Sukses

Internet di Gaza Mulai Pulih Sebagian Setelah Padam karena Serangan Udara Israel

Setelah pemadaman internet pada akhir pekan lalu, kini sebagian konektivitas di Gaza telah pulih, tetapu masih berpotensi terputus kapan saja.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah pemadaman internet pada akhir pekan lalu, kini sebagian konektivitas di Gaza mulai pulih. Sebelumnya, pada hari Jumat 27 Oktober 2023, perusahaan pemantau internet dan para ahli melaporkan bahwa akses internet telah menurun secara signifikan akibat serangan udara Israel. 

Layanan internet lokal NetStream padam, beberapa penyedia internet lain di Palestina juga dilaporkan mengalami pemadaman. Namun, pada hari Minggu, sebuah sistem pemantau internet IODA melaporkan mulai terjadinya pemulihan konektivitas internet di Gaza, mengutip dari Tech Crunch, Selasa (31/10/2023). 

CEO perusahaan telekomunikasi utama Palestina Paltel Group, Abdulmajeed Melhem, mengatakan kepada The Times bahwa internet telah kembali aktif. Meski begitu, perusahaan mengaku belum melakukan perbaikan apa pun.

Kemudian, pada hari Senin kemarin, Gaza dikabarkan sudah memiliki akses internet yang kurang lebih sama seperti sebelum terjadinya pemadaman. 

“Terjadi pemadaman total selama 34 jam dari Jumat hingga Minggu – yang pertama di Gaza. Lalu terjadi pemadaman sebagian di Gaza Utara tadi malam,” kata Direktur Analisis internet Madory, kepada TechCrunch

Madory juga mengungkapkan bahwa situasi saat ini masih tidak ada listrik dan hanya tersedia sedikit air. Layanan internet juga masih berpotensi terputus kapan saja.

Berkaitan dengan pemulihan ini, Juru Bicara Organisasi Kemanusiaan Palestinian Red Crescent, Nebal Farsakh, turut mengonfirmasi bahwa rekan-rekannya di Gaza sekarang dapat terhubung ke internet setelah terputus total pada hari Jumat dan Sabtu.

Namun, ia juga menambahkan, "Kami masih menghadapi kesulitan untuk menjangkau mereka. Saya perlu menelepon mereka 10 kali untuk bisa terhubung dengan mereka."

Kepala wawasan data di cloud hosting dan perusahaan keamanan Cloudflare, David Belson, mengatakan bahwa perusahaannya melihat konektivitas ke Gaza dipulihkan pada Minggu pagi waktu setempat.

Menurutnya, konektivitas tersebut tetap tersedia hingga saat ini dengan volume lalu lintas yang diminta pada atau di atas tingkat pre-shutdown.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pemerintah AS Tekan Israel Untuk Aktifkan Kembali Internet di Gaza?

Tidak jelas apa yang menyebabkan pemadaman internet di Gaza pada hari Jumat dan apa yang menyebabkan perbaikan pada hari Minggu dan Senin. 

The Washington Post melaporkan bahwa pemerintah AS memberikan tekanan pada pemerintah Israel untuk mengaktifkan kembali internet di Gaza.

“Kami memperjelas bahwa mereka harus dihidupkan kembali,” kata pejabat itu. “Komunikasi kembali berjalan. Mereka harus tetap bertahan,” kata pejabat pemerintah AS, seperti dikutip The Post.

Pemerintah AS yakin pemerintah Israel bertanggung jawab atas hampir matinya internet di Gaza.

Mengenai dimatikannya jaringan di Gaza selama akhir pekan dan apakah pemadaman listrik merupakan bagian dari operasi militer Israel, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menolak berkomentar.

Masalah internet di Gaza terjadi ketika IDF memperluas operasi darat di Gaza, selain serangan udara yang terus berlanjut. Operasi tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan organisasi militan Hamas, yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.400 warga Israel. 

Pada hari Minggu, Associated Press melaporkan bahwa pasukan Israel telah membunuh sekitar 8.000 warga Palestina, mengutip Kementerian Kesehatan Gaza.

3 dari 4 halaman

Warganet Serukan Tagar Starlink for Gaza

Sebelumnya, berkaitan dengan lumpuhnya konektivitas Gaza, jutaan warganet di X Twitter ramai-ramai melakukan gerakan solidaritas untuk Gaza. Menggunakan tagar “Starlink for Gaza”, warganet meminta bantuan dari Elon Musk, miliarder dan pendiri SpaceX.

SpaceX adalah perusahaan mengembangkan proyek Starlink, yaitu jaringan satelit dapat menyediakan layanan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia.

Mayoritas warganet berharap Elon Musk dapat mengaktifkan Starlink di Gaza, sehingga warga dapat mengakses informasi dan berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat mereka.

Sontak, tagar #starlinkforgaza langsung menjadi trending topic dunia. Ini menunjukkan kepedulian dan simpati terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Berikut adalah beberapa cuitan dan ucapan dari warganet yang menggunakan tagar “Starlink for Gaza”:

"Pengeras suara di Masjid menjadi satu-satunya alat komuniasi tersisa di Gaza setelah Israel memutuskan akses internet dan telekomunikasi," tulis akun @jacksonhinklle

"Pemadaman total terjadi di Gaza saat ini, tidak ada internet dan jaringan sama sekali. Pengeboman terus menerus selama berjam-jam dan mereka berteriak minta tolong. #FreePalenstine #CeasefireNOW #starlinkforgaza," kata @nyxbernford di Twitter.

4 dari 4 halaman

Elon Musk Mau Sediakan Internet Starlink di Gaza, Tapi....

Setelah diminta oleh warganet untuk menghadirkan layanan internet Starlink di Gaza untuk masyarakat Palestina, Elon Musk kabarnya bakal mengabulkan hal tersebut.

Pasalnya, sebelumnya masyarakat di Gaza, Palestina, terputus dari akses telekomunikasi dunia luar akibat serangan udara Israel. Akibatnya, bantuan pun sulit untuk didapatkan.

Menanggapi hal ini, belakangan Elon Musk sang pendiri SpaceX dan layanan satelit internet Starlink menyebut pihaknya akan membantu konektivitas di Gaza untuk mendukung organisasi bantuan.

"Starlink akan mendukung konektivias untuk organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza," kicau Elon Musk dalam sebuah balasan tweet, dikutip Minggu (29/10/2023).

Selanjutnya, cuitan Elon Musk itu ditanggapi oleh Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi via twit.

Ia menentang niat Elon Musk mengadakan konektivitas internet Starlink di Gaza karena menduga Hamas mau memakainya untuk kegiatan terorisme.

"Israel akan menggunakan semua sarana yang ada untuk melawan ini. Hamas akan menggunakannya (konektivitas Starlink) untuk aktivitas teror. Tidak ada keraguan tentang hal itu dan kami tahu, Musk tahu. Hamas adalah ISIS," kata sang Menteri Komunikasi.

Menanggapi balasan tersebut, Elon Musk mengatakan bahwa perusahaannya akan memastikan Starlink hanya akan digunakan untuk tujuan kemanusiaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini