Sukses

Bursa Saham Asia Loyo Menanti Keputusan Suku Bunga The Fed

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Rabu, 31 Januari 2024, mengikuti wall street. Hal ini terjadi jelang keputusan suku bunga the Fed.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Rabu (31/1/2024), jelang keputusan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) dan serangkaian data ekonomi dari seluruh kawasan termasuk China dan Australia.

Dikutip dari CNBC, Australia akan merilis inflasi Desember dan kuartal IV. Sementara itu, China akan mengumumkan indeks manajer pembelian pada Januari.Data penjualan ritel dan output industri pada Desember akan dirilis Jepang dan Korea Selatan.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,15 persen, membalikkan kerugian sebelumnya setelah tingkat inflasi kuartal IV di Australia lebih rendah dari perkiraan 4,1 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 0,75 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix turun tipis 0,26 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,17 persen, sedangkan indeks Kosdaq tergelincir 0,32 persen.

Pergerakan bursa saham ini terjadi setelah Samsung Electronics melaporkan penurunan laba operasional sebesar 34 persen year on year pada kuartal IV, serta penurunan laba bersih 73,4 persen pada periode yang sama. Saham Samsung merosot 0,67 persen.

Indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.702, menunjukkan pembukaan melemah dari penutupan sebelumnya 15.703,45.

Di wall street, tiga indeks acuan beragam. Wall street menanti keputusan terbaru bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga.

Pelaku pasar prediksi sebesar 97 persen kalau bank sentral akan pertahankan suku bunga, menurut CME FedWatch.

Di wall street, indeks S&P 500 tergelincir 0,06 persen. Indeks Nasdaq melemah 0,76 persen. Indeks Dow Jones bertambah 0,35 persen ke posisi 38.467,31, menandai rekor penutupan ketujuh pada 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia pada 30 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Selasa, 30 Januari 2024. Bursa saham Hong Kong memimpin koreksi di wilayah Asia Pasifik seiring investor terus bergulat dengan dampak dari perintah likuidasi Evergrande.

Dikutip dari CNBC, pada perdagangan Senin, 29 Januari 2024, saham Evergrande dihentikan setelah anjlok lebih dari 20 persen. Pengadilan Hong Kong memutuskan melikuidasi perusahaan tersebut, yang pernah dianggap sebagai salah satu perusahaan real estate terbesar di China.

Indeks Hang Seng di Hong Kong anjlok 2,4 persen dipimpin sektor saham konsumer siklikal dan real estate. Indeks CSI 300 melemah 1,78 persen ke posisi 3.245,04. Indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,11 persen ke posisi 36.065,86. Indeks Topix susut 0,1 persen ke posisi 2.526,93.

Hal ini terjadi ketika tingkat pengangguran di Jepang pada Desember turun menjadi 2,4 persen, lebih rendah dari 2,5 persen pada bulan sebelumnya dan sedikit di bawah harapan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi tingkat pengangguran tetap di 2,5 persen.

Indeks Kospi di Korea Selatan merosot 0,07 persen ke posisi 2.498,81. Indeks Kosdaq melemah ke posisi 818,86. Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,29 persen ke posisi 7.600,20 dan mencatat kenaikan dalam tujuh hari berturut-turut.

 

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada 30 Januari 2024

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Januari 2024. Indeks S&P berada di garis mendatar seiring pelaku pasar di wall street menanti keputusan terbaru bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terkait suku bunga.

Dikutip dari CNBC, Rabu (31/1/2024), indeks S&P 500 tergelincir 0,06 persen ke posisi 4.924,97. Indeks Dow Jones bertambah 133,86 poin atau 0,35 persen ke posisi 38.467,31, dan menandai rekor penutupan ketujuh pada 2024. Indeks Nasdaq susut 0,76 persen ke posisi 15.509,90.

Pelaku pasar akan memantau perkembangan terkini dari pertemuan kebijakan dua hari the Federal Open Market Committee (FOMC) yang dimulai pada Selasa pekan ini. The Fed funds futures prediksi kemungkinan sebesar 97 persen kalau bank sentral akan pertahankan suku bunga, menurut alat CME FedWatch, sehingga investor dibiarkan mengantisipasi perubahan dalam pernyataan kebijakan yang akan menutup pertemuan tersebut.

Saham General Motors melonjak hampir 8 persen setelah produsen mobil  itu membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan. Saham cybersecurity F5 naik hanya 1 persen didukung laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan.

Saham produsen elektronik Sanmina melonjak lebih dari 28 persen setelah membukukan laba per saham yang kuat dan panduan kuartal saat ini.

 

4 dari 4 halaman

Saham di Wall Street

Di sisi lain, saham pembuat peralatan Whirlpool merosot 6,6 persen setelah menyampaikan panduan yang lebih buruk untuk setahun penuh. Saham JetBlue turun 4,7 persen setelah memperkirakan sedikit atau bahkan tidak ada pertumbuhan pendapatan pada 2024.

Laporan ini muncul sebelum laporan perusahaan teknologi besar yang dirilis setelah pasar, termasuk Microsoft dan Alphabet. “Secara teknis, indeks saham Amerika Serikat akan diperdagangkan lebih tinggi dalam jangka pendek,” ujar Senior Vice President Calamos Investments, Joseph Cusick.

“Tetapi apakah risiko fundamental akan berkembang dalam beberapa hari mendatang dan melemahkan pergerakan harga saat ini?,” ia menambahkan.

Adapun wall street keluar dari sesi kemenangan yang membawa indeks Dow Jones dan S&P 500 ke rekor penutupan keenam pada 2024. Sejauh ini, 144 perusahaan telah melaporkan hasil kuartalan pada musim laporan laba atau sekitar 29 persen. Sekitar 79 persen perusahaan yang membukukan hasil melampaui perkiraan wall street dibandingkan dengan rata-rata 76 persen selama empat kuartal terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini