Sukses

Djaduk Ferianto Beri Pertanda Akan Meninggal Dunia?

Meninggalnya seniman Djaduk Ferianto karena serangan jantung mengejutkan banyak pihak.

Liputan6.com, Yogyakarta - Meninggalnya seniman Djaduk Ferianto karena serangan jantung mengejutkan banyak pihak, terutama keluarganya.

Kakak kandungnya yang juga seniman, Butet Kertaredjasa, mengaku tak memiliki firasat apapun sebelum kematian Djaduk Ferianto.

"Justru Djaduk yang sebetulnya memberi pertanda, namun baru sekarang saya menyadari", ungkap Butet Kertaredjasa di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Butet Kertaredjasa menceritakan, pertanda itu diberikan Djaduk Ferianto saat sedang berada di Afrika Selatan sebagai persiapan kolaborasi dengan seniman Capetown dan Johanessburg Maret tahun depan.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Puncak Gunung

Keduanya sempat mengunjungi puncak Table Mountain di Capetown. Di atas puncak gunung itulah, Djaduk Ferianto sempat mengatakan sudah menemukan melodi untuk kolaborasi tersebut, Djaduk Ferianto lalu menyenandungkan melodi tersebut dan merekamnya.

"Tadi atas izin keluarga saya mencari rekaman tersebut di smartphone Djaduk dan telah saya temukan. Semoga berbekal melodi tersebut, teman teman Kuaetnika bisa menggarapnya untuk kolaborasi Maret mendatang," tutur Butet sambil menahan haru.

 

3 dari 5 halaman

Berduka

Butet memang terlihat sangat berduka dan kehilangan saudara yang banyak berproses bersama dalam kesenian, terutama di film dan teater. Saat proses wawancara pun, Butet nampak berusaha keras menahan tangisnya.

"Saya berharap, meski Djaduk sudah berpulang, semua proses yang ditinggalkannya tetap bisa berjalan, termasuk Ngayogjazz yang tinggal hitungan hari, bahkan harusnya itu bisa jadi tonggak monumen yang ditinggalkan oleh Djaduk karena dia salah satu pemrakarsanya," harap Butet.

 

4 dari 5 halaman

Pertanda

Indra, salah satu pegiat Ngayogjazz, menuturkan bahwa Djaduk Ferianto memberikan tanda sebelum meninggal dunia. Tanda tersebut berupa penulisan dalam publikasi yang biasanya tertulis Djaduk Ferianto dan Kuaetnika.

"Kali ini Mas Djaduk hanya menuliskan Kuaetnika saja. Bookletnya dibuat sekitar tiga pekan lalu dan ternyata ini firasat beliau yang tak kami sadari," Indra mengenang.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Proses Pemakaman

Sementara itu, Misa Requiem bagi pria bernama lengkap RM Gregorius Djaduk Ferianto, digelar Rabu siang pukul 14.00 WIB dan jenazah akan dimakamkan pukul 15.00 WIB di makam keluarga Sembungan, Bangunjiwo, Bantul.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.