Sukses

Bidik UKM, Twitter Tawarkan Layanan Iklan Self Service

Layanan iklan self service ini dapat dimanfaatkan kalangan UKM dan startup tanpa memerlukan keahlian apapun (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Seperti yang telah diwartakan sebelumnya, Twitter Inc sempat menawarkan platform layanan iklannya ke segmen small medium business (SMB) atau Usaha Kecil Menengah (UKM) di 200 negara.

Layanan iklan yang bernama Twitter Ads ini sudah mendarat di Tanah Air sejak April lalu. Konsep dasarnya adalah Twitter ingin memonetasi layanannya dengan memberikan fasilitas iklan yang menyasar UKM dan juga perusahaan rintisan (startup). Bahkan, para pelaku UKM bisa memanfaatkan layanan iklan ini secara self service, tanpa memerlukan keahlian apapun.

Pada acara Twitter Ads Workshop yang digelar di Conclave Jakarta, Kamis (17/9/2015), diungkap bahwa sektor UKM Indonesia menyerap tenaga kerja sebanyak lebih dari 95 persen dan 58 persen dari total produk domestik bruto (PDB) dalam negeri. Dengan platform layanan iklan self service inilah para pelaku UKM dapat dengan mudah meningkatkan kunjungan ke situs, conversion, serta penjualan di lebih dari 200 pasar.

"Twitter Ads ini bisa menjadi pilihan untuk program pemasaran bagi pengusaha kecil-menengah atau startup yang ada di Indonesia," kata Chatrine Siswoyo, SMB Marketing Manager Twitter Asia Pacific ketika ditemui tim Tekno Liputan6.com.

Chatrine Siswoyo, SMB Marketing Manager Twitter Asia Pacific
Menurut Chatrine, Twitter Ads dapat memudahkan para pelaku UKM karena mengusung konsep self service, dimana penggunanya dapat mengatur sendiri target konsumen, tujuan program pemasaran, sampai anggaran harian yang akan dikeluarkan.

"Kami memiliki tujuan program pemasaran dengan dua hasil, yakni untuk memperluas pengetahuan khalayak akan sebuah brand, dan juga meningkatkan performa brand di pasaran," tambahnya.

Satu dari beberapa keunggulan layanan iklan Twitter ini, ungkap Chatrine, adalah poin kemudahan dan fleksibilitas pembayaran. Nantinya, pengguna Twitter Ads hanya akan membayar sesuai dengan tujuan pemasaran yang dipilih.

"Sebagai contoh, tujuan dari brand A adalah untuk menambah follower, oleh karena itu brand tersebut akan ditagih pembayarannya jika iklannya di Twitter Ads dapat menghasilkan followers baru," terang Chatrine.

Terkait perihal biaya, nantinya akan disesuaikan dengan anggaran harian yang sudah diatur sendiri oleh pengguna Twitter Ads. Misalnya, satu hari pengguna layanan tersebut membuat anggaran sebesar Rp 50.000, maka nanti jika biayanya sudah sampai Rp 50.000, secara otomatis iklannya juga akan berhenti.

Untuk memanfaatkan layanan ini, UKM atau startup hanya perlu registrasi akun baru di Twitter Ads, serta melakukan pembayaran dengan kartu kredit. Untuk sementara ini, Chatrine menjelaskan metode pembayaran yang bisa digunakan hanyalah dengan kartu kredit.

"Untuk ke depannya, kami akan berusaha untuk membentuk metode pembayaran selain kartu kredit, sehingga layanan ini bisa dimanfaatkan semua pelaku UKM," tutupnya.

(jek/dhi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.