Sukses

Fenomena El Nino dan Dampaknya Secara Global

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebutkan salah satu penyebab kekeringan adalah adanya fenomena El Nino.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan salah satu penyebab kekeringan adalah adanya fenomena El Nino. Dan fenomena El Nino ini juga merupakan salah satu penyebab kekeringan di Indonesia.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (30/7/2015), El Nino adalah salah satu bentuk penyimpangan iklim yang terjadi di Samudra Pasifik yakni di pantai barat Ekuador dan Peru. Penyimpangan itu mengakibatkan perubahan pola angin serta curah hujan.

Tandanya adalah kenaikan suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur membawa dampak udara kering dan panas.

Sejak tahun 1950, setidaknya sudah terjadi 22 kali El Nino di dunia. Dampak El Nino paling terbesar terjadi pada 1982-1983 dan 1997-1998. Saat itu El Nino membuat sebagian belahan bumi kekeringan panjang, dan sebagian yang lain justru mengalami musim hujan yang panjang.

Dampak global El Nino membuat sebagian wilayah Benua Asia seperti Indonesia dan sebagian wilayah Benua Australia akan mengalami kemarau panjang. Sedangkan sebaliknya, Benua Amerika terutama bagian utara mengalami musim hujan cukup panjang.

Untuk wilayah Indonesia, fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian wilayah Tanah Air berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat bergantung dari intensitas El Nino tersebut.

Saat curah hujan berkurang, kekeringan pun datang. Sungai-sungai akan surut airnya, sedangkan pepohonan akan mulai meranggas.

Kondisi seperti ini tentunya memicu kebakaran hutan. Di sejumlah wilayah di Indonesia saat ini, potensi kebakaran sudah terlihat terutama di wilayah Sumatera Selatan dan Riau. Kebakaran hutan akhirnya akan memicu bencana asap.

Ada beberapa wilayah di Indonesia yang harus mewaspadai musim kemarau kali ini. Setidaknya ada 8 provinsi yang akan mengalami musim kemarau lebih lama, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Gorontalo.

Kekeringan tahun ini tentunya harus membuat kita lebih bijak menggunakan air. Berhemat air menjadi salah satu solusi untuk menyiasati musim kemarau yang panjang tahun ini. (Nda/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini