Sukses

Eropa Beri Peringatan Bahaya Baterai Li-on di Pesawat

Otoritas penerbangan Eropa mengingatkan maskapai dan penumpang tentang bahaya baterai lithium ion di dalam pesawat serta langkah keamanannya

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas keselamatan penerbangan Eropa mengingatkan kepada penumpang dan maskapai tentang tata cara membawa perangkat elektronik dengan baterai lithium ion (li-ion) di pesawat selama masa liburan Natal.

Baterai lithium-ion biasa digunakan pada perangkat laptop, smartphone, tablet, dan rokok elektronik. Peringatan itu diberikan lantaran baterai jenis ini dianggap rentan terbakar.

Bahkan ada kekhawatiran, jika baterai lithium ion ini menyebabkan kebakaran di pesawat, proses pemadamannya tidak akan mudah.

"Sangat penting untuk pihak maskapai memperingatkan penumpangnya bahwa perangkat elektronik harus dibawa di dalam kabin, jika hal tersebut memungkinkan," demikian pernyataan dari European Aviation Safety Agency (EASA) sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Reuters, Kamis (21/12/2017).

Sekadar diketahui, saat ini telah banyak maskapai Eropa yang memiliki prosedur penanganan keamanan bagi penumpang yang membawa perangkat elektronik. Misalnya saja dengan mengingatkan penumpang, bahwa laptop tidak boleh ditaruh di bagasi.

EASA mengatakan, ada beberapa perangkat yang terlalu besar untuk ditempatkan di kabin. Oleh karenanya, perangkat elektronik berukuran besar itu harus dimatikan dan dikemas sedemikian rupa untuk menghindari kerusakan yang akhirnya menyebabkan baterai terbakar.

Selain itu, perangkat-perangkat elektronik berbaterai lithium ion ini juga tidak boleh ditempatkan dalam tas yang berisi barang mudah terbakar seperti parfum.

Selain itu, penumpang juga dianjurkan untuk melepas baterai perangkat seperti laptop atau rokok elektronik demi keamanan saat penerbangan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peringatan FAA Soal Galaxy Note 7

Peringatan terkait baterai lithium ion di pesawat sebenarnya bukanlah hal baru. Sebelumnya, regulator penerbangan Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan larangan untuk mengaktifkan Galaxy Note 7 lantaran baterai lithium ion yang digunakan dalam perangkat tersebut bisa menyebabkan ledakan. 

Regulator penerbangan AS itu dengan keras menyarankan penumpang untuk tak mengaktifkan atau mengisi daya Galaxy Note 7 mereka di pesawat.

Imbauan bersifat mendesak ini berlaku saat penumpang sedang terbang, terkait dengan adanya kemungkinan perangkat premium Samsung itu akan meledak.

"Menindaklanjuti kejadian yang terjadi belakangan ini, serta berkaitan dengan penarikan perangkat Galaxy Note 7, FAA menyarankan dengan keras kepada penumpang untuk tak mengaktifkan dan mengisi daya perangkat tersebut ketika berada dalam penerbangan serta di dalam bagasi," demikian bunyi pernyataan FAA.

Tak hanya otoritas penerbangan AS, sebelumnya beberapa maskapai sipil di Australia juga meminta penumpang untuk tak menggunakan dan mengisi daya Galaxy Note 7 saat dalam penerbangan.

(Tin/Cas)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.