Sukses

Top 3 Tekno: Instagram Kesal dengan Pengguna Reels yang Unggah Video ke TikTok

Instagram disebut-sebut merasa kesal dengan para kreator yang membuat video di Reels, tetapi mengunggahnya ke TikTok.

Liputan6.com, Jakarta - Instagram disebut-sebut merasa kesal dengan para kreator yang membuat video di Reels, tetapi mengunggahnya ke TikTok. Berita ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Jumat (19/8/2022).

Informasi lain yang juga populer datang dari 17 juta data pelanggan PLN yang diduga bocor dan dijual di forum hacker.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Instagram Kesal Banyak Pengguna Bikin Video di Reels tapi Unggah ke TikTok

Instagram berang dengan para kreator yang membuat video-video di Reels, tetapi mengunggahnya ke TikTok. Ketika memakai Reels, The Verge mendapati saat mencoba mengunduh konten yang sudah diedit ke iPhone, video tersebut kehilangan audio yang sudah dipilih.

Itu berarti, saat pengguna ingin mengekspor rekaman dari Reels untuk dipakai di aplikasi lain, pengguna harus mengunggah ke Reels terlebih dahulu agar bisa menyimpan versi video yang dilengkapi dengan suara.

Padahal sebelumnya, pada akhir Juli, pengguna Instagram masih bisa mengunduh video yang sudah diedit di Reels (tanpa mem-posting) lengkap dengan audionya, kemudian diunggah di aplikasi lain seperti TikTok.

Laporan The Verge yang dikutip Jumat (19/8/2022) menyebutkan, berdasarkan uji yang mereka lakukan, audio dihilangkan pada tiga iPhone yang dipakai. Meski begitu, ekspor video dengan audionya dari Reels dari Android masih bisa dilakukan.

Instagram juga tidak menanggapi permintaan komentar mengenai hal ini. Berdasarkan pengujian, tool di aplikasi TikTok tidak terlalu baik untuk pengeditan lebih lanjut.

Baca selengkapnya di sini 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. 17 Juta Data Pelanggan PLN Diduga Bocor, Dijual di Forum Hacker

Dugaan kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, pengguna internet di Twitter melaporkan adanya penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Tangkapan layar yang dibagikan menunjukkan laman breached.to. Isinya adalah akun bernama loliyta, yang mengklaim menjual data PLN.

Mengutip laman tersebut, Jumat (19/8/2022), beberapa data pelanggan PLN yang diklaim dijual di antaranya ID, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat, nomor meteran, hingga tipe meteran, serta nama unit UPI.

"Hi, Im selling data PLN 17 MILLION++ with field ID,Idpel,Name,Consumer Name,Energy Type,Kwh,Address,Meter No,Unit Upi,Meter Type,Nama Unit Upi,Unit Ap,Nama Unit Ap,Unit Up,Nama Unit Up,Last Update,Created At," tulis akun itu.

Lebih lanjut, pelaku juga membagikan beberapa sample dari data-data PLN tersebut. Beberapa pengguna diketahui sudah me-mention kabar kebocoran data ini melalui akun Twitter PLN di @pln_123. Belum ada tanggapan PLN terkait hal ini.

Baca selengkapnya di sini 

 

3 dari 4 halaman

3. Menkominfo Minta Distribusi STB TV Digital di Jabodetabek Tepat Sasaran

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate meminta agar distribusi Set Top Box (STB) untuk TV Digital di wilayah Jabodetabek bisa dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.

Hal ini dinyatakan oleh Johnny G. Plate, jelang Analog Switch Off (ASO) atau dihentikannya siaran TV analog di sejumlah wilayah pada 25 Agustus 2022 mendatang, di mana salah satunya di Jabodetabek.

Johnny, dalam diskusi publik Dukung Era Baru TV Digital Jabodetabek Siap ASO di Jakarta, juga menginginkan agar kepala daerah di Jabodetabek, yang mencakup tiga provinsi, untuk memberikan data yang akurat agar implementasinya tepat sasaran.

"Jangan sampai kita menjadi sensitif, salah tempat ribut di lapangan. Kenapa yang sana dapat, yang sini tidak. Saya minta tolong ini diatur dengan baik agar distribusinya benar-benar tepat," kata Johnny, Jumat (19/8/3033).

Menkominfo pun menyebut sudah ada 70 perusahaan produsen STB yang sudah tersertifikasi Kominfo. Johnny juga menyebut, chip untuk STB TV digital cukup meski ada kendala di pasokan chip "yang berat."

Baca selengkapnya di sini 

4 dari 4 halaman

Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.