Liputan6.com, Jakarta - Emiten batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mengangkat mantan Jaksa Agung Hendarman Supandji sebagai Komisaris Independen Perseroan.
Pengangkatan Hendarman ini telah sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu, 13 September 2023.
Baca Juga
"Menyetujui pengangkatan Hendarman sebagai Komisaris Independen Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan RUPS Tahunan pada tahun 2024 sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk masa jabatan anggota Dewan Komisaris,” tulis Manajemen Bayan Resourcesdalam keterbukaan informasi, dikutip Minggu (17/9/2023).
Advertisement
Melansir dari Merdeka.com, sebelum terjun sepenuhnya di dunia hukum, saat kuliah, Hendarman Supandji berkeinginan untuk mendalami bidang teknik atau TNI. Namun, keinginan tersebut rupanya harus dipendamnya dalam-dalam karena kedua orang tuanya menyarankan pria kelahiran Klaten, 6 januari 1947 ini untuk memilih jurusan hukum. Menuruti keinginan orang tuanya bukan berarti hati Hendarman lantas mengikuti alur hidupnya.
Selepas lulus dari fakultas hukum dan sudah bekerja menjadi jaksa pun bukan berarti ia senang dengan bidang yang ia lakoni. Hendarman Supandji sempat beberapa kali menyatakan keinginannya untuk mundur dari bidang hukum dan menekuni bidang hukum lain melalui pendidikan, yakni sebagai dosen.
Sayang, keinginannya tersebut lagi-lagi hanya ada dalam angannya, kedua orangtuanya yang berprofesi sebagai dokter kembali menolak keinginan ayah dari dua anak ini.
Kadang, kita memang harus mengalah demi keadaan, tapi bukan berarti kita kalah. Agaknya ungkapan tersebut pantas bagi suami dari Dr. Sri Kusumo Amdani, DSA, Msc. Mengikuti alur hidupnya yang terkesan 'dipaksa' oleh kedua orangtuanya nyatanya tidak menghasilkan hal yang buruk baginya. Malah, namanya kian gemilang ketika secara langsung presiden SBY menunjuknya sebagai jaksa agung menggantikan Abdul Rahman Saleh pada 2007.
Sepak Terjang
Bahkan, sepak terjangnya di ranah hukum pun terlihat profesional dan mengagumkan. Lihat saja aksinya yang baru sebulan ia dilantik sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) sudah berhasil mendapatkan 'mangsa' sekaligus menjebloskannya ke dalam bilik penjara. Sebut saja kasus yang menyeret nama mantan direktur utama bank Mandiri, ECW Neloe, yang tersandung kasus korupsi.
Tak hanya itu, ia juga berhasil memberantas korupsi yang ada di Departemen Agama berupa kasus dana haji yang menyeret nama Menteri Agama yang ada saat itu, Said Agil Husein Munawar.
Ia berhasil menjebloskan Said Agil ke dalam bui lantaran ia berhasil menguak kasus penyelewengan dana abdi umat Departemen Agama. Dua kasus tersebut merupakan salah satu contoh nyata tindakan pria yang mempunyai motto 'Berantas Yes, Korupsi No.'
Sepak terjang Hendarman memang patut diacungi jempol berkat keberaniannya dalam menguak kasus korupsi yang ada di Indonesia. Dikenal sebagai pribadi yang ramah, rajin, dan jujur, Hendarman mengakhiri masa kerjanya sebagai jaksa agung pada 22 September 2010.
Saat itu, terjadi kontroversi mengenai jabatan jaksa agung yang tertuang dalam UU No. 16 Tahun 2004 di mana keabsahan jabatan Hendarman diperdebatkan lantaran Mahkamah Agung mengabulkan sebagian gugatan Yusril Ihza Mahendra.
Selepas menjabat sebagai jaksa agung, kini, Hendarman tengah sibuk mengurusi burung-burung peliharaan yang ia ternakkan di peternakan kecilnya. Ditanya komentar mengenai hobinya, ia mengaku agar terhindar dari stres.
Advertisement
Laba Bersih Bayan Resources Merosot pada Semester I 2023, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, emiten batu bara milik taipan Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan penurunan kinerja keuangan hingga akhir Juni 2023.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (6/9/2023), pendapatan Bayan Resources tumbuh tipis 1,5 persen year on year (YoY) menjadi USD 2,03 miliar pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, emiten ini meraup pendapatan USD 2 miliar.
BYAN mengalami lonjakan beban pokok pendapatan sebesar 56,61 persen dari USD 623,02 juta pada semester I 2022 menjadi USD 975,76 juta pada semester I 2023.
Beban penjualan BYAN juga membengkak 76,31 persen dari USD 27,57 juta pada semester I 2022 menjadi USD 48,61 juta pada semester I 2023.
Laba sebelum pajak BYAN pun terkoreksi 24,64 persen menjadi USD 974,88 juta pada semester I 2023, dibandingkan realisasi pada semester yang sama tahun lalu yakni USD 1,29 miliar.
Hingga akhir semester I 2023, BYAN mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD 723,85 juta. Angka ini turun 25,43 persen dibandingkan laba bersih BYAN pada semester I 2022 yakni USD 970, 75 juta.
Bayan Resources memiliki total aset sebanyak USD 2,74 miliar pada akhir semester I 2023 atau berkurang 30,45 persen dibandingkan total aset perseroan pada akhir 2022 yakni senilai USD 3,94 miliar.
Hingga akhir semester I 2023, total liabilitas BYAN tercatat sebesar USD 769,77 juta. Adapun total ekuitas emiten ini mencapai USD 1,97 miliar.