Sukses

Piala Asia Wanita adalah kompetisi bergengsi sepak bola wanita di Benua Asia

Informasi Umum

  • NamaPiala Asia Wanita
  • Jadwal penyelenggaraan20 Januari - 6 Februari 2022
  • Tempat penyelenggaraanIndia
  • Jumlah peserta12 tim
  • WilayahAsia
  • Format kompetisiSistem gugur

Rekor Piala AFF Sepanjang Masa

  • Juara terbanyakTiongkok (1986, 1989, 1991, 1993, 1995, 1997, 1999, 2006)
  • Juara terakhirJepang (2018)

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

AFC Women's Championship atau akrab dikenal sebagai Piala Asia Wanita merupakan kompetisi sepak bola wanita bergengsi yang ada di tingkat asia. Kompetisi ini pertama kali bergulir pada tahun 1975 atau 47 tahun silam.

Meski kompetisi ini dianggap baru seumur jagung oleh beberapa pihak, tetapi Piala Asia Wanita nyatanya menjadi kompetisi sepak bola internasional wanita tertua yang ada di dunia. Bisa dibilang, Piala Asia Wanita menjadi pelopor perdana dari banyaknya kompetisi sepak bola wanita di tingkat regional maupun dunia.

Sepanjang pelaksanaannya, Piala Asia Wanita telah bergulir sebanyak 19 kali. Tiongkok menjadi negara yang superior di ajang ini dengan menyabet 8 gelar juara atau hampir setengah edisi. Tiongkok bahkan suskes mengunci gelar 7 kali berturut-turut dalam rentang tahun 1986 sampai tahun 1999. Gelar terakhir Tiongkok diraih pada tahun 2006 usai mengalahkan Australia melalui babak penalti.

Peran Penting ALFC

Asian Ladies Football Confederation (ALFC) menjadi sosok kunci dari adanya kompetisi Piala Asia Wanita. Bekerja di bawah naungan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), ALFC melahirkan Piala Asia Wanita sebagai bentuk persamaan hak antara sepak bola pria dan sepak bola wanita.

Untungnya, AFC sebagai pemilik kuasa tertinggi atas ALFC menyetujui ide brilian ini. Hanya saja, ada beberapa hal yang dibuat berbeda, salah satunya adalah waktu pertandingan. Pada perhelatan awal Piala Asia Wanita, pertandingan hanya dilakoni selama 60 menit atau masing-masing babak terdiri dari 30 menit.

Kemudian, kompetisi ini juga dihelat setiap 2 tahun sekali pada awalnya. Lalu, pada awal 1980-an, tepatnya pasca tiga edisi terlaksana, ALFC mengusulkan untuk mengubahnya menjadi 3 tahun sekali. Namun, perubahan ini baru terlaksana pada Piala Asia Wanita edisi kelima atau pada tahun 1986.

Pasca 28 tahun bergulir setiap 3 tahun sekali, AFC kembali mengubah jadwal perhelatan kompetisi bergengsi ini. Pada 2014, AFC memutuskan untuk menggelar Piala Asia Wanita setiap 4 tahun sekali dan menjadikan kompetisi ini sebagai ajang kualifikasi Piala Dunia Wanita. Saat itu, AFC menggunakan ajang ini sebagai ajang kualifikasi Piala Dunia Wanita 2015.

Hingga kini, memasuki edisinya yang Ke-20, Piala Asia Wanita tetap bergulir setiap 4 tahun sekali. Dan tahun ini, tahun 2022, India berkesempatan menjadi tuan rumah Piala Asia Wanita untuk yang kedua kalinya usai menghelat kompetisi perdananya pada tahun 1979 atau edisi ketiga Piala Asia Wanita.

Kiprah Indonesia di Piala Asia Wanita

Raihan Garuda Pertiwi di ajang bergengsi ini bisa dibilang tidak terlalu ciamik. Dari 20 edisi yang digelar, Timnas Indonesia baru lima kali ambil bagian.

Garuda Pertiwi pertama kali mengikuti kompetisi ini pada edisi kedua Piala Asia Wanita yang dihelat tahun 1977. Tergabung di Grup A Piala Asia Wanita 1977, Timnas Indonesia bersaing dengan Taiwan dan Jepang.

Sebagai tim kuda hitam, Timnas Indonesia langsung takluk pada laga perdana. Garuda Pertiwi dicukur 5-0 tanpa balas oleh Taiwan.

Untungnya, pada laga kedua, Timnas Indonesia mampu bangkit. Melawan Jepang, skuat Garuda tampil habis-habisan demi merebut satu tiket ke fase gugur. Timnas Indonesia pun sukses mencetak satu gol pada menit ke-20 yang dicetak oleh Lantang. Hingga peluit panjang pertandingan, tidak ada gol lagi yang tercipta dan Indonesia sukses memenangi laga 1-0 atas Jepang.

Pada partai Semifinal, Timnas Indonesia menjamu rekan satu wilayahnya, Thailand. Namun, semesta belum memihak kepada Garuda Pertiwi, sebab Timnas Indonesia takluk 1-2 atas Thailand.

Walau kalah, Timnas Indonesia sejatinya memiliki kesempatan untuk merebut posisi ketiga. Tapi, Lagi-lagi Garuda Pertiwi belum mampu menunjukkan permainan terbaiknya kontra Singapura. Garuda Pertiwi pun harus puas berada di peringkat keempat usai kalah 0-2 tanpa balas.

Selain edisi 1977, Timnas Indonesia juga pernah meraih pencapaian serupa. Hal ini terjadi pada ajang Piala Asia Wanita 1986.
Usai kalah 9-0 atas Tiongkok di babak Semifinal, Indonesia harus menegakkan kepala dan bertarung melawan Thailand di babak perebutan posisi ketiga. Namun, skuat Gajah Perang tampaknya masih terlalu kuat bagi Garuda Pertiwi dan Indonesia harus menerima kenyataan finis di urutan keempat usai kalah 1-3 atas Thailand.

Dua edisi lainnya yang diikuti Garuda Pertiwi, tepatnya pada tahun 1981 dan 1986, Timnas Indonesia belum mampu menembus babak gugur. Skuat Garuda harus terhenti di babak grup usai kalah perolehan jumlah angka.

Piala Asia Wanita 2022

Tampil untuk kelima kalinya di ajang Piala Asia Wanita, Garuda Pertiwi mencoba menembus batas kemampuannya. Timnas Indonesia akan bertarung habis-habisan demi mengharumkan panji Merah Putih di mata internasional.

Meski ada beberapa sentimen negatif terkait keberhasilan Indonesia lolos dari kualifikasi, tetapi Garuda Pertiwi tetap layak untuk diberi apresiasi atas kerja keras yang diberikan. Seperti diketahui, Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia Wanita 2022 dengan predikat juara Grup C.

Garuda Pertiwi sukses meraih dua kemenangan kontra Singapura di ajang Kualifikasi Piala Asia Wanita 2022 yang dihelat tahun lalu. Walau ada sedikit "keberuntungan" akibat mundurnya dua tim kuat di Grup C, yakni Irak dan Korea Utara, tetapi Timnas Indonesia lolos sesuai jalur yang disediakan oleh AFC.

Pada babak puncak, Timnas Indonesia mengawali pertarungannya di Grup B Piala Asia Wanita 2022. Garuda Pertiwi bakal saling sikut dengan Australia, Thailand, dan Filipina. Bisa dibilang, Grup B menjadi grup neraka bagi skuat Garuda. Pasalnya, Australia, Thailand, dan Filipina merupakan tim unggulan di ajang ini.

Australia menjadi unggulan kedua, Thailand menjadi unggulan keempat, dan Filipina menjadi unggulan kelima. Sementara, Garuda Pertiwi, sebagai tim yang kurang diunggulkan tetap berusaha menepis stigma buruk yang diberikan dan akan menampilkan segenap permainan terbaiknya di fase grup ini.