Sukses

Garuda Indonesia Segera Gabung InJourney, Manajemen Beberkan Perkembangannya

Kementerian BUMN mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia Group bakal bergabung dengan InJourney. Rencana tersebut diputuskan pada kuartal I 2024.

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) akan segera bergabung dengan holding pariwisata dan aviasi, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney. Direktur Garuda Indonesia, Tumpal Manumpak Hutapea mengatakan, hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif.

Perseroan saat ini tengah dalam proses penyusunan kajian dan eksplorasi atas opsi-opsi yang ada, serta diskusi intensif dengan pihak-pihak terkait.

"Mengenai progres dari penjajakan penggabungan (InJourney) ini akan kami sampaikan lebih lanjut sekiranya terdapat perkembangan signifikan berkaitan dengan proses maupun realisasi rencana strategis tersebut," kata Tumpal dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Sabtu (24/2/2024).

Secara umum, perseroan memandang positif dan mendukung rencana penggabungan tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian serta asesmen yang prudent terhadap outlook bisnis perseroan. Adapun berbagai aspek substantif terkait rencana penggabungan tersebut tengah dikaji secara seksama dan berkelanjutan bersama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta pemangku kepentingan terkait lainnya.

Hal ini selaras dengan tujuan Kementerian BUMN dalam upaya memperkuat ekosistem industri transportasi udara nasional menuju industri yang semakin berdaya saing.

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau Garuda Indonesia Group bakal bergabung dengan InJourney. Rencana tersebut diputuskan pada kuartal I 2024. Sebelum Garuda Indonesia Group bisa masuk ke dalam InJourney, pihaknya akan menyehatkan kinerja keuangannya terlebih dahulu.

"Jadi kalau Garuda mungkin tahun depan akan kita masukkan sebagian saham-nya ke InJourney, tapi pelita akan kita kaji apakah mau ke Garuda Indonesia atau mau ke InJourney langsung itu sedang kita kaji, tapi mungkin kuartal I akan kita kerjain nanti,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Merger dengan Pelita Air

Di samping itu, Tiko, begitu panggilan akrabnya, belum bisa memastikan apakah maskapai milik Pertamina, Pelita Air akan merger dengan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia. Akan tetapi, kemungkinan Pelita Air akan langsung bergabung ke InJourney.

Informasi saja, Garuda Indonesia berhasil menyelesaikan pelunasan sebagian atas porsi reg-s surat utang sejumlah USD 536.452.843,87 (dari keseluruhan surat utang sejumlah USD 624.211.705) dengan bunga 6,5 persen yang jatuh tempo pada 2031. Selain itu, sukuk yang diterbitkan oleh Garuda Indonesia Global Sukuk Limited sejumlah USD 78.019.580,00 dengan jumlah distribusi periodik sebesar 6,5 persen yang jatuh tempo pada 2031.

Perusahaan juga melunasi sebagian jumlah pokok Surat Utang porsi Reg-S dan Sukuk sebesar USD 113.800.166,49 melalui skema penawaran tender atau tender offer dengan total nilai pelaksanaan sebesar USD 49.999.999,74 secara bertahap pada 21 Desember 2023 (untuk surat utang) dan 29 Desember 2023 (untuk Sukuk).

Pelunasan sebagian ini dilakukan kepada pemegang surat utang dan sukuk yang mayoritas merupakan para kreditur Garuda Indonesia dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Pelunasan tersebut dirampungkan dengan menggunakan sumber dana dari kas internal perusahaan.

 

3 dari 3 halaman

Kinerja Garuda

Selesainya aksi korporasi pelunasan sebagian atas surat utang dan sukuk menjadi salah satu komitmen Garuda Indonesia dalam menjaga kepercayaan para kreditur yang selaras dengan berbagai langkah perbaikan kinerja yang ditempuh setelah PKPU. Aksi korporasi ini juga menjadi representasi niat baik (goodwill) perusahaan secara berkelanjutan dalam memastikan proses penyelesaian kewajiban terhadap para kreditur dapat berjalan semakin prudent.

Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan fundamental bisnis yang konsisten. Hal tersebut terefleksikan dalam capaian pendapatan usaha perusahaan secara grup hingga periode kuartal III 2023 yang tumbuh sebesar 48,32 persen menjadi USD 2.233,25 juta jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan pendapatan usaha Garuda Indonesia hingga kuartal III 2023 tersebut turut dikontribusikan oleh Pendapatan usaha yang dihasilkan dari penerbangan berjadwal yang meningkat 49,02 persen year-on-year (YoY) menjadi USD 1,72 miliar, penerbangan tidak berjadwal meraih pendapatan sebesar USD 274,25 juta, dan pendapatan lainnya mencapai USD 234,91 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini