Sukses

Minyak Goreng Langka di Kota Malang, Sutiaji Keluhkan Kebijakan Pusat

Akibatnya, dari harga normal minyak goreng sebesar Rp 15 ribu, kini harga minyak goreng mengalami kenaikan hingga Rp 20 ribu.

Liputan6.com, Malang - Minyak goreng di Kota Malang masih langka. Wali Kota Malang Sutiaji saat sidak di Pasar Klojen dan Gudang Bulog Cabang Malang, mengatakan kelangkaan ini dikarenakan pemerintah pusat banyak ekspor minyak goreng.

Akibatnya, dari harga normal minyak goreng sebesar Rp15 ribu, kini harga minyak goreng mengalami kenaikan hingga Rp20 ribu.

"Kebijakan ini sudah kita protes dari daerah untuk ke pusat, coba ditekan untuk ekspornya. Karena kalau minyak langka barangnya, lebih mahal di pasar international ketimbang lokal," ujar Sutiaji, Senin (13/12/2021), dikutip dari TimesIndonesia.

Pemerintah pusat harus bisa memahami ketersediaan di daerah jika ekspor minyak goreng terus digenjot.

"Sehingga banyak yang dikeluarkan (ekspor). Lalu ketersediaan di daerah ini gimana," tegasnya.

Sutiaji pun mengeluh, persoalan harga dan kelangkaan minyak goreng yang sudah berlarut hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 ini. Harus ada langkah pengendalian yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.

"Saya kira yang namanya mintak goreng gak sampai berlarut-larut dan semua orang butuh minyak. Maka saya mohon minyak ini harus ada pengendalian. Kalau ekspor defisit naik, tapi rakyat ambil semakin tinggi itu gak baik," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Stok Kosong

Kepala Kantor Bulog Cabang Malang, Supriyono menyebutkan, untuk minyak goreng sendiri saat ini stok di pusat memang kosong.

Oleh karena itu, tentunya gudang Bulog Cabang Malang yang menerima droping dari pusat, tentunya juga mengalami kekosongan stok untuk minyak goreng.

"Kami didropping dari pusat, tapi saat ini pusat kosong (minyak goreng). Pak Wali sudah sampaikan, banyak yang dipakai ekspor. Jadi di dalam negeri sendiri kewalahan," tuturnya.

Oleh karena itu, cara yang tepat saat ini dilakukan oleh Gudang Bulog, yakni koordinasi antarwilayah untuk memastikan stock bahan pokok tetap tersedia.

"Kami ini saling koordinasi, mungkin saja dengan Jateng (Jawa Tengah), Jabar (Jawa Barat dan bisa geser. Kalau ada minyak goreng lebih, kita minta digeser ke sini," tandasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.