Sukses

Dua Anak Meninggal, Ponorogo Berlakukan Status Waspada DBD

Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, kasus kematian akibat DBD dilaporkan terjadi pada 12 Maret, karena kondisi pasien yang sudah buruk saat dibawa ke rumah sakit.

Liputan6.com, Surabaya - Dua anak di Ponorogo meninggal dunia akibat terserang Wabah demam berdarah dengue (DBD).

Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, kasus kematian akibat DBD dilaporkan terjadi pada 12 Maret, karena kondisi pasien yang sudah buruk saat dibawa ke rumah sakit.

"Dari laporan yang kami terima, kedua pasien masuk rumah sakit sudah dalam keadaan kurang baik atau masuk kategori dengue shock syndrome (DSS)," katanya, Senin (18/3/2024).

Jumlah kasus DBD yang tercatat di Dinkes Ponorogo sejauh ini ada 13 kasus. Namun jumlah sebenarnya diperkirakan lebih banyak, karena perbedaan metode penetapan kasus DBD antara Dinkes dan rumah sakit.

"Untuk kronologinya masuk ke RS sudah dalam keadaan kurang baik. Kami tidak menyalakan siapapun ini tetapi harus menjadi kewaspadaan kita semua. Kita saling mengingatkan. Kebersihan semua menjadi tanggung jawab semua," katanya.

Selain dua anak yang meninggal dunia tersebut, Dinkes Ponorogo juga sedang melakukan pelacakan terhadap satu orang anak yang juga diketahui meninggal dunia.

Kadinkes belum berani menyebutkan apakah disebabkan oleh demam berdarah atau faktor lain.

"Yang dilaporkan dan valid hanya dua orang, yang satu masih dilakukan pelacakan. Semoga tidak ada kasus atau penambahan lagi," katanya.

Saat ini, Dinkes Kesehatan Ponorogo memberlakukan status waspada wabah demam berdarah dan mengimbau warga untuk menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitar masing-masing.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerakan PSN Secara Masif

"Salah satu cara terbaik untuk mengatasi DBD adalah dengan melakukan pencegahan. Tidak sekedar fogging (pengasapan) tapi juga harus dilakukan gerakan PSN secara masif," kata Dyah Ayu Puspitaningarti.

Langkah kewaspadaan dan kesiagaan sebenarnya telah diberlakukan Dinkes Ponorogo sejak awal penghujan, dimana mulai muncul kasus DBD di daerah tersebut. Namun, upaya itu kini kembali ditingkatkan menyusul kasus kematian dua bocah yang terjangkit demam berdarah pada sepekan terakhir.

"DBD itu biasanya demam sembuh, demam lagi. Jadi harus diwaspadai, jangan sampai terlambat untuk penanganannya," katanya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.