Sukses

Komedian Temon Beri Tips Jitu Menangkal Berita Hoaks: Saring Sebelum Sharing

Komedian Temon pernah mengalami kejadian tak mengenakkan terkait berita hoaks.

Liputan6.com, Jakarta - Komedian Temon Templar alias Temon pernah mengalami kejadian tak mengenakkan terkait berita hoaks. Beberapa kali ia mendapati pesan yang beredar yang menyinggung keluarganya. Padahal, komedian asli dari NTT ini, tidak ada masalah keluarga apapun.

Tak hanya itu, ia juga mengalami kejadian tak mengenakkan tentang data pribadinya. Pasalnya, nomor kontak pribadinya pernah tersebar dan ditawari pinjaman online oleh orang tak dikenal.

Pemilik nama asli Simson Rarameha ini mengingatkan untuk berhati-hati menerima dan menyebarkan informasi. Juga dalam memberikan data pribadi termasuk nomer identitas dan telepon.

"Filternya ada di diri kita sendiri, dengan saring sebelum sharing. Nggak hanya itu, peningkatan literasi digital juga penting agar kita nggak mudah kena berita hoaks ditengah dunai yang banjir informasi ini," kata Temon saat mengisi acara webinar bertema 'Literasi Digital Untuk Keutuhan Republik Indonesia' yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan DPR, Kamis (23/6/2022).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bahaya Berita Hoaks

Temon yang juga alumni Universitas Indonesia ini menyebutkan bahaya berita hoaks yang dapat mengganggu keharmonisan bermasyarakat dan mengancam keutuhan Indonesia.

"Keutuhan negara harus dipertahankan, karena negara kita itu terdiri dari banyak suku dan bahasa, negara kepulauan dan berbagai agama yang ada. Jadi kita jangan terpengaruh berita hoaks yang ingin mengadu domba atau memecah belah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Temon.

 

3 dari 4 halaman

Literasi Digital untuk Keutuhan Indonesia

Anggota Komisi I DPR RI, Hasbi Anshory, S.E., M.M., yang menjadi pembicara utama webinar bertema 'Literasi Digital Untuk Keutuhan Republik Indonesia' mengungkapkan bahwa literasi digital merupakan pertahanan terdepan masyarakat untuk menyeleksi informasi yang berpotensi memberi dampak negative dari penggunaan media digital. Literasi digital dapat menjadi acuan serta pedoman dalam memilah dan memilih informasi yang dibutuhkan

Tingkat membaca yang rendah perlu ditingkatkan untuk mewujudkan kecerdasan literasi. "Dengan banyak membaca kita dapat mempunyai kemampuan literasi yang baik tidak hanya literasi media cetak, tapi juga literasi digital," kata Hasbi Anshory.

"Dengan kemampuan mengelola informasi yang baik, kita akan selalu kritis dan berhati-hati dalam memilah informasi. Hal ini sebagai upaya pencegahan dan upaya untuk mempertahankan persatuan Indonesia," imbuhnya. "Kerap kali banyak berseliweran berita hoax yang mengadu domba pengguna sosial media, baik antar suku, agama, maupun kelompok. Maka langkah kecil dapat dimulai dari kita, mari menganalisa dahulu saat menerima informasi, jangan langsung menelan mentah-mentah dan menyebarluaskannya dengan tidak bertanggung jawab," ujarnya memungkasi.

 

4 dari 4 halaman

Adopsi Teknologi Meningkat

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc., M.M, mengungkapkan pandemi membuat adopsi teknologi meningkat supaya kegiatan sehari-hari bisa berlangsung dari jarak jauh.

Disisi lain, peningkatan penggunana teknologi informasi tersebut perlu dibarengi literasi digital yang baik dari masyarakat.

"Kita perlu bekerja sama dalam mewujudkan dan menyukseskan transformasi digital di Indonesia. Salah satu pilar penting dalam mendukung terwujudnya transformasi digital adalah terbentuknya masyarakat digital yang mempunyai kemampuan literasi digital yang memadai," lanjut Semuel Abrijani.

"Program Nasional Literasi Digital memiliki empat pilar yaitu etika digital, budaya digital, keterampilan digital, dan keamanan digital. Dengan menguasai empat pilar tersebut, seluruh masyarakat baik di kota besar maupun di perdesaan akan memiliki kemampuan untuk menggunakan internet dan teknologi secara aman, beretika, dan optimal," ujar Semuel Abrijani Pangerapan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.