Sukses

PBNU Tolak Politik Identitas, Ansor Jatim Siap Kawal Perintah Gus Yahya

Fawait menjelaskan, tahun depan diprediksi perekonomian nasional akan suram. Kondisi itu akan semakin parah bila konflik horizontal akibat praktek politik identitas.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau  Gus Yahya menegaskan PBNU menolak politik identitas dalam kontestasi pemilu, baik pilpres, pileg mau pun pilkada.

Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya saat peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober 2022 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang.

Menanggapi hal itu, Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur bertekad mengawal perintah  tersebut. Bahkan Ansor akan memastikan di tidak ada praktek politik identitas di Jatim.

"Ansor Jawa Timur akan menjadi garda terdepan mengawal perintah Ketua Umum PBNU untuk melawan politik identitas," tegas Bendahara Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim, Muhammad Fawait, Rabu (26/10/2022).

Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif Jatim 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini menjelaskan, pihaknya sebagai Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim akan menginstruksikan anggota Fraksi Gerindra untuk tidak melakukan politik identitas. Sebab, hal itu berpotensi memecah belah persatuan bangsa.

Sebagai kader Ansor, Fawait juga akan menggalang komunikasi dengan sesama kader Ansor yang ada di parlemen dan di partai-partai lain untuk mengadang praktek politik identitas dalam kontestasi pemilu 2024. Karena akan menciderai proses demokrasi.

"Sebagai ormas terbesar, kader-kader NU pasti akan menjadi rebutan dalam kontestasi pemilu. Salah satu cara untuk mencegah politik identitas, saya akan menggalang komunikasi dengan kader-kader NU di partai lain untuk mempunyai semangat yang sama dalam menolak penggunaan politik identitas," ujar Fawait.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Konflik

Presiden Laskar Sholawat Nusantara ini menjelaskan, tahun depan diprediksi perekonomian nasional akan suram. Kondisi itu akan semakin parah bila konflik horizontal akibat praktek politik identitas.

Gus Fawait mengingatkan, praktek politik identitas bisa mengganggu stabilitas politik. Pada akhirnya juga akan merusak iklim investasi yang akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi, membuat angka pengangguran bertambah dan kemiskinan meningkat.

"Sebagai kader Ansor, menjelang pemilu ini kami akan ikut menjaga situasi tetap kondusif dan ekonomi terus tumbuh. Dengan demikian kontestasi pemilu dijalani dengan riang gembira," pungkas Gus Fawait.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.