Sukses

Pemerintah India Minta Starlink Patuhi Regulasi Sebelum Gelar Layanan

Pemerintah India diketahui telah meminta Starlink untuk mendapatkan lisensi terlebih dulu sebelum gelar layanan internet di negara tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah India dilaporkan telah meminta Starlink untuk menghentikan pemesanan layanan internet via satelit di negara tersebut sebelum mendapatkan izin dan memenuhi regulasi di negara tersebut.

Sebagai informasi, Starlink merupakan layanan internet via satelit yang dirilis SpaceX. Sejak tahun lalu, layanan internet ini memang sudah menawarkan layanannya ke konsumen.

Untuk di India sendiri, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (28/11/2021), Starlink telah mendaftarkan bisnisnya sejak 1 November 2021. Layanan dari SpaceX ini juga sudah memulai promosi layanannya termasuk membuka pendaftaran bagi calon pelanggan.

Hanya menurut pemerintah India, Starlink belum memiliki izin untuk menggelar layanan internet saat ini. Karenanya, pemerintah meminta konsumen tidak buru-buru mendaftarkan diri memakai layanan tersebut.

Terkait permintaan pemerintah India, Starlink mengatakan pihaknya masih menolak untuk berkomentar. Hingga saat ini, Starlink juga belum mengumumkan secara resmi kapan layanannya akan hadir di India.

Kendati demikian, perusahaan telah menargetkan dapat menyediakan 200.000 perangkat di India hingga Desember 2022, dengan 80 persen di antaranya di wilayah pedesaan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Uji Coba Layanan Internet Starlink, Berapa Tarifnya?

Untuk diketahui, layanan internet Starlink dari SpaceX ternyata sudah mulai memasuki tahap uji coba di akhir tahun lalu. Informasi itu diketahui dari email yang diterima sejumlah orang yang menyatakan tertarik berlangganan layanan berbasis internet ini.

Dikutip dari Business Insider, Sabtu (31/10/2020), dalam email itu SpaceX juga menyertakan biaya berlangganan yang akan dibebankan pada pengguna apabila tertarik memakai layanan internet Starlink.

Lewat paket berlangganan yang dikenal dengan nama 'Better Than Nothing Beta', SpaceX mematok biaya berlangganan USD 99 (Rp 1,4 juta) per bulan.

Biaya itu belum termasuk peralatan tambahan, seperti router, mounting tripod, dan terminal untuk terhubung dengan satelit seharga USD 499 (Rp 7,2 juta).

Uniknya, dengan paket yang ditawarkan, SpaceX sepertinya sengaja mengingatkan pengguna tentang layanan yang mereka hadirkan memang belum sesuai ekspektasi.

"Seperti nama paketnya, kami memang berupaya untuk menurukan ekspektasi awal anda," tutur perusahaan yang dipimpin oleh Elon Musk tersebut.

3 dari 3 halaman

Kecepatan yang Ditawarkan Starlink

Adapun kecepatan yang ditawarkan nantinya akan bervariasi mulai dari 50Mb/detik hingga 150Mb/detik, dengan latency dari 20ms hingga 40ms selama beberapa bulan ke depan seiring peningkatan sistem Starlink.

"Ada pula masanya tidak ada konektivitas sama sekali," tulis perusahaan lebih lanjut. Sebagai bagian dari layanan, SpaceX juga meluncurkan aplikasi Starlink di Play Store dan App Store.

Saat ini, ada hampir 900 satelit Starlink yang ada di orbit Bumi. Jumlah satelit itu disebut sebagai bagian dari perusahaan untuk menghadirkan internet berkecepatan tinggi yang menjangkau seluruh Bumi.

(Dam/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.