Sukses

Jejak Romusha di Jalur Maut

Meski sempat disambut rakyat Indonesia, ternyata Jepang berkuasa dengan kejam.

Liputan6.com, Jakarta - Meski sempat disambut rakyat Indonesia, ternyata Jepang berkuasa dengan kejam. Di antaranya dengan mewajibkan rakyat Indonesia kerja paksa atau romusha, seperti di jalur kereta api Saketi- Bayah, Banten Selatan.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (11/8/2105), Stasiun Rangkasbitung di Kabupaten Lebak, adalah stasiun terbesar di Banten. Stasiun ini menghubungkan kereta api dari Jakarta menuju Merak. Di masa lalu, juga terbentang rel kereta dari Rangkasbitung menuju Labuan juga ke Bayah.

Namun sejak 1982, jalur ini tak lagi digunakan. Bekas rel pun sebagian besar sudah hilang. Rel yang hilang tak mengubur kisah penderitaan puluhan ribu romusha di tahun 1942, yang dipaksa bekerja membangun rel sepanjang 89 kilometer, tepatnya di jalur Stasiun Saketi menuju Bayah.

Mereka bekerja dalam penderitaan, ketakutan, kelaparan dan rasa putus asa, demi memenuhi keinginan penjajah Jepang, mengangkut batu bara dari Cikotok. Puluhan ribu romusha dan para tawanan perang diyakini tewas di sepanjang jalur Saketi-Bayah.

Mengunjungi Saketi di Kabupaten Pandeglang, rasanya sulit menemukan jejak para romusha. Stasiun Saketi kini telah berubah menjadi rumah tempat tinggal. Beberapa jalur rel yang dahulu terbentang di depan stasiun, kini telah hilang atau tertimbun dan di atasnya dibangun rumah-rumah warga.

Jalur kereta Saketi-Bayah merupakan salah satu jalur yang dijuluki 'The Death Railway'. Julukan ini disematkan pula di jalur Siam Thailand menuju Burma atau Myanmar, juga di jalur Muaro Sijunjung-Pekanbaru.

Jejak para romusha masih bisa dilihat di Sijunjung, Sumatera Barat, tepatnya daerah Silokek. Sebuah lokomotif tua menjadi saksi bisu, tentang ambisi penjajah Jepang membangun jalur kereta pada tahun 1944, dari Sawahlunto menuju Logas, Provinsi Riau.

Medan yang berat dengan tebing-tebing batu tak menyurutkan niat Jepang membangun rel di jalur ini. Ribuan warga yang direkrut di jalur ini tewas setelah dipekerjakan secara paksa. (Dan/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini