Sukses

Tak Lagi Sepenuhnya WFH, Zoom Minta Karyawan WFO 2 Hari dalam Seminggu

Meski memiliki produk untuk kerja jarak jauh, Zoom meminta karyawannya untuk kembali bekerja di kantor atau work from office (WFO) dalam dua pekan seminggu.

Liputan6.com, Jakarta - Platformnya banyak dipakai untuk melakukan pertemuan jarak jauh selama pandemi, Zoom, baru-baru ini meminta karyawannya yang selama ini work from home (WFH), untuk kembali bekerja di kantor.

Dilaporkan Business Insider, Zoom meminta para karyawan yang bekerja dalam jarak 50 mil (sekitar 80 km) dari kantor perusahaan, diminta untuk kerja dari kantor dalam dua hari seminggu alias kerja hybrid.

Colleen Rodriguez, Head of Global PR Zoom dalam pernyataannya seperti dikutip dari The Verge, Jumat (11/8/2023) mengatakan, perusahaan percaya pendekatan hybrid terstruktur, adalah yang paling efektif untuk Zoom.

"Sebagai sebuah perusahaan, kami berada dalam posisi yang lebih baik untuk menggunakan teknologi kami sendiri, terus berinovasi, dan mendukung pelanggan global kami," kata Rodriguez.

Pendekatan kerja hybrid ini pun akan dimulai pada Agustus dan September 2023, menurut laporan The New York Times.

Mengutip The Guardian, pendekatan ini pun akan berpengaruh pada 8.000 karyawannya di 12 kantor di seluruh dunia, termasuk di Inggris yang memiliki sekitar 200 staf dan kantor di pusat kota London.

Terkait banyaknya komentar soal ironi Zoom yang meminta karyawannya kembali ke kantor, meski mereka sebenarnya memiliki produk untuk kerja jarak jauh dan virtual meeting, Rodriguez pun telah menyertakan pernyataannya.

"Kami akan terus memanfaatkan seluruh platform Zoom untuk menjaga karyawan kami dan tim yang tersebar tetap terhubung dan bekerja secara efisien," kata Rodriguez.

Langkah Zoom untuk kembali mengharuskan karyawan untuk work from office atau WFO pun juga terbilang lebih lambat dibandingkan beberapa perusahaan teknologi lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Zoom PHK 1.300 Karyawan

Sebagai perbandingan, Google sudah meminta karyawannya di Amerika Serikat untuk kerja dari kantor tiga hari seminggu pada April 2022. Pekerja Apple di Bay Area juga harus kembali ke kantor tiga hari seminggu mulai September tahun lalu.

Sementara, karyawan Twitter alias X, sudah diminta kembali kerja dari kantor sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan media sosial itu akhir tahun lalu.

Bulan Februari lalu, Zoom juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 1.300 karyawan, yang setara dengan 15 persen dari total tenaga kerja perusahaan.

Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO Zoom Eric Yuan mengindikasikan bahwa perusahaan menambah jumlah karyawan terlalu cepat di tengah pertumbuhan Zoom yang meroket saat pandemi, naik tiga kali lipat dalam dua tahun.

"Kami tidak mengambil waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," tulis Yuan sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (8/2/2023). 

3 dari 4 halaman

CEO Zoom Potong Gaji Sendiri

Eric Yuan mencatat, meskipun banyak orang telah kembali ke kantor, tak sedikit pula karyawan dan perusahaan yang masih mengandalkan Zoom.

"Di tengah iklim ekonomi yang sulit, perusahaan perlu mengambil upaya keras (namun penting) untuk mengatur ulang diri kita sendiri sehingga kita dapat mengatasi lingkungan ekonomi, melayani pelanggan, dan mencapai visi jangka panjang Zoom.," kata Yuan.

Yuan menegaskan, dia bertanggung jawab atas PHK tersebut. Dia mengurangi gajinya untuk tahun fiskal yang akan datang sebesar 98 persen dan tim eksekutif akan melepaskan 20 persen dari gaji pokok mereka.

Mereka juga dilaporkan akan kehilangan bonus perusahaan untuk tahun fiskal 2023 (yaitu, tahun kalender 2022).

Tak lama, bulan Maret 2023, Mengutip Tech Times, Sabtu (4/3/2023), Presiden Greg Tomb 'diberhentikan tanpa sebab' dari Zoom.

Dalam laporan Market Watch, penghentian Greg Tomb yang tanpa sebab itu diumumkan selama pengajuan peraturan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission) AS.

 

4 dari 4 halaman

Zoom Pecat Presiden Perusahaan Usai PHK

Menurut seorang juru bicara Zoom yang tidak disebutkan namanya, saat ini perusahaan tidak mencari pengganti Tomb.

Analis Sterling Auty mengatakan, keputusan ini muncul setelah prospek terbaru aplikasi Zoom menyiratkan perlambatan yang jauh lebih besar daripada yang dimodelkan oleh Wall Street untuk pertumbuhan perusahaan.

"Dan sekarang kami memiliki perubahan yang dilakukan pada eksekutif yang dibawa untuk memimpin penjualan," kata Auty.

Sekadar informasi, Greg Tomb mulainya direkrut sebagai presiden Zoom pada Juni 2022 lalu.

Selama masa jabatannya yang singat, ia muncul di rapat pendapatan dengan investor. Ia juga mengawasi operasional penjualan, strategi pasar, dan upaya menghasilkan pendapatan. Selama masa kerjanya di perusahaan, Tomb melapor langsung ke CEO Eric Yuan.

(Dio/Dam)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.