Sukses

Begini Penampakan Dua Mayat Alien yang Dipamerkan di Kongres Meksiko, Ilmuwan: Itu Omong Kosong

Masing-masing mayat alien memiliki tinggi tidak lebih dari 3,3 kaki (1 meter), tampak kurus dengan kulit keabu-abuan, dan kepala besar. Mereka diletakkan di kotak seperti peti mati.

Liputan6.com, Jakarta - Dua mayat alien dipamerkan di hadapan kongres Meksiko, belum lama ini. Namun, menurut para ilmuwan--yang mengecam klaim tersebut--mayat tersebut bukanlah alien.

Kongres Meksiko menggelar sidang tentang fenomena udara tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP), sebuah istilah yang sekarang digunakan untuk menggambarkan UFO.

UAP juga telah menjadi subyek dengar pendapat kongres di Amerika Serikat selama dua tahun terakhir.

Selama presentasi, tim yang terdiri dari jurnalis Meksiko Jaime Maussan dan dokter medis militer José de Jesús Zalce Benítez menampilkan dua mayat alien.

Heboh Kongres Mexico Publikasikan Jasad Alien, Tuai Kontroversi (sumber: Youtube/Canal del Congreso México)

Masing-masing mayat alien tingginya tidak lebih dari 3,3 kaki (1 meter), tampak kurus dengan kulit keabu-abuan, dan kepala besar. Mereka diletakkan di kotak seperti peti mati.

Mereka mengklaim tes DNA mengungkapkan bahwa sisa-sisa makhluk berjari tiga ini bukanlah manusia dan perutnya menyimpan telur yang dapat digunakan untuk reproduksi.

Maussan dan Benítez juga mengatakan bahwa jenazah tersebut berasal dari Peru dan penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa alien berasal dari 1.000 tahun yang lalu.

Mengutip Live Science, Senin (18/9/2023), mayat alien yang sama menjadi berita utama pada tahun 2017 dan 2018. Pada saat itu, para ilmuwan mengecam mayat tersebut karena merupakan bagian tubuh manusia yang dimanipulasi.

Maussan mengatakan kepada Live Science bahwa sejak saat itu, lebih banyak tes menunjukkan bahwa mayat itu bukan manusia. Dia juga menekankan bahwa dia tidak mengatakan bahwa benda-benda tersebut adalah alien--hanya saja mereka bukan manusia.

foto: Getty Images

“Kami tidak pernah mengatakan mereka adalah makhluk luar angkasa,” kata Maussan, seraya menambahkan bahwa mereka telah menemukan bukti adanya implan yang terbuat dari unsur osmium dan kadmium di dalam tubuh, “Sebuah teknologi yang tidak diketahui 1.000 tahun lalu.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pendapat Ilmuwan

“Izinkan saya memberi tahu Anda bahwa semua ini benar-benar omong kosong,” kata Rafael Bojalil-Parra, direktur penguatan penelitian di Metropolitan Autonomous University (UAD) di Mexico City, mengatakan kepada Live Science melalui email.

Ada pemberitaan di beberapa media bahwa tes terhadap mayat dilakukan di UAD. Namun Bojalil-Parra mengatakan tidak ada tes DNA yang dilakukan di universitas tersebut, dan meskipun tes karbon-14 dilakukan pada 2017, sebuah perjanjian komersial mencegah universitas tersebut untuk mengungkapkan hasilnya.

Menariknya, jika mayat tersebut adalah alien, maka penanggalan karbon-14 tidak akan ada gunanya.

“Penanggalan radiokarbon didasarkan pada atom Karbon 14 yang tercipta ketika radiasi matahari menghantam atmosfer bagian atas bumi,” ucap David Anderson, asisten profesor antropologi yang telah banyak menulis tentang pseudoarkeologi di Radford University di Virginia, mengatakan kepada Live Science.

“Untuk mengetahui tanggal radiokarbon makhluk luar angkasa, kita harus mengetahui berapa tingkat produksi 14-C di planet asal mereka, bukan di planet kita,” Anderson memungkaskan.

3 dari 5 halaman

Kecaman dari Ilmuwan Lain

“Sangat menyedihkan melihat klaim Jaime Maussan kembali viral di internet, yang mana pernah dibantah dengan baik,” ujar Andrew Nelson, ketua antropologi di Western University di Ontario. 

Nelson menyebut mayat-mayat itu telah dibantah berdasarkan anatomi, dan penelitian menunjukkan bahwa beberapa mayat adalah mumi manusia yang sengaja dimanipulasi agar tampak asing. Mereka menunjukkan, misalnya, kaki “alien” bisa saja diciptakan dengan memutilasi kaki mumi manusia.

“Kaki bisa dimutilasi pada jari I dan V, selain pemotongan kulit dan jaringan lunak kaki di belakang jari kaki, sehingga menghasilkan kaki dengan jari kaki yang sangat panjang,” kliam Rodolfo Salas-Gismondi, ahli paleontologi vertebrata di Universitas Universitas Cayetano Heredia dan Museum Sejarah Alam di Lima, menulis dalam analisis tahun 2017.

Nelson mengatakan meskipun Maussan mengklaim memiliki bukti CT, C-14 dan DNA, dia belum menyajikan bukti tersebut untuk ditinjau oleh komunitas ilmiah.

"Jika mayat-mayat tersebut benar berusia 1.000 tahun dan berasal dari Peru, maka akan menimbulkan pertanyaan apakah mereka dijarah dan bagaimana mereka meninggalkan negara tersebut," tuturnya.

4 dari 5 halaman

Konsekuensi Hukum

Ilmuwan lain mengatakan kalau jenazah tersebut adalah manusia, maka pihak yang terlibat dalam klaim itu harus menghadapi konsekuensi hukum.

"Mereka harus ditangkap dan diadili atas dasar hukum apa pun yang mungkin berlaku karena mengeksploitasi atau menodai jenazah manusia,” ujar Ken Feder, seorang profesor arkeologi di Central Connecticut State University, mengatakan kepada Live Science melalui email.

Jeb Card, asisten profesor antropologi di Miami University di Ohio, mengungkapkan sidang di Meksiko berlangsung sebagian karena ada sidang tingkat tinggi mengenai UAP di kongres Amerika Serikat.

"Meskipun belum ada yang mengeluarkan alien di US Capitol, ada kesaksian di hadapan Kongres AS yang dibuat oleh mantan pejabat militer bahwa pemerintah Amerika memiliki sisa-sisa biologis alien," ucap Card.

Card menambahkan, semakin populernya teori konspirasi akan membantu menjelaskan mengapa hal seperti ini kerap terjadi.

“Realitas sederhananya adalah bahwa sekarang ini menguntungkan--secara kiasan dan harfiah--untuk mendorong narasi bahwa ‘elit’ memaksakan kehendak mereka pada masyarakat luas melalui cara-cara yang licik, penuh konspirasi, dan kadang-kadang bersifat supranatural,” Card memungkaskan.

5 dari 5 halaman

Infografis Jurus NASA Cegat Asteroid Berpotensi Tabrak Bumi. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.