer-nya semua yang 20 persen," tandas Chatib. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.