Sukses

Tiongkok Klaim Tangkap Sinyal Diduga dari Alien

Namun, laporan oleh ilmuwan Tiongkok tentang kemungkinan sinyal alien itu tiba-tiba dihapus setelah membuat heboh pemberitaan dan media sosial

Liputan6.com, Jakarta - Tiongkok membuat heboh pemberitaan dengan mengklaim bahwa teleskop "Sky Eye" raksasa mereka, kemungkinan telah mendapatkan jejak sinyal dari peradaban alien yang jauh.

Para ilmuwan Tiongkok awalnya mempublikasikan temuan itu dalam sebuah laporan Science and Technology Daily pada Selasa pekan ini. Berita itu juga dimuat di surat kabar resmi Kementerian Sains dan Teknologi Tiongkok.

Meski begitu, dikutip dari Live Science, Jumat (17/6/2022), laporan yang dibuat oleh astronom di Beijing Normal University ini, tiba-tiba saja dihapus.

Adapun, dalam laporan itu, para astronom menulis bahwa mereka telah menemukan "beberapa kasus kemungkinan jejak teknologi dan peradaban luar angkasa dari luar Bumi."

Sinyal ini ditangkap oleh teleskop radio terbesar di dunia yang dijuluki Sky Eye milik Tiongkok, yang merupakan Five-hundred-meter Aperture Spherical radio Telescope (FAST).

Sky Eye mulai bekerja memindai luar angkasa untuk mencari sinyal radio yang dapat mengindikasikan kehidupan di luar Bumi pada tahun 2019.

Menyaring data pada 2020, para peneliti menyebut mereka melihat dua pita sempit atau narrow-band yang mencurigakan, yang kemungkinan sinyal radio buatan.

Lalu pada 2022, survei yang ditargetkan ke planet ekstrasurya, diketahui menemukan sinyal radio pita sempit aneh lainnya, sehingga jumlah semuanya menjadi tiga.

Karena sinyalnya adalah gelombang radio pita sempit yang biasanya hanya digunakan oleh pesawat dan satelit manusia, para ilmuwan mengatakan bisa saja sinyal itu dihasilkan teknologi alien.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan Dicabut, Belum Tentu Alien

Meski begitu, para ilmuwan tersebut mengatakan temuan mereka masih temuan awal dan harus diambil dengan hati-hati sampai analisa selesai.

Dikutip dari New York Post, setelah sempat membuat heboh pemberitaan, termasuk media sosial Weibo, pada hari Rabu waktu setempat, laporan itu tiba-tiba dicabut tanpa alasan yang jelas.

Namun, para penggemar alien yang sudah tidak sabar ingin bertemu makhluk luar angkasa tampaknya harus kecewa.

Pasalnya, para peneliti juga mencatat dalam laporan itu bahwa tidak menutup kemungkinan apa yang mereka temukan bukanlah alien atau berasal dari luar angkasa.

Zhang Tonjie, Chief Scientist di tim pencarian peradaban luar angkasa universitas itu mengatakan, sinyal ini bisa jadi adalah sebuah gangguan radio.

"Kemungkinan sinyal yang mencurigakan adalah semacam gangguan radio juga sangat tinggi, dan itu perlu dikonfirmasi lebih lanjut dan dikesampingkan. Ini mungkin proses yang panjang," kata Zhang.

3 dari 4 halaman

NASA Bikin Tim Independen untuk Pelajari Soal UFO

Sebelumnya, Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) membentuk tim untuk mengkaji fenomena aerial tak dikenal (unidentified aerial phenomena/UAP), atau istilah baru untuk unidentified flying object (UFO), dari perspektif ilmiah atau sains.

UAP sendiri didefinisikan NASA sebagai terlihatnya peristiwa di langit yang tidak dapat diidentifikasi, sebagai pesawat atau fenomena alam yang diketahui.

Studi ini akan fokus pada mengidentifikasi data yang tersedia, cara terbaik untuk mengumpulkan data di masa depan, serta bagaimana data bisa digunakan oleh NASA untuk memajukan pemahaman ilmiah tentang UAP.

Mengutip laman resminya, Minggu (12/6/2022), NASA mengatakan terbatasnya pengamatan fenomena semacam ini, membuatnya sulit untuk menarik kesimpulan ilmiah tentang sifat peristiwa tersebut.

Mereka mengatakan, fenomena tak dikenal di atmosfer menarik bagi keamanan nasional dan keselamatan udara.

Sehingga, menetapkan peristiwa mana yang terjadi secara natural, merupakan langkah kunci pertama untuk mengidentifikasi atau memitigasi fenomena tersebut.

Hal ini, kata NASA, sejalan dengan salah satu tujuan NASA untuk memastikan keselamatan pesawat. Selain itu, badan antariksa itu juga mengatakan tidak ada bukti bahwa UAP atau UFO berasal dari luar Bumi.

4 dari 4 halaman

Punya Akses ke Pengamatan Bumi

Thomas Zurbuchen, Associate Administrator for Science di markas NASA, Washington mengatakan, mereka memiliki akses ke berbagai pengamatan Bumi dari luar angkasa, yang menjadi sumber kehidupan penyelidikan ilmiah.

"Kami memiliki alat dan tim yang dapat membantu kami meningkatkan pemahaman kami soal yang tidak diketahui. Seperti itu penjelasan definisi sebenarnya dari sains. Itulah yang kami lakukan," kata Zurbuchen.

Lebih lanjut, kata NASA, tim bukan bagian dari Unidentified Aerial Phenomena Task Force milik Departemen Pertahanan, atau penerusnya.

Namun, mereka juga akan berkoordinasi dengan pemerintah tentang bagaimana menerapkan alat-alat ilmu pengetahuan, untuk menjelaskan sifat dan asal usul dari UAP.

Tim studi independen ini akan dikepalai oleh David Spergel, ahli astrofisika dan presiden dari Simons Foundation di New York City.

"Mengingat kurangnya pengamatan, tugas pertama kami hanyalah mengumpulkan kumpulan data paling kuat yang kami bisa," kata Spergel.

"Kami akan mengidentifikasi data apa – dari warga sipil, pemerintah, organisasi nirlaba, perusahaan – yang ada, apa lagi yang harus kami kumpulkan, dan cara terbaik untuk menganalisisnya," imbuhnya.

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.