Sukses

BRI Tebar Dividen Interim Rp 84 per Saham, Catat Jadwalnya

Pembagian dividen BRI ini sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada 15 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) akan membagikan dividen tunai interim senilai Rp 12,65 triliun atau Rp 84 per saham. Pembagian dividen ini sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada 15 Desember 2023.

Pembagian dividen BRI merujuk pada data keuangan perseroan per 30 September 2023. Pada periode tersebut, BRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp 44,21 triliun hingga September 2023. Angka tersebut meningkat 12,47 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 39,31 triliun.

Raihan laba hingga September 2023 ditopang oleh pendapatan bunga (interest income) sebesar Rp 131,89 triliun per kuartal III 2023 atau naik 14,4 persen dari kuartal III 2022 sebesar Rp 115,252 triliun.

Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilikentitas induk per 30 September 2023 tercatat senilai Rp 43,99 triliun. Saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar RP 207,25 triliun dnegan ekuitas Rp 311,53 triliun.

Melansir leterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (19/12/2023), berikut jadwal pembagian PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk:

  • Tanggal cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 29 Desember 2023
  • Tanggal ex dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi: 2 Januari 2024
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai: 3 Januari 2024
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai: 4 Januari 2024
  • Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 3 Januari 2024 pukul 16.15 WIB
  • Tanggal pembayaran dividen: 18 Januari 2024

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bos BRI Bicara KUR Rp 100 Juta Tanpa Agunan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan saat ini tidak semua UMKM di dalam negeri memiliki aset agunan (jaminan). Oleh karena itu, Jokowi meminta perbankan melihat prospek UMKM agar bisa mendapatkan kredit.

"Tidak semua UMKM kita memiliki aset agunan memiliki collateral (jaminan), sehingga prospek itu juga harus dilihat jangan hanya melihat agunan nya mana, dilihat juga dong prospeknya, nggak punya agunan tapi prospeknya bagus mestinya juga bisa diberikan kredit," kata Jokowi saat ditemui di JCC, Kamis, (7/12/2023).

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama BRI Sunarso menilai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan bisa didorong melalui peningkatan kredit dengan plafon Rp 100 juta. Hal itulah yang saat ini diterapkan BRI.

"Diperbanyak saja KUR di bawah Rp 100 juta, supaya semuanya tanpa jaminan. Karena kebijakannya sudah ada, KUR sampai Rp 100 juta tanpa jaminan," kata Sunarso.

 

3 dari 3 halaman

Bisa Kena Pinalti

Bahkan, jika masih ada bank yang tidak menerapkan kebijakan tanpa jaminan untuk KUR Rp 100 juta, maka bank tersebut bisa kena pinalti dari regulator.

"Sebenarnya sekarang, kebijakan untuk KUR Rp100 juta itu tanpa jaminan, kok masih bisa dimintain jaminan? Itu bukan KUR, kalau KUR sampai Rp100 juta ada jaminan, itu bank akan kena pinalti," ujar Sunarso.

Alhasil dengan kebijakan tersebut diharapkan bisa mendorong peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM. Lantaran saat ini, secara ke seluruhan, penyaluran KUR UMKM di Indonesia masih sedikit yakni 21 persen, jika dibandingkan dengan negara lain seperti China sebesar 65 persen, di Jepang juga 65 persen, dan India mencapai 50 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.