Sukses

Informasi Awal

  • PengertianHUT PDIP digelar di tanggal 10 Januari setiap tahunnya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) adalah sebuah partai politik Indonesia, dan partai dari Presiden Indonesia saat ini, Joko Widodo.

Berita Terkini

Lihat Semua
Topik Terkait

    Sejarah PDIP

    Sejarah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tak lepas dari hadirnya Partai Demokrasi Indonesia (PDI). PDIP adalah salah satu partai politik di Indonesia, yang pernah menjadi kontestan Pemilu dan merupakan satu diantara tiga partai peserta pemilu di era orde baru.

    PDI didirikan pada tanggal 10 Januari 1973, merupakan fusi (penggabungan) dari beberapa partai yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Partai Murba), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (Partai IPKI) dan juga dua partai keagamaan Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katolik di Jakarta.

    Dalam tubuh PDI, massa terbesar adalah berasal dari PNI, partai yang didirikan oleh Soekarno dengan basis massa di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

    IPKI adalah partai yang sangat anti-PKI pada zaman Orde Lama dalam hal ini posisinya adalah berseberangan dengan Partai Murba yang dibubarkan oleh Keputusan Presiden pada tanggal 21 September 1965. PDI mempunyai komitmen ideologi Pancasila sebagai prinsip dasar perjuangannya. Pada awal berdirinya, pada tahun 1973, PDI dipimpin oleh Mohammad Isnaeni.

    Keluarga Soekarno

    Dengan berkembangya semangat rehabilitasi nama Soekarno yang merupakan 'Proklamator dan juga pencetus Pancasila', pada masa kepemimpinan Soerjadi pada tahun 1986 mulailah diadakan pendekatan terhadap keluarga Sukarno, yaitu Megawati Soekarnoputri dan juga Guruh Soekarnoputra untuk bergabung dalam PDI.

    Dalam pemilu 1987 PDI mendapatkan sambutan positif baik dari kaum Sukarnois (PNI) dan terutama juga golongan pemilih muda pemula.

    Perpecahan

    Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya 2-6 Desember 1993, Megawati Soekarnoputri terpilih dengan suara terbanyak (meraih 256 dari 305 suara cabang) sebagai Ketua Umum PDI mengalahkan Budi Hardjono.

    Namun, pemerintahan Soeharto tidak puas dengan terpilihnya Mega sebagai Ketua Umum PDI. Mega pun didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI.

    Pada tanggal 27 Juli 1996, Peristiwa 27 Juli, kelompok Soerjadi melakukan perebutan kantor DPP PDI dari pendukung Megawati, sehingga pada pemilu 1997 pemilih PDI menjadi kecil karena sebagian besar massanya berpindah pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang lebih dikenal sebagai 'Mega Bintang'.

    Pemilu 1999

    Pada pemilu 1999 PDI di bawah Budi Hardjono dan PDI di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri menjadi PDI-Perjuangan (PDI-P) ikut dalam pemilihan umum dengan hasil akhir PDI Budi Hardjono kalah telak, sementara PDI-P memenangkan cukup banyak suara, meskipun tidak cukup untuk menjadikannya pemenang mutlak pemilu itu.

    Karena aturan electoral treshold 3% dari jumlah pemilih, maka PDI di bawah Budi Hardjono mengubah nama menjadi Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), di bawah pimpinan Dimmy Haryanto.

    Di sinilah, PDIP hadir pada tanggal 15 Februari 1999, yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri. Setiap tanggal 10 Januari, diperingatu HUT PDIP.