Sukses

6 Rekam Jejak Omas Adik Mandra di Televisi, Salah Satunya Kisah Penjual Kerak Telor Yang Difitnah

Omas, komedian Betawi dengan karakter khas, itu wafat. Ia meninggalkan rekam jejak menghibur di layar kaca. Selamat jalan Omas.

Liputan6.com, JakartaTanya: Emang benar saudara perempuannya meninggal?” cetus warganet mengonfirmasi kebenaran Omas meninggal dunia di kolom komentar akun Instagram Mandra, Kamis (16/7/2020). Kabar Omas meninggal lantas terkonfirmasi dalam hitungan menit.

Adik Mandra ini mengembuskan napas terakhir pada 16 Juli 2020, sekitar jam 20.20 WIB di usia 54 tahun. Omas bukan orang baru di dunia seni Tanah Air. Memulai karier dari panggung lenong, Omas lantas dilirik sejumlah rumah produksi dan stasiun televisi.

Mengenang kepergian salah satu seniman Betawi terbaik, kali ini Showbiz Liputan6.com merangkum enam rekam jejak Omas di layar kaca. Teriring doa semoga almarhumah tenang di sisi-Nya. Amin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Lawan Main Cinta Laura

Apa jadinya jika Omas punya anak Cinta Laura? Itu terjadi di sinetron Upik Abu dan Laura produksi Sinemart. Di sinetron ini, Omas memerankan Omas, ibu kandung Laura (Cinta Laura). Dengan gaya ceplas-ceplos sedikit judes, perannya efektif mengudang tawa. Apalagi, Cinta Laura menjawab dengan aksen bulenya yang ikonis. “Masyaallah Laura, lo kayak gini baru balik, sore amat sih? Ke mana dulu sih, lo?” tanya Omas.

“Iya Nyak, aku tuh habis jalan-jalan sama Glenn, sambil buka puasa gitu, deh,” sahut Laura. “Dasar, anak muda zaman sekarang ngaburit melulu!” cetusnya. Itulah salah satu dialog kocak Omas dan Laura.

3 dari 7 halaman

2. Menyegarkan Cinta Fitri

Memerankan Enyak Marzuki yang cerewet, kritis, dan apa adanya di sinetron Cinta Fitri season 7 (Indosiar), Omas tampil kocak. Melihat sang suami, Babe Marzuki (Akri Patrio) ngopi di depan rumah, ia meradang. Enyak Marzuki meminta suaminya mencari pekerjaan. Adu mulut soal fisik tak terelakkan.

Ngoceh melulu, yaelah entar bibir lo gue kiloin,” cetus Babe. “Kurang asem, emangnya bibir gue besi tua? Dikiloin?” jawabnya. Pesan moral dari adegan ini sangat kuat, soal tanggung jawab suami sebagai imam dan pencari nafkah dalam keluarga.

4 dari 7 halaman

3. Malih Versus Omas

Dekade 1990-an, fase penting bagi panggung komedi nasional. Para seniman lenong Betawi makin dapat tempat di hati pemirsa layar kaca lewat sejumlah program komedi sarat pesan berbasis kearifan lokal. Omas turut mengawal fenomena ini saat memperkuat Neo Pepesan Kosong.

Tampil dalam kisah perjodohan dengan Malih, gaya Omas yang spontan menyegarkan suasana namun tetap berpijak pada akar budaya. Dalam episode Rujuk misalnya, Omas tampil dengan kebaya poladot kuning dan kain jarit.

5 dari 7 halaman

4. Membaur dengan Budaya Jawa

Dibesarkan di panggung lenong, Omas identik dengan budaya Betawi. Saat ditantang jadi pelakon ketoprak, ia luwes dan membaur dengan budaya Jawa. Tampil sebagai bidadari dengan kemben dan selendang, Omas masih bisa menyisipkan pesan moral soal harga diri perempuan.

“Kita harus jual mahal, jangan dijual obral,” ujar pemain lain. “Kan sudah diskon?” sindir Omas. Komedian kalau melontar sindiran, selalu terasa relevan meski zaman telah berubah. Ya, kan?

6 dari 7 halaman

5. Penjual Kerak Telor Kena Fitnah

Mengudara di SCTV pada 2005, sinetron Iman diperkuat barisan bintang kondang seperti Tamara Bleszynski, Nia Ramadhani, dan Teuku Ryan. Yang menarik, Omas di sini kebagian peran serius sebagai penjual kerak telor yang difitnah mengedarkan ganja.

Kisahnya makin pilu saat putrinya yang bernama Kiki dirundung teman-teman sekolah sebagai anak penjual ganja. Komedian sekelas Omas bisa membawakan drama orangtua tunggal dengan penuh penghayatan sekaligus menyentuh nurani pemirsa.

7 dari 7 halaman

6. Duet dengan Suty Karno

Masih ingat program Pesta (Pentas Sejuta Aksi) di Indosiar? Selain diisi penyanyi kondang, ada segmen lawak yang dinanti pemirsa. Pengisinya bervariasi dari Tata Dado featuring Silverboys hingga duet Suty Karno-Omas. Keduanya terampil memanfaatkan hal sederhana sebagai bahan lelucon.

Misalnya, saat Suty memanggil Om, Omas marah karena ia wanita. Begitu pula ketika Suty memanggilnya Mas, Omas makin keki. “Ya habis gimana, nama lo Omas. Dipanggil Om marah, dipanggil Mas enggak terima?” tanya Suty. Penonton ngakak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.