Sukses

Saham Bank Digital Mayoritas Hijau: ARGO Juara, ARTO Keok

Saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memimpin penguatan pada perdagangan hari ini di antara jajaran emiten bank digital.

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) memimpin penguatan pada perdagangan hari ini, Selasa (13/6/2023), di antara jajaran emiten bank digital. Harga saham AGRO ditutup naik 7,61 persen pada Selasa, 13 Juni 2023 ke posisi 396.

Saham AGRO dibuka pada posisi 370 dan bergerak pada rentang 370-396. Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham AGRO tercatta sebanyak 8.464 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 99,95 juta lembar senilai Rp 38,52 miliar. Dalam sepekan, harga saham AGRO telah naik 10 persen. Sayangnya, dalam satu tahun terakhir harga saham AGRO terkoreksi 57,65 persen.

Penguatan disusul PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) yang naik 6,38 persen ke posisi 2.000. Saham BBHI dibuka pada posisi 1.900 dan bergerak pada rentang 1.855-2.230. Frekuensi perdagangan saham BBHI tercatat sebanyak 1.084 kali. VOlume saham yang ditransaksikan yakni 28,88 juta kali senilai Rp 59,41 miliar.

Dalam sepekan, harga saham BBHI telah naik 86,05 persen, sedangkan dalam satu tahun terakhir masih terkoreksi 58,59 persen. Selanjutnya ada saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang ditutup naik 5 persen ke posisi 84. Saham BABP dibuka pada posisi 80 dan bergerak pada rentang 80-86.

Frekuensi perdagangan saham BABP tercatat sebanyak 6.394 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 184,4 juta lembar senilai Rp 15,45 miliar. Dalam sepekan, harga saham BABP naik 9,09 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham BAB turun 39,13 persen.

PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) ditutup naik 4,91 persen ke posisi 1.355. Saham BANK dibuka pada posisi 1.425 dan bergerak pada rentang 1.355-1.430. Frekuensi perdagangan saham BANK tercatat sebanyak 1.607 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 10,13 juta kali senilai Rp 14,05 miliar.

Dalam sepekan, harga saham BANK stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen. Sedangkan dalam satu tahun terakhir, harga saham BANK turun 30,15 persen.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saham Bank Amar Indonesia dan Bank Neo Commerce Indonesia

Saham PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) ditutup stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen dibandingkan penutupan sebelumnya, masing-masing di posisi 298 dan 525. Frekuensi perdagangan saham AMAR tercatat sebanyak 812 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 11,45 juta senilai Rp 3,46 miliar.

Harga saham AMAR turun 0,67 persen dalam sepekan, dan turun 4,82 persen dalam satu tahun terakhir. Adapun frekuensi perdagangan saham BBYB pada hari ini tercatat sebanyak 6.793 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 74,4 juta lembar senilai Rp 40,32 miliar.

Harga saham BBYB telah naik 8,47 persen dalam sepekan. Namun, terkoreksi 55,59 persen dalam satu tahun terakhir.

Sementara yang lain berada pada tren positif, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) ditutup turun 2,22 persen ke posisi 3,080. Saham ARTO dibuka pada posisi 3.170 dan bergerak pada rentang 3.070-3.250. Frekuensi perdagangan saham ARTO tercatat sebanyak 6.484 kali.

Volume saham yang ditransaksikan yakni 23,56 juta lembar senilai Rp 73,74 miliar. Meski begitu, harga saham ARTO telah naik 19,84 persen dalam sepekan. Namun masih terkoreksi 60,51 persen dalam satu tahun terakhir.

 

3 dari 4 halaman

Suku Bunga BI Naik, Potensi Cuan Saham Bank Kapitalisasi Besar atau Digital?

Sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan BI, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 persen, dari sebelumnya 5,50 persen menjadi 5,75 persen. Analis mengungkapkan, kenaikan suku bunga tersebut berdampak positif bagi saham sektor perbankan.

Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, kenaikan suku bunga BI akan memberikan dampak positif bagi saham sektor bank.

"Kenaikan suku bunga akan berdampak juga pada peningkatan bunga kredit sehingga hal ini dapat meningkatkan net interest margin (NIM) dari perbankan," kata Abdul kepada Liputan6.com, Jumat, 20 Januari 2023.

Kemudian, prospek saham perbankan masih memiliki pertumbuhan positif didorong dengan estimasi kinerja emiten perbankan yang masih baik.

Dia mengatakan, bank kapitalisasi besar masih manarik mengingat dengan valuasi yang masih murah dibandingkan bank digital.

Dengan demikian, Abdul merekomendasikan beli untuk saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan target harga Rp 10.375 - Rp 10.550 per saham dan support Rp 9.800 - Rp 9.600 per saham. 

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, kenaikan suku bunga BI sesuai dengan perkiraan pasar dan BI memberi sinyal tidak ada kenaikan suku bunga bulan depan. Sehingga memberikan pedoman tambahan bagi pelaku pasar. Sentimen itu juga direspons positif. 

"Sektor yang diuntungkan, yaitu perbankan kapitalisasi pasar karena berpotensi menambah pendapatannya, sedangkan saham bank digital kurang diuntungkan karena mereka melakukan perang bunga tinggi jadi akan menggerus margin bank digital," kata Cheryl.

 

4 dari 4 halaman

Saham Bank Besar

Bagi para investor, Cheryl merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga Rp 4.990 per saham serta stop loss Rp 4.580 dan saham BMRI dengan target harga Rp 10.600 serta stop loss Rp 9.650.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani melihat saham-saham perbankan terutama, empat bank terbesar mengalami kinerja harga saham atau kinerja keuangan yang sangat baik pada tahun lalu di tengah kenaikan suku bunga dan tinggi.

"Bank besar dan mapan seharusnya bisa mendapatkan manfaat kenaikan suku bunga dari NIM mereka dan ini bagus untuk perusahaan perbankan," kata dia.

Dengan demikian, sektor perbankan memiliki prospek positif di tengah kenaikan suku bunga. "Tapi karena bobot paling tinggi di sektor perbankan di perbankan besar sebenarnya secara umum efek kenaikan suku bunga terhadap sektor perbankan seluruhnya positif," kata Arjun.

Sebagai catatan, Arjun mencermati dampak menaikan suku bunga akan berdampak pada membengkaknya biaya operasional bank digital. Selain karena biaya operasional bank digital relatif lebih tinggi dibanding bank konvensional, naiknya suku bunga juga mendesak bank digital untuk ikut tawarkan bunga deposito yang kompetitif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.