Sukses

Nikmatnya Soto Kikil Kokot Sumenep, Kuliner yang Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda

Di Sumenep, ada warung yang khusus menyajikan masakan tersebut. Namanya Warung Adnan Soto Kikil Kokot. Meski letaknya tidak di tepi jalan, pecinta kuliner yang mampir ke Sumenep, hampir tidak melewatkan untuk mencicipi sedapnya kaldu kokot di tempat itu.

Liputan6.com, Sumenep - Kaki sapi ternyata bisa diolah menjadi masakan yang sangat lezat. Kaki sapi yang bisa dikenal dengan sebutan kikil ternyata menjadi makanan yang sangat digemari, jika bisa mengolahnya.

Salah satunya di Madura. Ada masakan yang bisa disebut Kaldu Kokot, berbahan dasar kikil sapi. Kokot dalam bahasa Madura berarti kikil. Cara membuatnya pun cukup mudah. Kokot sapi pertama-tama dibersihkan dahulu.

Lalu, kokot atau kilil sapi yang sudah bersih, dipotong-potong dan dibakar. Agar kotoran yang tersisa hilang. Kemudian, setelah dibakar, kokot dibilas dengan air dan direbus hingga mendidih.

Di Sumenep, ada warung yang khusus menyajikan masakan tersebut. Namanya Warung Adnan Soto Kikil Kokot. Meski letaknya tidak di tepi jalan, pecinta kuliner yang mampir ke Sumenep, hampir tidak melewatkan untuk mencicipi sedapnya kaldu kokot di tempat itu.

Ada petunjuk menuju sebuah gang. Lokasi rumah makan dengan menu khas kaldu kokot ini ada sekitar 150 meter dari jalan utama. Hanya beberapa langkah, sudah menemukan rumah dengan bagian terbuka salah satunya dan deretan kursi dan meja.

Kaldu kokot menjadi suguhan khasnya. Kokot adalah bahasa Madura untuk kikil. Jadi olahan ini berbahan utama kikil sapi. Sebenarnya ada dua jenis hidangan, kaldu kokot dan soto kokot.

Kaldu kokot tampil dengan ciri berupa rebusan kacang hijau, yang tak dimunculkan pada soto kokot. Pada soto kokot yang ditambahkan adalah singkong rebus. Di meja disediakan juga perkedel singkong yang renyah sebagai menu tambahan kaldu kokot.

Pada satu porsi sajian itu tak hanya ada kikil, tapi juga babat, usus, sumsum dan jeroan sapi lainnya. Bisa dibayangkan gurihnya kuah kaldunya.

Proses yang lama membuat dapur dari warung ini sudah ngebul sejak pukul 03.00.

"Prosesnya kan lama, merebusnya itu berjam-jam biar empuk,” kata Sri, pengelola warung itu, ditulis Senin (27/2/2023).

Selain kikil, warung bu Sri juga menyajikan menu jeroan dan tulang sumsum. Warung yang didirikan pada 1962 ini, kini dikelola oleh cucu pendiri atau generasi ketiga.

Bahkan putri Sri pun sekarang sudah turun tangan atau generasi keempat yang membantu usaha ini. Biasanya orang datang untuk sarapan dan makan siang. Rumah makan sederhana ini memang sudah buka dari pukul 05.00 WIB.

Sementara itu, menurut Khoir, salah satu pemilik warung kaldu kokot di Sumenep, mengatakan, ada banyak bumbu yang diberikan, agar masakan kaldu kokot menjadi lebih enak.

Di antaranya adalah bawang merah, bawang putih, lada, garam, penyedap rasa, bawang goreng, dan daun bawang. Semua bahan itu dihaluskan kemudian digoreng. "Kuah yang sudah diracik dengan bumbu dan kokot itu sudah siap disajikan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Disajikan Bersama Kacang Hijau

Masakan itu makin nikmat jika disajikan bersama dengan kacang hijau yang sudah direbus. Tapi, tak usah khawatir bagi penderita kolestrol. Sebab, masakan itu ditaburi jeruk nipis. Seporsi kaldu kokot di warungnya dijual dengan harga Rp 30 ribu.

Ya, Kaldu Kokot menjadi salah satu Warisan Budaya Takkbenda (WBtb) 2021 yang dianugerahkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi.

Ada lima sertifikat WBtb yang diborong meliputi meliputi dua jenis yaitu kuliner dan kesenian pertunjukan yakni Cakee dan Kaldu Kokot. Sedangkan bidang kesenian dan pertunjukan adalah Musik Tong-Tong, Sintong, dan Topeng Dhalang.

“Saya mengharapkan, kebudayaan asli di Kabupaten Sumenep terus bertahan dan lestari tidak tergerus perubahan zaman apapun di tengah-tengah masyarakat,” kata Bupati Fauzi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.