Sukses

WHO Resmi Putuskan Kecanduan Gim Sebagai Masalah Kesehatan Mental

Dalam laporan terbaru International Classification of Diseases (ICD), WHO resmi memasukkan kecanduan gim ke dalam daftar penyakit modern.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi kesehatan dunia (WHO), secara resmi mengakui kecanduan gim sebagai masalah mental. Hal ini diumumkan pada Sabtu 25 Mei 2019.

Dalam laporan terbaru International Classification of Diseases (ICD), WHO resmi memasukkan kecanduan gim ke dalam daftar penyakit modern.

Informasi, Juni tahun lalu organisasi tersebut "mendaftarkan" kecanduan gim di bawah bagian perilaku yang berpotensi berbahaya terkait teknologi, termasuk terlalu banyak memakai internet, komputer, smartphone dan banyak lagi.

Dikutip dari laporan WHO via Mashable, Senin (27/5/2019), kecanduan gim berada di bawah subkategori ICD-11 yang disebut gangguan karena penggunaan narkoba atau perilaku adiktif.

Ini dideskripsikan sebagai pola perilaku gim yang terus-menerus atau berulang, yang mungkin online atau offline.

Lebih lanjut dijelaskan, perilaku kecanduan gim ini membuat seseorang tidak bisa mengontrol diri, memprioritaskan gim daripada kegiatan sehari-hari, dan bersifat kelanjutan atau semakin meningkat sehingga terjadi konsekuensi negatif.

Berarti kecanduan gim masuk ke dalam kategori yang sama dengan alkoholisme, kecanduan bermain judi, dan ketergantungan penggunaan ganja yang berlebihan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pro Kontra Keputusan WHO

Ilustrasi bermain gim (pixabay.com)

Keputusan WHO menggolongkan kecanduan gim ke dalam masalah mental pun mendapat sambutan dari Hilarie Cash, Pendiri reSTART. reSTART merupakan program rawat inap pertama di AS yang menangani pecandu video gim.

"Saya terkejut karena perlu lama bagi banyak orang mengetahui fakta ini. Saya juga mengerti, mereka (WHO) harus memiliki bukti kuat yang didasari penelitian sebelum menentukan jenis gangguan mental baru," kata Cash.

Kendati begitu, tidak semua pakar kesehatan yakin, mengkarakterisasi waktu bermain di depan layar merupakan sebuah gangguan. Beberapa di antaranya mengingatkan, hal ini bisa menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu bagi orangtua.

"Orang harus memahami, tidak semua anak yang menghabiskan berjam-jam di depan layar merupakan seorang pecandu. Kalau tidak, ruang medis bakal dipenuhi banyak orangtua yang meminta bantuan," ujar juru bicara British Psychological Society, Joan Harvey.

Sekadar diketahui, kecanduan gim belum diakui sebagai masalah kesehatan mental oleh American Psychiatric Association (APA). Sebelumnya, APA menyebut diperlukan banyak penelitian dan uji klinis sebelum mempertimbangkan kecanduan gim sebagai masalah kesehatan mental.

 

3 dari 3 halaman

Berdasarkan Dokter dan Ahli Kesehatan Dunia

Ilustrasi Dua Orang Anak Muda Bermain Gim Mobile. Kredit: NatureaAddict via Pixabay

Kecanduan gim masuk dalam revisi terbaru panduan klasifikasi masalah mental menurut WHO (International Classification of Diseases).

IDC dikeluarkan oleh para dokter dan profesional di bidang kesehatan sebagai standar diagnostik sekaligus untuk menjamin asuransi mau mengkovernya.

Kecanduan gim dianggap sebagai masalah mental tepat setelah seorang gadis berusia 9 tahun di Inggris dikirim ke pusat rehabilitasi lantaran kecanduan gim Fortnite.

"Dia dalam terapi karena kecanduan gim, menarik diri dari pergaulan, gelisah, dan bermain hingga 10 jam sehari, kadang tidak tidur dan tidak meninggalkan layar," tutur sang ibu.

(Ys/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.