Sukses

RUPST Chandra Asri Sepakat Kucurkan Dividen 2022 Setara Rp 446,55 Miliar

RUPST PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memutuskan bagikan dividen 2022 sebesar USD 30 juta atau Rp 446,5 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) memutuskan untuk membagikan dividen 2022 sebesar USD 30 juta atau Rp 446,55 miliar (asumsi kurs Rp 14.885 per dolar AS) dari laba ditahan pada 2021. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu, 17 Mei 2023. 

"Sebesar USD 30.000.000 dari laba bersih tahun buku 2021 akan diberikan sebagai tambahan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan," tulis Manajemen Perseroan, Rabu (17/5/2023).

Sementara itu, sisa sebesar USD 43.121.187 atau 43,12 juta dari laba bersih tahun buku 2021 yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Induk tetap dicatat sebagai laba yang ditahan untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.

Rapat juga menyetujui perubahan anggota Direksi dan Dewan Komisaris dari SCG Chemicals Public Company Limited, sebagai berikut.

1. Pholavit Thiebpattama untuk menggantikan posisi Krit Bunnag sebagai Wakil Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical efektif sejak 1 Juni 2023.

2. Sarayuth Vorapruekjaru untuk menggantikan posisi Pholavit Thiebpattama sebagai Direktur Perseroan efektif sejak 1 Juni 2023.

3. Chatri Eamsobhana untuk menggantikan posisi Kulachet Dharachandra sebagai Komisaris Perseroan efektif sejak 1 Juli 2023.

Pergantian posisi ini berlaku sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada 2024.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 17 Mei 2023, saham TPIA naik 1,8 persen ke posisi Rp 2.260 per saham. Saham TPIA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 2.230 per saham. Saham TPIA berada di level tertinggi Rp 2.260 dan terendah Rp 2.210 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.515 kali dengan volume perdagangan 78.180 per saham. Nilai transaksi Rp 17,6 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kolaborasi Chandra Asri dan INA Bakal Kurangi Impor Caustic Soda

Sebelumnya, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri), perusahaan petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia, dan Indonesia Investment Authority (INA), sovereign wealth fund Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU).

MoU ini untuk bekerja sama mengembangkan pabrik chlor-alkali berskala dunia di Indonesia. INA, bersama dengan calon investor internasional lainnya, akan menjajaki rencana pembelian saham PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Chandra Asri yang telah didirikan sebagai special purpose vehicle untuk berinvestasi dalam pembangunan pabrik chlor-alkali berskala dunia.

Pabrik ini akan memproduksi lebih dari 400.000 metrik ton per tahun caustic soda (dikenal juga sebagai sodium hydroxide) dan 500.000 metrik ton per tahun ethylene dichloride (EDC).

Sebagai bagian dari akselerasi pembangunan pabrik ini, Chandra Asri telah menandatangani perjanjian basic engineering and licensing dengan Asahi Kasei Corporation (AKC) dari Jepang, pemegang lisensi terkemuka kelas dunia dengan kekayaan intelektual canggih untuk pembangunan pabrik chlor-alkali berskala dunia

“Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Chandra Asri, produsen petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia, dalam kemitraan strategis ini,” ujar Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (14/4/2023).

Ia menuturkan, kolaborasi ini sangat selaras dengan tema investasi prioritas kami untuk mendukung hilirisasi rantai nilai nikel–komponen penting dalam pengembangan industri kendaraan listrik.

“Melalui kerja sama ini, kami bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor caustic soda secara signifikan dan meningkatkan ketahanan ekonomi negara kita,” ujar dia.

 

3 dari 4 halaman

Kurangi Impor

Ia menilai, kepemimpinan pasar dan keahlian yang teruji menjadikan Chandra Asri mitra yang ideal bagi INA untuk menjalankan proyek ini. Kemitraan ini merupakan bukti komitmen bersama INA untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi Indonesia.

"Investasi aset hilir ini sejalan dengan strategi inti kami untuk mencapai pertumbuhan transformasional melalui PT Chandra Asri Perkasa (CAP2), kompleks petrokimia kedua kami yang berskala global,” ujar Presiden Direktur dan CEO Chandra Asri, Erwin Ciputra.

Ia menuturkan, sebagai komponen inti dari portfolio keseluruhan CAP2, pabrik chlor-alkali ini akan membantu memenuhi kebutuhan Indonesia dan Asia Tenggara yang terus meningkat akan caustic soda dan EDC.

“Kami senang dapat menjajaki peluang kerjasama dengan INA di mana pabrik ini akan mengurangi impor Indonesia dan meningkatkan ekspor negara dengan cara yang bermakna dan berkelanjutan,” tutur dia.

 

4 dari 4 halaman

Permintaan Nikel

Caustic soda merupakan bahan baku penting bagi industri hilir yang terus bertumbuh di Indonesia, seperti ekstraksi alumina, ekstraksi nikel, pengolahan air, produksi tekstil, produksi pulp dan kertas, serta produksi sabun dan deterjen.

Ethylene dichloride adalah bahan baku utama dari bahan kimia perantara untuk produksi polyvinyl chloride (PVC), yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi produk akhir termasuk konstruksi dan pengemasan.

Investasi ini jelas mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, untuk memosisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global guna memenuhi kebutuhan caustic soda yang terus meningkat. Meningkatnya penggunaan kendaraan listrik di seluruh dunia otomatis akan mendorong permintaan nikel, yang merupakan bahan baku utama baterai.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.