Sukses

Selain COVID-19, Warga Jatim Diimbau Waspada Demam Berdarah hingga Leptospirosis

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana menuturkan, sejumlah penyakit rentan menyerang tubuh saat musim hujan selain COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di Jawa Timur (Jatim) diminta waspadai munculnya penyakit selain COVID-19 terutama memasuki musim hujan.

"Beberapa penyakit yang rentan menyerang tubuh di saat musim hujan, seperti diare, flu, batuk, sesak napas, pilek, demam berdarah, serta penyakit kulit semacam kencing tikus, penyakit kulit, gatal dan ruam. Bahkan, kasus demam berdarah dengue (DBD) juga sering muncul. Kondisi ini membuat aktivitas menjadi terganggu," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Herlin Ferliana, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, (12/11/2020).

Herlin mengatakan, untuk mengantisipasi penyakit lain selama musim hujan, Dinkes Jatim terus meningkatkan peran masyarakat dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menguras, mengubur dan mendaur ulang (3M) melalui penerapan satu rumah satu jumantik.

 "Karena kondisi saat ini masih pandemi COVID-19, peran kader jumantik yang biasanya secara rutin dan berkala melakukan pemeriksaan jentik di rumah warga, maka saat ini diharapkan pemantauan pemeriksaan jentik di rumah dilakukan oleh penghuni rumah sendiri," tutur dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyakit DBD

Ia mengungkapkan mulai Januari hingga 9 November 2020 di Jawa Timur jumlah penderita DBD sebanyak 7.535 orang, dengan jumlah kematian 63 orang sehingga DBD masih menjadi perhatian serius saat ini.

Selain itu, penyakit leptospirosis di Jawa Timur juga menjadi perhatian di musim hujan.  Penyakit leptospirosis ditularkan secara langsung dan tidak langsung dari hewan ke manusia. Penyakit ini ditularkan terbanyak melalui air seni tikus yang mengandung kuman lepto dan berada pada daerah yang kurang bersih, kelembapan tinggi, becek dan banjir.

"Karena tercemarnya air hujan yang kotor atau air banjir yang sangat mudah terjadi. Selain leptospirosis, diare juga menjadi perhatian. Pasalnya balita yang terserang diare karena mereka rentan terjadi dehidrasi dan tubuh semakin defisiensi zinc," ujar dia.

Untuk menghindari terserang berbagai penyakit tersebut, Herlin menyarankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) agar tidak dilupakan. Kemudian menjaga daya tahan tubuh. 

"Masyarakat harus lebih memperhatikan menjaga kebersihan makanan dan minuman karena ancaman terjadinya penyakit saluran napas dan infeksi melalui saluran cerna. Oleh karena itu, jangan sampai makanan dan minuman terkontaminasi air hujan," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.