Sukses

Fakta Menarik Satelit Satria-1, Satelit Indonesia dengan Kapasitas Terbesar di Asia yang Emban Tugas Mulia

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui deretan fakta menarik satelit Satria-1 yang berhasil meluncur dengan lancar dari SpaceX Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat (AS).

Liputan6.com, Jakarta - Peluncuran satelit Satria-1 telah berjalan dengan lancar. Saat ini, satelit tersebut tengah melakukan perjalanan menuju slot orbitnya di 146 derajat BT (Bujur Timur) atau tepat berada di atas wilayah Papua.

Satelit ini lepas landas dari SpaceX Cape Canaveral, Air Force Station, Florida, Amerika Serikat (AS) sekitar pukul 05.21 WIB. Menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX, waktu yang dibutuhkan satelit ini untuk melakukan deploy sekitar 36 menit sejak mulai meluncur.

"Teknologi satelit memungkinkan akselerasi penyediaan internet di desa-desa yang tidak dapat dijangkau oleh teknologi fiber optik, dalam 10 tahun ke depan," tutur Plt. Menkominfo Mahfud MD sebelum peluncuran Satria-1. 

Lebih lanjut ia menuturkan, akses internet yang disediakan satelit multifungsi ini akan memberikan manfaat yang signifkan bagi masyarakat di lokasi layanan publik belum memiliki akses internet atau kualitasnya belum memadai.

Nah untuk mengenal lebih lanjut mengenai satelit Satria-1 yang baru meluncur, simak beberapa fakta menarik mengenai satelit ini seperti yang sudah dihimpun Tekno Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (19/6/2023).

  • Satelit Multifungsi Internet Pertama Milik Indonesia 

Satria-1 merupakan satelit multifungsi pertama yang diinisiasi pemerintah melalui Kementerian Kominfo untuk menyediakan akses internet pada titik-titik layanan publik, terutama di wilayah yang tidak tercakup jaringan fiber optik.

  • Targetkan Akses untuk 50 Ribu Titik Layanan Publik

Saat mulai beroperasi nanti, Satria-1 akan memiliki titik awal 10Gbps. Kepala Divisi Satelit Bakti Kominfo dan Jubir BAKTI untuk Satria Sri Sanggrama Aradea menuturkan, Bakti Kominfo akan menyediakan akses untuk 50 ribu titik pelayanan publik di tahap awal beroperasinya satelit ini.

Kemudian, penyediaan akses akan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Kementerian Kominfo juga menegaskan akan memantau penyediaan akses internet oleh pihak swasta untuk mengetahui kebutuhan kapasitas terkini.

  • Satelit dengan Kapasitas Terbesar di Asia

Memiliki total transmisi 150Gbps, satelit Satria-1 menjadi satelit dengan kapasitas terbesar di Asia dan menjadi nomor lima di dunia. Kapasitas satelit ini bahkan melebihi sembilan satelit aktif yang digunakan Indonesia sekarang.

  • Dukung Layanan Publik di Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Keamanan

Penggunaan satelit Satria-1 akan dioptimalkan untuk mendukung pelayanan publik di bidang kesehatan, pendidikan, dan keamanan. Untuk itu, Kementerian Kominfo akan menjalin sinergi dengan berbagai pihak agar bisa mengoptimalkan pemakaian satelit ini.

Dalam hal ini, menurut Dirjen IKP Kementerian Kominfo Usman Kansong, pihaknya akan bersinergi dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian Dalam Negeri, TNI dan Polri serta pemerintah daerah. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Fakta Menarik Lain dari Satelit Satria-1, Punya 11 Stasiun Bumi dan Tawarkan Internet Cepat

  • Proyek yang Dibangun dengan Skema KPBU

Pembangunan proyek satelit Satria-1 menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. Bakti Kominfo akan bertindak sebagai penanggung jawab proyek, sedangkan PT Satelit Nusantara Tiga sebagai penyelenggara.

Oleh sebab itu, satelit milik pemerintah ini akan dikelola PT Nusantara Tiga dengan mekanisme build, operation, and transfer (BOT). Kemudian, setelah 15 tahun, asetnya akan diambil alih pemerintah.

  • Operasional Satelit Satria-1 Didukung 11 Stasiun Bumi

Operasional satelit ini juga ditunjang dengan 11 stasiun Bumi (gateway) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, seperti Cikarang, Batam, Banjarmasin, Batam, Pontianak, Tarakan, Manado, Kupang, Ambon, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

Adapun pusat kontrol utama dan pusat jaringan satelit ini berlokasi di Cikarang, Jawa Barat serta stasiun kontrol cadangan ada di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Untuk pembangunan antena di 11 gateway, PSN bekerja sama dengan The North West China Research Institute of Electronic Equipment (NWIEE)

  •  Hadirkan Kecepatan Internet Tinggi

Perlu diketahui pula, Satria-1 merupakan satelit multifungsi yang dikembangkan menggunakan teknologi high-throughput satellite (HTS) atau satelit dengan karakteristik internet berkecepatan tinggi.

Kominfo juga kini tengah menyiapkan hot backup satellite untuk memenuhi kebutuhan satelit internet nasional. Saat ini, proses kontruksi backup satellite tersebut sedang dilakukan di Los Angeles dan sudah mencapai 85 persen. Rencananya, satelit cadangan ini diluncurkan pada Oktober 2023.

3 dari 4 halaman

Mahfud MD: Indonesia Berhasil Luncurkan Satelit Satria 1, Bakal Ratakan Akses Internet di Daerah Pedalaman

Di sisi lain, Plt Menkominfo Mahfud MD mengucapkan selamat kepada seluruh masyarakat Indonesia atas keberhasilan peluncuran Satelit Satria 1 di Cape Canaveral, Floria, Amerika Serikat, Senin (19/6/2023) pagi.

Menurut Mahfud, Satelit Satria 1 berhasil meluncur pada pukul 1 waktu Florida atau pukul 05.21 WIB. Ia menyebut, satelit ini merupakan satelit internet pertama milik Indonesia.

"Satelit Satria 1 merupakan satelit internet pertama milik Indonesia yang diluncurkan oleh roket Falcon 9 milik SpaceX dari landasan Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat," kata Mahfud dalam keterangan resmi, Senin pagi.

Mahfud pun menjelaskan bahwa fungsi Satelit Satria 1 adalah untuk meratakan akses internet di daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan).

 

4 dari 4 halaman

Mahfud Tegaskan Satria 1 Bakal Tunjang Pelayanan Publik dengan Kehadiran Internet

"Fungsi Satria 1 ini adalah untuk meratakan akses internet, terutama untuk keperluan pendidikan, kesehatan, layanan publik, untuk masyarakat, untuk TNI, untuk Polri di seluruh wilayah Tanah Air, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, terpencil," kata Mahfud.

Mahfud membantah pendapat yang menyebut peluncuran Satria 1 tidak ada gunanya. Karena pada kenyataannya, menurutnya, Satelit Satria 1 akan melayani wilayah 3T atau daerah pedalaman yang sebelumnya belum terkover akses internet cepat. Dengan begitu, pelayanan publik seperti disebutkan di atas bisa dijalankan dengan baik.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.