Sukses

Ekonomi Global hingga Sumber Pertumbuhan Indonesia Bakal Jadi Sorotan di Mandiri Investment Forum 2024

Dalam gelaran Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 pada 4-8 Maret 2024, akan dibahas sejumlah isu terkini.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria mengatakan, kondisi ekonomi global ke depan akan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain perlambatan perekonomian China, juga berbagai dinamika geopolitik antara lain perang, ketegangan di berbagai wilayah.

Sejauh ini, ekonomi Indonesia masih sangat resilien, dengan pertumbuhan masih bisa terjaga di kisaran 5 persen.  Dalam gelaran Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 pada 4-8 Maret 2024, akan dibahas sejumlah isu terkini mengenai perkembangan ekonomi global, termasuk Indonesia.

"Di MIF tahun ini kita akan membahas secara khusus prospek ekonomi ke depan, serta sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia, salah satunya manufaktur dan pertanian,” kata Eka dalam konferensi pers virtual pada Rabu (21/2/2024). 

Eka memaparkan, manufaktur menjadi sektor yang menyumbang kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, kemudian disusul oleh sektor pertanian dengan kontribusi terbesar kedua.

Namun, kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi kini cenderung menurun dari 20 persen menjadi 18 persen setelah pandemi.

Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,06 Persen pada 2024

Senada, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro juga menyoroti kinerja ekonomi Indonesia yang masih sangat resilien pada 2023. 

"Ini mencerminkan tertahannya konsumsi masyarakat, terutama pada kelas menengah ke bawah. Menurut Mandiri Spending Index (MSI), tabungan masyarakat berpendapatan rendah terus menurun sehingga mengurangi aktivitas konsumsi," papar Andry.

Oleh karena itu, pemerintah berperan dalam memastikan daya beli konsumen tetap terjaga, misalnya melalui percepatan pengeluaran untuk stimulus ekonomi atau insentif pajak.

"Secara keseluruhan, dengan fundamental perekonomian domestik yang kuat, kami perkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,06 persen di tahun ini," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mandiri Investment Forum 2024 Akan Dihadiri Ratusan Investor Mancanegara

Mandiri Investment Forum (MIF), yang dikenal sebagai forum investasi tahunan terbesar di dalam negeri, dijadwalkan berlangsung selama lima hari mulai dari 4 Maret 2024 hingga 8 Maret 2024.

Tahun ini, acara utama MID yaitu Macro Day akan diadakan pada 5 Maret 2024 secara hybrid, dengan perkiraan peserta mencapai lebih dari 20.000 orang.

Dalam penyelenggaraan MIF ke-13 tahun ini, akan dibahas sejumlah isu-isu strategis salah satunya terkait prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global atau super election year.

Diumumkan juga, MIF 2024 akan dihadiri oleh berbagai tokoh ternama di bidang ekonomi fi antaranya yakni Menteri Keuangan Sri Muluani Indrawati, Menteri BUMN Erick Thohir, Asisten Profesor Ilmu Politik Universitas Stanford Oriana Skylar, Profesor Ekonomi Universitas Berkeley Maurice Obsfield, dan berbagai pakar manacanegara lainnya.

Dalam pergelaran MIF 2024, Mandiri Sekuritas melalui Site Visit dan Corporate Day diperkirakan dihadiri oleh 200 investor dari berbagai negara, salah satunya adalah Singapura, Hong Kong, Malaysia, Thailand, hingga Amerika Serikat dengan total dana kelolaan sekitar USD 12 triliun.

 

3 dari 4 halaman

Mandiri Sekuritas Ramal Dana Asing Masuk USD 10 Miliar pada 2024

Sebelumnya diberitakan, PT Mandiri Sekuritas memperkirakan ada aliran dana atau inflow ke pasar Indonesia mencapai USD 10 juta pada 2024. Masuknya aliran dana asing itu sehubungan dengan sinyal penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (the Fed).

"Kita lihat memang ada potensi sekitar 10 billion US dolar di tahun ini jika memang Fed melaksanakan rate cut," kata Chief Economist PT Mandiri Sekuritas Rangga Cipta dalam Economic and Market Outlook 2024, Senin (29/1/2024).

Dalam perhitungannya, Rangga memperkirakan The Fed memangkas sebanyak 125 basis poin (bps) pada tahun ini, yang akan dilakukan dalam beberapa tahap. Secara historis, aliran dana asing akan masuk pasar modal tanah air saat adanya sinyal penurunan.

"Secara historis, mungkin portfolio inflow bisa masuk sebelum ratenya bener bener cut, kita lihat market akan bergerak berdasarkan ekspektasi, dan biasanya sebelum actualnya cutnya The Fed, akan ada sinyal pemangkasan yang datang lebih dulu," ujar Rangga.

Meski begitu, Rangga mengaku tidak bisa memprediksi waktu pasti kapan The Fed benar-benar mengumumkan penurunan suku bunga.

Namun, Mandiri Sekuritas memperkirakan aliran dana asing akan banyak masuk pada kuartal II dan kuartal III 2024. Secara garis besar, Mandiri Sekuritas memproyeksikan inflasi di 2024 tetap stabil di sekitar 3,2 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) turun sebesar 75 bps ke 5,25 persen, serta nilai tukar Rupiah diperkirakan menguat ke level Rp 14.900 secara rata-rata, tetapi masih dipengaruhi volatilitas ekonomi global di kuartal I 2024.

 

4 dari 4 halaman

OJK Ungkap Penyebab Investor Asing Kabur dari Pasar Modal

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai masih ada potensi aksi beli atau net buy dari investor asing pada 2024. Ini mengingat, aksi jual bersih (net sell) investor asing bergantung pada situasi global. 

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan, sentimen global akan memberikan pengaruh terhadap posisi investor asing dalam memilih langkah beli atau jual. Misalnya, pada pertengahan tahun lalu aksi jual terbilang tinggi, tetapi memasuki akhir tahun investor asing mencatatkan aksi beli kembali di pasar modal.

"Kalau kita lihat di tahap 2023 pertengahan tahun terlihat aspek selling tinggi tapi penghujung tahun kembali buying tapi memang kondisi global dianggap atau diharapkan investor internasional lebih stabil. Kalau itu sudah stabil memang maka peluang kondisi net buy dari resident investor akan lebih tinggi," kata Mahendra saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/1/2023).

Di samping itu, ia mengungkapkan, investor domestik juga harus ditingkatkan. Sebab, dibandingkan dengan potensi yang cukup besar, investor domestik jumlahnya masih  kecil. 

"Namun yang juga menjadi catatan dari pelajaran itu adalah basis utamanya adalah investor dalam negeri harus ditingkatkan. Walaupun sudah mencapai rekor tertinggi di atas 12 juta tapi dibandingkan potensinya masih kecil," kata dia.

Dalam rangka menggenjot jumlah investor domestik di pasar modal, OJK menyebutkan kunci utamanya adalah integritas, kredibilitas, dan Good Corporate Governance (GCG) serta perlindungan konsumen terhadap seluruh pelaku pasar modal Indonesia. 

Total investor di pasar modal Indonesia kini telah mencapai 12,16 juta atau meningkat 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir, dengan mayoritasnya didominasi investor bawah 40 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.