Sukses

Pengguna Windows 7 dan 8 Tak Bisa Lagi Main GTA dan RDR, Rockstar Games Hentikan Dukungan

Rockstar Game resmi menghentikan dukungan pada para pemain game mereka yang menggunakan sistem operasi Windows 7 dan Windows 8

Liputan6.com, Jakarta - Rockstar Games belum lama ini memutuskan untuk menghentikan dukungan kepada Windows 7 dan Windows 8 merupakan langkah yang perlu diperhatikan bagi para gamer. 

Hal ini dikaitkan dengan berakhirnya dukungan Microsoft untuk kedua sistem operasi tersebut, berpotensi meningkatkan risiko keamanan dan ketidakcocokan dengan pembaruan game di masa mendatang.

Karena itu, gamer masih menggunakan Windows 7 atau Windows 8 tidak dapat lagi bermain game-game buatan Rockstar Games, seperti Grand Theft Auto (GTA) hingga Red Dead Redemption (RDR).

Ini karena setelah 30 Januari 2024, mereka yang membeli dan main GTA atau RDR lewat Rockstar Games Launcher tidak akan lagi mendapatkan konten baru atau update bila masih menggunakan Windows 7 dan Windows 8.

Mengutip dari GizChina, Kamis (2/11/2023), hal ini berarti mereka tidak akan mendapatkan akses ke konten baru atau pembaruan di judul-judul game tersebut.

Kendati demikian, terdapat solusi yang disarankan, yakni dengan memperbarui sistem operasi ke versi lebih baru, seperti Windows 10. Windows 10 tidak hanya dapat mendukung Rockstar Games Launcher, tetapi juga memberikan keamanan dan kinerja lebih baik. 

Dengan upgrade ke Windows 10, para gamer dapat memastikan mereka dapat terus menikmati judul-judul game favorit dan tetap aman dari ancaman keamanan.

Keputusan ini menyoroti pentingnya menjaga sistem operasi up-to-date untuk mendukung keamanan dan ketersediaan konten game terbaru. 

Mengingat Windows 7 dan Windows 8 telah mencapai akhir dukungan dari Microsoft, langkah selanjutnya bagi para gamer adalah memastikan bahwa sistem operasi mereka dapat terus mendukung pengalaman gaming yang optimal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hacker Remaja Ini Retas dan Bocorkan GTA 6 Pakai Fire TV Stick di Kamar Hotel

Berbicara mengenai judul game Rockstar, seorang hacker remaja bernama Arion Kurtaj diduga telah melakukan peretasan terhadap Rockstar Games, di mana salah satunya mengakibatkan bocornya Grand Theft Auto 6 atau GTA 6.

Kurtaj, yang masih berusia 18 tahun, juga disebut telah melakukan peretasan tingkat tinggi terhadap Uber dan Nvidia. Ia pun diketahui tergabung dalam kelompok hacker Lapsus$.

Juri Pengadilan Southwark Crown, London juga mengatakan Kurtaj melakukan 12 pelanggaran, termasuk pemerasan, penipuan, dan beberapa pelanggaran terhadap Undang-Undang Penyalahgunaan Komputer Britania Raya.

Kurtaj pernah ditangkap beberapa kali dalam dua tahun terakhir, gara-gara melakukan serangan siber terhadap beberapa perusahaan, salah satunya Nvidia. Di situ, dia ketahuan menggunakan teknik rekayasa sosial (social engineering) dan pertukaran SIM.

Mengutip The Verge, Selasa (29/8/2023), kepolisian menangkap Kurtaj terakhir kali pada September 2022, setelah dia melanggar ketentuan jaminan, yang melarangnya menggunakan internet.

Kepada pengadilan, jaksa mengatakan Kurtaj membawa Amazon Fire Stick ke hotel tempat dia menginap. "Memungkinkannya terhubung ke layanan cloud computing dengan smartphone, keyboard, dan mouse yang baru dibeli," ujar jaksa tersebut.

BBC melaporkan saat itu, Kurtaj merilis video gameplay dari game GTA 6 yang belum dirilis oleh Rockstar Games, setelah dia mengancam perusahaan tersebut.

Dikutip dari Engadget, alasan Kurtaj berada di hotel sendiri adalah karena ia dipindahkan usai peretas lain melakukan doxing padanya. Disebutkan, hacker lain merilis informasi rinci tentang dia dan keluarganya, serta membahayakan keselamatannya.

Oleh sebab itu, karena tidak diizinkan mengakses internet selama berada di sana, dia memakai Fire TV Stick.

 
3 dari 4 halaman

Persidangan Tujuh Minggu

incian lebih lanjut tentang aksi ilegal Kurtaj diketahui publik setelah persidangan selama tujuh minggu dan dia dinyatakan sudah melakukan peretasan Rockstar, neobank Revolut, dan Uber.

Seorang remaja berusia 17 tahun lainnya juga dinyatakan bersalah, namun tidak seperti Kurtaj, ia masih bebas dengan jaminan. Lebih lanjut, mereka berdua dinyatakan mengalami autis, dan psikiater menganggap keduanya tidak memenuhi syarat untuk diadili.

Artinya, juri hanya akan "diminta menentukan apakah dia melakukan tindakan yang dituduhkan atau tidak - bukan apakah dia melakukannya dengan niat kriminal."

Kurtaj dan remaja 17 tahun yang tidak diungkap namanya itu dilaporkan sebagai dua dari tujuh anggota Lapsus$ yang ditangkap di Inggris. Kelompok hacker itu diyakini memiliki anggota yang sebagian besar remaja Brasil dan Inggris.

Antara tahun 2021 dan 2022, Lapsus$ juga diduga meretas Samsung, T-Mobile, dan Microsoft. Meskipun kelompok tersebut meminta uang tebusan, tidak jelas berapa banyak keuntungan yang mereka peroleh dari eksploitasi ini.

Aksi-aksi Lapsus$ bahkan membuat banyak perusahaan dan organisasi di seluruh dunia untuk memikirkan lagi strategi keamanan siber mereka.

 
4 dari 4 halaman

Kata Take-Two Soal GTA 6

GTA 6 memang banyak dinanti oleh para penggemar waralaba Grand Theft Auto (GTA). Namun, penerbit Take-Two Interactive, induk studio Rockstar belum secara pasti mengungkap kapan tanggal rilis game itu.

Digadang-gadang menjadi seri terbesar paling besar dari GTA sebelumnya, Take-Two disebut-sebut bakal merilis GTA 6 tersebut paling cepat tahun depan atau 2024.

Hal ini terungkap lewat keterangan resmi dan laporan pendapatan tahunan perusahaan, di mana Take-Two Interactive menjabarkan proyeksi untuk beberapa tahun mendatang.

Adapun salah satu proyeksi besar-besaran dari studio game tersebut terjadi pada tahun fiskal 2025 dan 2026. Sebagai konteks, tahun fiskal 2025 dimulai April 2024.

"Tahun Fiskal 2025 adalah tahun sangat dinanti untuk Perusahaan kami," kutip keterangan resmi perusahaan via IGN, Jumat (19/5/2023).

Perusahaan menambahkan, "Selama beberapa tahun terakhir, kami telah mempersiapkan bisnis untuk merilis rangkaian proyek sangat kuat yang kami yakini akan membawa perusahaan ke tingkat lebih tinggi."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.