Sukses

Pria Ini Klaim Jarak Bumi ke Bulan Sangat Dekat

Liputan6.com, Jakarta - Jarak Bumi ke Bulan ternyata sangat dekat. Hal tersebut disampaikan oleh pengamat luar angkasa amatir Allan Nielsen.

Dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, ia bahkan menampik teori yang menjelaskan bahwa jarak Bumi ke Bulan sangat jauh, yakni berkisar 384.400 kilometer.

Dilansir Express pada Selasa (22/5/2018), Nielsen mengaku jarak keduanya bisa diukur dengan kamera biasa.

Nielsen bisa mengukur jarak antara Bumi dengan Bulan dengan kamera Nikon P900. Setelahnya, ia memperbesar gambar Bulan pada foto yang diambil.

Sementara, Nielsen juga menggunakan kamera yang sama dan mengambil foto di Bumi. Ia mengambil gambar kincir angin listrik yang cuma berjarak 2,5 kilometer dari tempatnya.

Ia mengklaim hasilnya sangat kontras. Dari foto Bulan yang ia bidik, objek Bulan tampak lebih kontras dan detail jika dibandingkan dengan kincir angin listrik.

"Bulan ternyata memiliki jarak yang sangat dekat. Bisa dilihat dari kejelasan detail foto ini," ujar Nielsen.

Lucunya, ia tidak mengungkap seberapa dekat jarak antara Bumi dan Bulan. Nielsen bahkan menuduh NASA juga telah membodohi manusia soal jarak Bumi dan Bulan.

"Aku tidak pernah percaya dengan NASA karena mereka telah membohongi kita," ucap Nielsen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ranging Retroreflector

NASA sendiri tidak angkat bicara soal pernyataan Nielsen. Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut menganggap, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghitung Bumi dan Bulan, salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi Ranging Retroreflector.

"Di Bumi, kita bisa menggunakan retroreflector dan mengetahui jarak ke Bulan. Dengan begitu, setiap level sentimeter dan posisi mereka bisa diketahui secara akurat," tandas NASA.

3 dari 3 halaman

Manusia Baru Bisa Huni Bulan pada 2040?

Manusia sendiri diprediksi akan bisa menghuni Bulan dalam kurun waktu 23 tahun lagi, tepatnya pada 2040.

Prediksi ini dinyatakan langsung oleh para peneliti Badan Antariksa Eropa (ESA, European Space Agency). Kira-kira, pada waktu tersebut akan ada sekitar 100 orang yang akan memiliki hunian permanen di Bulan.

Konsep hunian di Bulan ini dicetuskan oleh pimpinan peneliti ESA untuk Bulan, Bernard Foing. Ia sendiri juga telah mematangkan konsep tersebut dengan 'kota' kecil yang disebut Moon Village.

"Yang pertama tinggal di Bulan akan memulai kolonisasi pertama dengan baik. Mereka bisa hidup bersama keluarga dan anak-anak baru, serta bercocok tanam bahan batu yang bisa ditumbuhkan di sana," ujar Foing seperti dikutip Mirror pada Rabu (27/9/2017).

Walau manusia nanti baru benar-benar tinggal di Bulan pada 2040, bukan berarti mereka bisa berdiam diri dan menunggu waktu tiba.

Dijelaskan Foing lebih lanjut, pada 2030 nanti ESA justru akan mengirim 10 orang yang terdiri dari ilmuwan, teknisi dan insinyur untuk pergi lebih dulu ke Bulan. "Nanti baru di 2040 bertambah hingga 100 orang," imbuhnya.

"Dan di 2050, koloni akan berkembang hingga ribuan orang, dan secara alamiah manusia di sana akan memiliki keturunan," tuturnya menambahkan.

Bagaimana pun, mengirim manusia dan peralatannya ke Bulan bukanlah perkara mudah. Sebab, butuh biaya besar dan konsekuensi berbahaya untuk bisa menghidupkan orang-orang di sana.

Karena itu, para ilmuwan percaya, untuk bisa merealisasikan hal tersebut perusahaan aeronautika seperti ESA, NASA, SpaceX, dan Blue Origin, bisa bekerjasama dengan pemerintah untuk mematangkan konsep ini.

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini