Sukses

Terlalu Banyak Nonton TV di Masa Kecil Bisa Bahayakan Kesehatan Saat Dewasa

Menurut sebuah studi yang terbit di jurnal Pediatrics, mereka terlalu banyak menonton TV saat masih anak-anak, cenderung memiliki masalah kesehatan di kemudian hari saat dewasa.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi telah mengungkap sesuatu yang sangat penting bagi kita semua mengenai kebiasaan menonton TV. Menurut studi itu, terlalu banyak menonton TV saat kecil ternyata bisa menyebabkan gangguan kesehatan saat ketika dewasa.

Studi ini dilakukan oleh Bob Hancox, seorang profesor di Department of Preventive and Social Medicine di University of Otago. Dia mengamati banyak orang sejak mereka masih kecil hingga mereka mencapai usia 45 tahun.

Bertajuk "Childhood and Adolescent Television Viewing and Metabolic Syndrome in Mid-Adulthood", studi yang terbit di jurnal Pediatrics itu menemukan bahwa mereka yang banyak nonton TV saat masih anak-anak, cenderung memiliki masalah kesehatan di kemudian hari.

Kelompok masalah kesehatan ini disebut sindrom metabolik; sindrom itu mencakup banyak hal yang dapat berbahaya bagi seseorang.

Misalnya, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh, dan kadar kolesterol yang kacau. Memiliki hal-hal ini dapat membuat seseorang memiliki risiko terkena penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Para peneliti melibatkan 879 orang yang diwawancarai tentang kebiasaan menonton televisi mereka ketika mereka masih kecil, mulai dari usia 5 tahun hingga mencapai usia 15 tahun. Rata-rata, anak-anak menonton TV lebih dari dua jam pada hari kerja.

Bagian yang mengejutkan adalah bahwa anak-anak yang paling banyak menonton TV saat masih muda memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik saat mereka besar nanti.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anak Laki-Laki Menonton TV Lebih Lama

Tidak hanya itu, mereka juga cenderung kelebihan berat badan atau obesitas dan tidak bugar seperti orang lain.

Studi ini juga menemukan bahwa anak laki-laki cenderung menonton TV lebih lama daripada anak perempuan, tetapi baik anak laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama untuk terkena sindrom metabolik saat dewasa.

Jadi, masalah ini mempengaruhi semua orang, tidak peduli apakah ia seorang laki-laki atau perempuan.

Sekarang, sebagian pihak mungkin mengatakan bahwa menonton TV saat kecil tidak secara langsung menyebabkan masalah kesehatan ini saat seseorang lebih tua. Namun, para peneliti menemukan beberapa alasan bagus mengapa itu mungkin benar.

Saat sedang menonton TV, seseorang tidak banyak bergerak, dan itu dapat menyebabkan kurang olahraga dan tidak tidur nyenyak, yang dapat mengganggu kesehatan orang tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Kebiasaan Makan Buruk

Selain itu, waktu menonton TV dapat membuat seseorang makan lebih banyak junk food dengan banyak gula dan lemak serta tidak cukup buah dan sayuran. Dan kebiasaan makan yang buruk ini dapat melekat pada seseorang saat ia tumbuh dewasa, dan memperburuk kesehatan orang itu.

Dengan semua gadget dan perangkat berlayar saat ini, anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk dan menonton sesuatu. Studi ini memberi tahu kita bahwa ini bisa sangat buruk bagi kesehatan kita ketika kita dewasa.

Para peneliti menganggap penting bagi orang tua dan anak-anak untuk mengetahui hal ini agar mereka dapat membuat pilihan yang lebih baik.

Ini tidak sesederhana ajakan jangan menonton TV, tetapi menemukan keseimbangan yang baik antara waktu layar (screen time) dan hal fisik lainnya seperti bermain di luar atau melakukan aktivitas yang membuat kita terus bergerak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.