Sukses

Bank Sentral Jepang Kerek Suku Bunga, Indeks Nikkei Melesat

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,66 persen ke posisi 40.003,60. IndeksTopix melesat 1,06 persen ke posisi 2.750,97 usai Bank Sentral Jepang kerek suku bunga.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Nikkei 225 di bursa saham Jepang ditutup di atas 40.000 pada perdagangan Selasa (19/3/2024) usai bank sentral Jepang menaikkan suku bunga untuk pertama kali sejak 2007.

Dikutip dari CNBC, Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang mengakhiri kebijakan suku bunga negatif. Bank sentral Jepang menaikkan suku bunga menjadi 0 persen-0,1 persen untuk pertama kali dalam 17 tahun dari sebelumnya minus 0,1 persen.

Pelaku pasar merespons kebijakan bank sentral Jepang tersebut. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,66 persen ke posisi 40.003,60. IndeksTopix melesat 1,06 persen ke posisi 2.750,97.

Sementara itu, the Reserve Bank of Australia atau bank sentral Australia pertahankan suku bunga acuan 4,35 persen dalam pertemuan ketiga.

"Sementara indikasi data menunjukkan inflasi mereda, tetapi menunjukkan tetap tinggi,” demikian disebutkan bank sentral Australia.

Bank sentral Australia prediksi ada “waktu” sebelum inflasi turun dalam kisaran target bank sentral antara 2 persen-3 persen. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,36 persen ke posisi 7.770, setelah keputusan bank sentral Australia.

Indeks Kospi di Korea Selatan melemah 1,1 persen ke posisi 2.656,17. Indeks Kosdaq terpangkas 0,29 persen ke posisi 891,91. Indeks Hang Seng di Hong Kong merosot 1,13 persen dan indeks CSI 300 merosot 0,72 persen ke posisi 3.577,63.

Di wall street, tiga indeks saham acuan menguat pada Senin, 18 Maret 2024 didorong kenaikan saham teknologi. Selain itu, investor juga menanti kebijakan moneter dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Saham Nvidia menguat 0,7 persen hari pertama GTC Conference. Saham induk usaha Google yakni Alphabet melesat 4,6 persen setelah Bloomberg melaporkan Apple diskusi dengan Google untuk bicarakan Gemini AI di iPhone. Indeks Dow Jones bertambah 0,2 persen. Indeks S&P 500 mendaki 0,63 persen dan indeks Nasdaq melesat 0,82 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembukaan Bursa Saham Asia Pasifik

Sebelumnya diberitakan, bursa saham di kawasan Asia Pasifik atau bursa Asia melemah pada perdagangan Selasa ini. Pelemahan bursa Asia ini terjadi di tengah penantian keputusan kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Jepang dan Australia.

Semua mata tertuju pada Bank of Japan (BOJ) di tengah ekspektasi bahwa bank sentral Jepang dapat mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya setelah 17 tahun.

Mengutip CNBC, Selasa (19/3/2024), Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melemah 0,5%, masih di bawah level 40.000. Sedangkan indeks Topix yang lebih luas diperdagangkan di dekat garis datar.

Secara terpisah, Bank Sentral Australia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di 4,35% untuk pertemuan ketiga berturut-turut.

Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,1%.

Sedangkan Kospi Korea Selatan turun 0,8%. Untuk indeks saham-saham dengan kapitalisasi kecil yaitu Kosdaq turun tipis 0,4%.

Kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong berada di 16,680, juga menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan HSI di 16,737.12.

Ekonom yang disurvei oleh sebuah kantor berita internasional memperkirakan bank sentral Jepang akan menaikkan suku bunga menjadi 0% dari saat ini -0,1%.

 

 

3 dari 4 halaman

Bank Sentral Jepang Akhiri Suku Bunga Negatif

Dikutip dari CNN, Jepang telah mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya dan menandai pergeseran bersejarah dari kebijakan pelonggaran moneter yang agresif yang ditetapkan bertahun-tahun lalu untuk melawan deflasi yang kronis.

Bank of Japan atau Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0 persen-0,1 persen dari minus 0,1 persen.

“Perekonomian Jepang telah pulih secara moderat, meski ada beberapa pelemahan yang terlihat,” demikian menurut bank sentral Jepang.

Data terbaru dan informasi menunjukkan siklus antara upah dan harga menjadi lebih solid. Adapun Bank Sentral Jepang (BoJ) telah berjuang melawan deflasi sejak akhir 1990-an. Selama bertahun-tahun, pemerintah berupaya mendorong kenaikan harga dengan memakai kombinasi kebijakan moneter konvensional dan non-konvensional termasuk suku bunga nol atau negatif dan pembelian aset skala besar.

Namun, seiring dengan kenaikan inflasi dan suku bunga di negara lain, tekanan terhadap BoJ semakin besar untuk mengurangi kebijakan suku bunga negatif.

Pekan lalu, serikat pekerja dan perusahaan besar termasuk Toyota mengumumkan kenaikan upah lebih baik dari perkiraan. Bank sentral mengatakan ingin melihat pertumbuhan upah yang kuat sebelum dapat mulai menormalisasi suku bunga.

4 dari 4 halaman

Langkah Bank Sentral Jepang Lainnya

Meski kecil, kenaikan suku bunga ini merupakan yang pertama dalam 17 tahun. Hingga Selasa, BoJ menjadi bank sentral terakhir di dunia yang menerapkan suku bunga negatif.

“Bank of Japan hari ini mengakhiri era akomodasi kebijakan moneter yang luar biasa,” ujar analis Morgan Stanley.

Ini dapat digambarkan sebagai siklus baik dari peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal, upah, harga dan keuntungan perusahaan.

Bank sentral Jepang juga akan meninggalkan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil yang dikenalkan pada 2016 untuk menjaga imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun sekitar 0 persen untuk menjaga kondisi keuangan yang akomodatif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.