Sukses

VIDEO: Detik-Detik Habib Rizieq Pelesetkan Kata Sampurasun

Buntut pelesetan Habib Rizieq Syihab saat berceramah yang mengganti kata sampurasun menjadi campur racun terus menuai kecaman.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah ormas dan budayawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis siang berkumpul di Kantor Pusat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Jalan Braga, Kota Bandung menunggu kehadiran perwakilan dari Front Pembela Islam (FPI).

Kedatangan mereka ditunggu untuk mengklarifikasi pelesetan kata 'sampurasun' yang merupakan salam masyarakat Sunda menjadi 'campur racun' oleh pimpinan pusat FPI Habib Rizieq Syihab. Tapi ternyata perwakilan FPI batal hadir. 

"Boleh siapa pun memberikan dakwah tapi menyejukkan warga dan masyarakat Jawa Barat, bukan memberikan provokasi yang negatif, bukan ada kata-kata pelecehan yang menyinggung masyarakat Jawa Barat," ungkap Ketua Ormas AMS Noeri Ispandji Firman, seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (26/11/2015).

Di tempat terpisah, Ketua FPI DPD Jawa Barat, Kyai Abdul Qohar membantah Ketua FPI Habib Rizieq telah melecehkan budaya sunda sampurasun menjadi campur racun.

"Yang merupakan akumulasi daripada kekecewaan, kekhawatiran, keresahan ulama-ulama Islam dan masyarakat muslim dan muslimat di Purwakarta atas tindakan Bupati Purwakarta Pak Dedi Mulyadi yang banyak mengkampanyekan budaya dan adat istiadat Sunda dengan melabrak syariat dan agama," ucap Ketua DPD FPI Jawa Barat Kyai Abdul Qohar.

Sementara itu, Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat yang terdiri dari sejumlah ormas dan budayawan Sunda di Bandung, Jawa Barat pada Selasa 24 November kemarin telah melaporkan Habib Rizieq ke kepolisian daerah Jawa Barat.  

Inilah lontaran Habib Rizieq yang dinilai telah menyakiti orang Sunda dimana kalimat salam sampurasun diganti menjadi campur racun saat berceramah di Purwakarta pada 13 November lalu. Pimpinan pusat FPI ini dituntut minta maaf pada masyarakat Sunda karena dinilai telah melakukan pelecehan dengan melontarkan pelesetan tersebut. (Mar/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.