Sukses

Meneropong Prospek Reksa Dana Syariah

Direktur Investasi BNI AM Putut Endro Andanawarih menuturkan, reksa dana syariah masih bertumbuh.

Liputan6.com, Jakarta - BNI Asset Management (BNI-AM) meyakini reksa dana syariah masih memiliki prospek yang positif hingga akhir 2023. 

Direktur Investasi BNI AM Putut Endro Andanawarih menilai prospek reksa dana syariah masih cerah ke depan. Ini mengingat reksa dana syariah memiliki pertumbuhan yang solid. 

"Reksa dana syariah memiliki prospek yang menarik. Enggak bisa bohong kalau saya lihat di industri pasar modal, reksa dana  syariah makin tumbuh. Orang nyari reksa dana syariah itu hampir sama dengan Sri Kehati," kata Putut kepada awak media di Jakarta, Kamis (12/10/2023). 

Selain itu, ia menjelaskan, komponen reksa dana syariah ini tidak memasukkan sektor perbankan konvensional karena sifatnya riba. Dengan begitu, komponen reksa dana  syariah ini berdasarkan yang masuk kategori syariah alias memenuhi syariat agama Islam.

Menurut ia, saat ini masyarakat juga sudah mulai banyak yang tertarik terhadap reksa dana syariah. Hal itu tercermin dari permintaan investor akan produk tersebut.

Di sisi lain, ia juga mencermati prospek reksa dana saham masih cerah hingga akhir 2023. Ini mengingat, valuasi saham di pasar modal terbilang menarik. 

Selain itu, kondisi pasar saham yang terkoreksi bisa menjadi momentum yang bagus untuk mengoleksi saham dengan valuasi murah. 

"Harganya sudah murah, murah banget. Harga valuasi saham sudah cukup menarik untuk masuk, karena apa? gara-gara Covid-19, ekonomi kita tetap tumbuh 5 persen," ujarnya. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Racikan Reksa Dana Indeks

Dia bilang, racikan reksa dana indeks dari BNI-AM berfokus pada Indeks IDX Growth30 dan IDX High Dividend 20. Indeks itu dipilih bertujuan untuk memperoleh pertambahan nilai investasi yang setara dengan kinerja Indeks IDX30 dan IDX High Dividend 20.

Sementara itu, ia menjelaskan, untuk reksa dana aktif milik BNI-AM akan banyak diracik  dari saham kapitalisasi besar (bigcaps) dan transaksional banking. Namun, sampai dengan pemilihan umum (pemilu) akan banyak masuk di sektor saham konsumer, termasuk consumer staples (sektor yang memproduksi barang-barang untuk kebutuhan harian). 

Menurut ia, alasan memilih sektor saham tersebut karena bakal diuntungkan oleh momentum pemilu. Alhasil, kinerja keuangan dari emiten-emiten tersebut pun berpotensi meningkat. 

"Sampai nanti pemilu kita akan banyak di konsumer sama consumer staples. Ke depan bakal pemilu yang diuntungkan siapa sih? produsen kaos, nasi bungkus, kalau nasi bungkusblarinya ke konsumer, jadi BNI AM nyari saham dari sini untuk reksa dana yang aktif," tandasnya. 

 

3 dari 4 halaman

Perluas Pasar Reksa Dana, BNI Asset Management Gandeng Bank CTBC Indonesia

Sebelumnya diberitakan, BNI Asset Management (BNI-AM) terus berupaya memperluas pasar reksa dana. Salah satunya dengan melakukan kerja sama dengan Bank CTBC Indonesia. 

Sebagai wujud tanggung jawab dan kontribusi pada pelestarian lingkungan, BNI-AM terus memperluas jaringan pemasaran reksa dana BNI-AM Sri-Kehati ke berbagai Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) melalui berbagai program dan edukasi di sosial media. 

Setelah menjalin kerjasama dengan Bank BNI dan Indo Premier Sekuritas, BNI AM Kembali mendapatkan kepercayaan dari Bank CTBC Indonesia untuk memasarkan Reksa Dana BNI-AM Sri Kehati kepada nasabah Bank CTBC Indonesia.

Direktur investasi BNI AM Putut Endro Andanawarih mengatakan, tren dari pertumbuhan penerapan ESG, memberikan nilai positif bagi emiten dan dunia pasar modal di Indonesia. 

Misalnya, aspek environmental menjadi pertimbangan institusi dalam memposisikan diri terhadap isu lingkungan regional dan isu global perubahan iklim, aspek sosial terkait erat dengan lingkungan kerja hingga proses pembebasan lahan dan dampak ke penduduk dan aspek governance yang berkaitan dengan standar dalam menjalankan perusahaan sesuai prinsip tata kelola yang baik (good corporate governance). 

"BNI AM mengedukasi tiga produk baru yang diluncurkan oleh CTBC di bulan ini pada 12 Oktober 2023, yaitu: BNI-AM Indeks IDX Growth30, BNI-AM IDX High Devidend 20 dan BNI-AM Sri Kehati. Produk ini dapat menjadi pilihan investasi untuk nasabah Bank CTBC, karena Reksa Dana ini dikelola secara pasif, kinerjanya dapat diukur dengan underlying saham-saham yang “mimicking” dan bobotnya sesuai dengan indeks,” kata Putut, Kamis (12/10/2023). 

Chief of Retail Banking Bank CTBC Indonesia Bambang S Simarno menjelaskan, Bank CTBC Indonesia dan BNI Asset Management sudah menjalin kerjasama sejak 2016, Bank CTBC Indonesia dan BNI Asset Management memulai kerjasama untuk menyediakan solusi dan layanan investasi. 

Bank CTBC Indonesia yakin bahwa kolaborasi ini dapat menyediakan produk layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah Bank CTBC Indonesia. 

 

4 dari 4 halaman

Inovasi Produk

Disamping reksa dana tersebut di atas BNI AM juga terus memberikan inovasi produk-produk baru untuk mendukung ESG (Environmental, Social and Governance), seperti Reksa Dana BNI-AM ETF MSCI ESG Leaders Indonesia (XBES), BNI-AM Sri Kehati, BNI-AM Index Growth30 (BNIG30), BNI-AM IDX High Dividend 20.

"Besar harapan kami dengan adanya penambahan tiga produk reksa dana BNI Asset Management baru ini, mendukung misi kami meningkat peminat investor khususnya di reksa dana ESG dan memberikan pilihan investasi sesuai kebutuhan nasabah Bank CTBC Indonesia,” kata dia.

Asal tahu saja, BNI- AM sebagai salah satu manajer investasi di Indonesia yang menjadi motor penggerak pelaksana keuangan yang berwawasan lingkungan dengan menerbitkan produk-produk reksa dana yang menitikberatkan pada ESG (environment, social, governance). Adapun produk terbarunya adalah reksa dana BNI-AM Sri-Kehati.

Reksa dana indeks ini dibentuk atas kerja sama BNI-AM dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable Responsible Investment. Indeks Sri-Kehati sendiri adalah adalah representasi atau cerminan harga saham dari 25 emiten yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti, total aset perusahaan, price earning ratio (PE), dan free float.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini