Sukses

Pj Gubernur Adhy Karyono Optimistis Inflasi Jatim Terjaga Meski Sejumlah Kebutuhan Pokok Naik

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono optimistis di tengah fluktuasi harga sebagian kebutuhan pokok masyarakat jelang datangnya bulan ramadhan, inflasi di Jatim bisa terjaga di bawah rata rata inflasi nasional.

Liputan6.com, Surabaya - Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono optimistis di tengah fluktuasi harga sebagian kebutuhan pokok masyarakat jelang datangnya bulan ramadhan, inflasi di Jatim bisa terjaga di bawah rata rata inflasi nasional. 

Komoditas yang mengalami kenaikan harga di pasaran hingga memicu inflasi, lanjut Adhy adalah daging sapi, telur, ayam dan cabe baik cabe rawit maupun cabe merah. 

"Komoditas tersebut di atas memang dijual diatas HET tapi kenaikannya hanya 0,2 persen. Sedangkan daging sapi justru dibawa HET," ungkap Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Selasa (27/2/2024).

Fokus Pemprov Jatim saat ini, adalah menstabilkan harga beras dan cabe. Pemicu kenaikan harga beras disebabkan gabah kering giling naik kisaran Rp.7 ribu / Kg. Tetapi penjualan beras medium dan premium justru melebihi HET.

"Namun dibanding provinsi lain se Pulau Jawa, HET beras medium dan premium di Jatim justru paling rendah karena kita menjaga dengan baik," tegas Adhy. 

Dari ketersediaan stok beras, lanjut Adhy, dari bulog sendiri tersedia sebanyak 135 ribu ton, dan akan terus masuk baik melalui pelabuhan Probolinggo maupun Tanjung Perak Surabaya yang peruntukannya untuk bansos. 

"Dipisahkan untuk bansos beras itu, berbeda lagi CPP nya, dan ini setara dengan kalau kita menggunakan keluar masuk beras SPAP itu sekitar 6 bulan. Ini terus kita komunikasikan dengan direktur di bulog untuk bisa menambah kapasitasnya di Jatim," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pasar Murah Digeber

Selanjutnya, kata Adhy tinggal bagaimana beras SPAP itu kita kontrol supaya harga beras bisa tetap standart.

"Salah satu yang dilakukan Pemprov, adalah menggelar pasar murah dengan harga HET untuk beras, mintak dan sebagainya supaya ada pembanding dengan pasar," tegasnya.

Yang kedua, kata Adhy faktor masalah musim panen dimana akhir musim tanam dan musim panen raya pada bulan Maret sampai April mendatang. Mudah-mudahan terkontraksi.  "Kita bersyukur, ramadhan masuk tapi musim panen raya di Jatim juga masuk. Mudah-mudahan terkontraksi," harapnya. 

Sementara Pekerjaan Rumah (PR) Jatim adalah produk beras yang kualitas baik (premium) diambil pihak lain untuk distribusi ke 20 provinsi lain. Padahal, Jatim surplus beras 3,5 juta ton. "Kita berharap skema dibawah, beras cadangan itu jangan semuanya habis gitu lho. Jadi kalau semuanya habis adanya cuma beras bulog padahal ada yang lebih bagus bukan beras Taiwan dari luar negeri," jelas Adhy Karyono.

Ditambahkan Adhy Karyono, inflasi Jatim relatif terjaga dengan baik bahkan sesuai 3 plus minus 1 persen selama 2023 lalu. Bahkan walaupun 2024 ini target inflasi diturunkan BI menjadi 2,5 plus minus 1, Jatim tetap bisa stabil. 

"Jujur, walaupun harga sedkit bergejolak kita masih bisa menahan itu. Jadi insyaAllah menjelang ramadhan kita akan perbanyak pasar murah kemudian operasi pasar dan juga bagaimana menahan distribusi keluar antar daerah, sama sama membuat stok untuk memenuhi kebutuhan di masing masing kab/kota," pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.