Sukses

25 Kecamatan di Banyuwangi Ikut Bergoyang Akibat Gempa Bali

Masyarakat dihimbau untuk tenang dan tetap waspada, karena berdasarkan informasi dari BMKG Gempa tidak menimbulkan tsunami.

Liputan6.com, Banyuwangi - Gempa bermagnitudo 5,8 SR yang berpusat di Bali, dirasakan merata di seluruh kecamatan di Banyuwangi.

Berdasarkan laporan pos pusat pengendali operasi (pusdalops) BPBD Banyuwangi, dari 25 Kecamatan di di Banyuwangi warga merasakan getaran gempa yang cukup kuat.

"Bisa disimpulkan gempa 5,8 SR yang berpusat di Bali dirasakan di seluruh Banyuwangi," ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, Senin (22/8/2022).

Meski dirasakan merata kata Ilzam, tidak ada laporan kerusakan rumah, gedung, maupun korban jiwa akibat gunacangan gempa tersebut.

"Tidak ada laporan adanya kerusakan, baik itu rumah, gedung maupun adanya korban jiwa. Hanya saja banyak orang berhamburan keluar rumah maupun ruang kerjanya karena kaget denga. Getaran gempa yang kuat," tambah ilzam.

Meski demikian masyarakat dihimbau untuk tenang dan tetap waspada, karena berdasarkan informasi dari BMKG Gempa tidak menimbulkan tsunami.

"Saya harap masyarakat tetap tenang dan tetap waspada karena gempa tidak menimbulkan tsunami," papar Ilzam.

Sementara itu diinformasikan sebelumnya, Kabupaten Banyuwangi turut merasakan getaran gempa 5,8 magnitudo yang berpusat di laut dengan kedalaman 124 km, berada 74 km tenggara Kuta Selatan, Bali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Skal II hingga Skala IV

Prakirawan BMKG Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa menyebut, gempa yang terjadi pukul 15.36 WIB atau 16.36 WITA, Senin (22/8/2022) itu, terasa di Banyuwangi dengan skala II hingga IV Modified Mercalli Intensity (MMI).

"Kalau dilihat dari peta BMKG ShakeMap memang terasa sampai Banyuwangi hingga NTB, namun dengan skalanya berbeda. Kalau di Banyuwangi 2-3 MMI, sedangkan di Banyuwangi selatan bahkan sampai 4 MMI," tandas Gede, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon.

Sebagai informasi, skala MMI biasa digunakan BMKG untuk mengukur guncangan yang dirasakan warga saat terjadi gempa bumi.

Dilansir dari laman BMKG, skala II MMI artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Getaran III MMI dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan IV MMI, pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderit dan dinding berbunyi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.