Sukses

Como 1907: The True Story Masuk Top 3 Konten Terpopuler di Mola TV

Como 1907: The True Story adalah serial dokumenter yang menceritakan perjalanan klub sepakbola Italia, Como 1907 setelah diambil alih oleh Djarum Group.

Liputan6.com, Jakarta Anda pecinta sepakbola dan juga serial dokumenter? Bila iya, maka wajib sekali menonton “Como 1907: The Real Story” . Ini adalah serial dokumenter yang menceritakan perjalanan klub sepakbola Italia, Como 1907 setelah diambil alih oleh Djarum Group.

Berbagai hal di balik layar pada awal-awal Como 1907 menjadi milik orang Indonesia yakni Budi dan Bambang Hartono, terpampang di serial dokumenter "Como 1907: The Real Story”. Mulai dari cerita kebangkrutan klub, tantangan dan masalah yang dihadapi pemilik klub baru. Dari urusan teknis pembelian dan  pengembangan pemain, bisnis usaha klub, hingga pengelolaan infrastruktur stadion yang sempat terbengkalai. Termasuk upaya manajemen baru untuk mengembalikan kejayaan klub Como 1907, semua dituangkan dalam serial dokumenter “Como 1907: The True Story” karya Mola TV.

 

Serial dokumenter “Como 1907: The True Story” tidak hanya menampilkan personil klub Como saja, seperti CEO Michael Gandler dan Direktur Sepakbola, Charly Ludi, namun ada juga tokoh-tokoh ternama seperti Gianluca Zambrotta, Adriano Galliani dan bahkan mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi.

Perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso mengatakan “Como 1907: The True Story” adalah produksi pertama Mola TV yang tayang di seluruh pelosok dunia. Sebuah film dokumenter sepak bola pertama yang menunjukkan akses belakang layar bisnis sepak bola, dan bukan sekadar meliput dinamika tim utamanya saja.

“Keunggulan acara ini adalah penceritaan apa adanya seputar bisnis klub sepak bola di kasta  ketiga Italia, dimana manajemen harus menghadapi banyak urusan yang mungkin tidak  ditemukan di klub-klub besar dunia, seperti pemerasan, penipuan dan sejarah kejayaan masa  lalu yang terus menghantui klub yang terpuruk ini. Hal ini yang tidak ditemukan di dokumenter sepak bola lain sebelumnya, sehingga mendapatkan respon sangat positif di pasar konten hiburan,” kata Mirwan saat Konferensi Pers Serial Dokumenter Como, 1907: The True Story di Jakarta, Selasa, 20 April 2021.

Dengan berbagai keunikan cerita itulah Como, 1907: The True Story berhasil masuk top 3 konten terpopuler di Mola TV di pekan kemarin, bahkan mengalahkan film-film yang sudah terkenal.

"Como (Como 1907: The True Story) nomor 3 di Mola TV. Otomatis salah satu konten populer di kita. Mengalahkan film seperti The Magnificent Seven atau film-film seperti James Bond pun kalah sama film Como ini," kata Mirwan yang juga bersyukur setiap konten produksi Mola sendiri selalu masuk terpopuler.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proses Produksi Como 1907: The True Story

Mirwan Suwarso menceritakan bahwa Como 1907: The True Story diproduksi sepenuhnya oleh tim Mola TV karena Mola juga memiliki kantor di Italia, selain Inggris dan Amerika. Adapun proses produksi dokumenter ini berlangsung lebih dari 1 tahun, sejak diakuisisi Como oleh Djarum Group di tahun 2019.

"Produksinya mulai dari kita beli, sekitar 1 tahun lebih. Secara umum tidak ada kendala karena tim produksi kita cukup lengkap. Di samping itu, karena ini adalah klub kita sendiri maka mendapatkan akses 100 persen, tidak ada yang ditutup-tutupi," ujar Mirwan.

Dikatakan oleh Mirwan bahwa film dokumenter Como 1907: The True Story juga mendapatkan perhatian tinggi di Italia sendiri. Karena menurutnya tidak banyak klub di Italia yang membuat film dokumenter.

"Como ini bisa jadi yang kedua, setelah Juventus. Makanya di Italia sendiri mendapatkan promosi besar-besaran karena ceritanya yang unik," tambah Mirwan.

3 dari 4 halaman

Misi Como 1907 di Kompetisi Liga Italia

Misi Como 1907 untuk bisa bangkit dan berkiprah di kompetisi kasta tertinggi Italia, Serie A, terbilang masih panjang. Manajemen Djarum Group menargetkan klub yang berbasis di Kota Como, Lombardy ini dapat menembus seri A dalam waktu 6 tahun.

Saat ini, Como 1907 masih berkiprah di Serie C atau kasta ketiga di Italia. Peluang untuk promosi terbuka lebar, mengingat Como hingga pekan ke 36 menduduki peringkat pertama. Pada 2019, Como 1907 sendiri merupakan klub promosi dari kompetisi Serie D.

"Sekarang Como di Serie C. Dari tahun lalu, kita punya target dalam 3 tahun harus naik ke serie B. Dennis Wise yang kini juga menjadi Direktur Teknik Como 1907 memprogramkan Como 1907 lolos ke Serie B Liga Italia dalam kurun waktu tiga tahun dan dalam tiga tahun kemudian menembus seri A," ujarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Mirwan mengungkapkan bahwa klub tidak akan membeli pemain sembarangan dan mahal-mahal, melainkan mengoptimalkan pemain-pemain muda dan pemain pinjaman.

4 dari 4 halaman

Bangun Akademi dan Beasiswa Pendidikan

Sebagai pemilik baru Como, Djarum Group serius membangun akademi klub demi mencetak pemain-pemain muda Como berkualitas di masa depan sekaligus menjadi batu loncatan lahirnya pemain Indonesia yang bisa berkiprah di Seri A.

 "Di Como hanya memiliki akademi sepakbola usia 13, 15 dan 16. Kita mau bikin mulai dari usia 9 tahun. Dari situ kita juga mengajak anak-anak Indonesia. Karena kita tahu pengembangan sepakbola usia dini di Indonesia masih ketinggalan. Jadi perlu kita poles lebih awal agar bisa lebih bersaing. Nantinya kita juga akan mulai membuka program beasiswa untuk anak-anak Indonesia yang bagus untuk bisa sekolah di Como," kata Mirwan.

Kepemilikan Como oleh Djarum Group bisa menjadi jembatan bagi untuk memajukan sepakbola Indonesia. Selain program beasiswa pendidikan dan sepakbola yang digagas Djarum Group, para pemain dan pelatih di Indonesia juga bisa menimba ilmu secara langsung di Italia. Terlebih lagi dikatakan oleh Mirwan bahwa Direktur Teknik Como juga turut terlibat dalam Garuda Select.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini