Sukses

Saham DOID Stagnan Usai Anak Usaha di Australia Raih Kontrak Rp 598,7 Miliar

Saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terpantau stagnan pada penutupan perdagangan saham sesi I, Senin, 17 April 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini, saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) terpantau berada di zona hijau. Pada perdagangan Senin, 17 April 2023 hingga sesi pertama mengalami stagnan di posisi 308.

Namun, saham DOID sempat mencatatkan posisi tertingginya pada level 312 sesaat setelah jam perdagangan dibuka. Harga saham DOID berada di level terendah Rp 306 per saham.

Melansir data RTI, frekuensi perdagangan saham DOID tercatat sebanyak 285 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 26.989 lot saham senilai Rp 801,6 juta.

Dalam sepekan, harga saham DOID telah naik 0,65 persen. Namun dalam satu tahun terakhir, harga saham DOID masih terkoreksi 27,7 persen. Kenaikan harga saham DOID menyusul pengumuman perseroan mengenai anak usahanya yang memperoleh kontrak senilai Rp 598,7 miliar.

Pada Jumat, 14 April lalu, perseroan mengumumkan bahwa PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) melalui anak perusahaannya di Australia, BUMA Australia Pty Ltd (BUMA Australia), telah memperoleh kontrak baru dari BHP dan Mitsubishi Alliance (BMA) untuk menyediakan jasa pertambangan di tambang Saraji. Yakni sebuah tambang batu bara metalurgi (metallurgical coal) yang berlokasi di Bowen Basin, Queensland tengah, Australia.

Kontrak dari BMA senilai AUD 60 juta atau setara dengan Rp 598,7 miliar berlaku untuk jangka waktu kontrak lebih dari 18 bulan dengan rata-rata produksi tahunan yang diperkirakan sekitar 7 mbcm p.a. BUMA Australia akan menambang lokasi penambangan baru (pit) yang akan dibuka di Tambang Saraji oleh BMA. Tambang Saraji pertama kali dikembangkan pada 1974 dan merupakan salah satu tambang batu bara terbesar di Australia dengan cadangan batu bara yang dapat diperoleh kembali.

Kontrak tersebut juga mencakup opsi perpanjangan tambahan selama 18 bulan. Kontrak baru ini menegaskan kepemimpinan BUMA Australia di Bowen Basin.

Saat ini, BUMA Australia menyediakan layanan awal penambangan dalam kegiatan tambang terbuka (pre-strip) dan penambangan batu bara di tiga tambang BMA di Queensland: Blackwater, Goonyella Riverside, dan Saraji.

Selain itu, BUMA Australia menyediakan jasa penambangan batu bara di Broadmeadow East dan Burton Mines yang dimiliki oleh perusahaan Bowen Coking Coal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukung Pertumbuhan Penjualan

CEO BUMA Australia Colin Gilligan mengatakan, pihaknya merasa bangga dengan hubungan jangka panjang dengan BMA, produsen dan pemasok batu bara metalurgi lintas samudra terbesar di Australia, dan BUMA Australia senang telah mendapatkan kontrak baru untuk tambang Saraji ini. 

"Penghargaan kontrak ini menegaskan kepercayaan pelanggan kami yang berkelanjutan terhadap profesionalisme kami dan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis mereka. Hal ini juga mencerminkan rekam jejak ekstensif tim profesional BUMA Australia dalam memberikan layanan pertambangan yang aman, efisien, dan konsisten untuk proyek tambang batu bara BMA," kata dia.

Perpanjangan kontrak ini diharapkan dapat semakin memantapkan rekam jejak perseroan dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan perseroan, seiring dengan rekor keberhasilan kinerja bisnis 2022 lalu dalam seluruh area operasionalnya.

Perseroan mencatatkan kinerja keuangan terbaik sepanjang operasional perseroan dengan membukukan pendapatan (revenue) sebesar USD 1,55 miliar dan laba bersih (net profit) sebesar USD 29 juta sepanjang 2022. Overburden removal mencapai 547 mbcm pada 2022, meningkat 68 persen dari tahun ke tahun.

Produksi batu bara (coal production) juga meningkat menjadi 87 juta ton pada 2022, meningkat 61 persen year on year.

Perseroan secara aktif mengelola posisi utang (debt position), mengurangi hutang bersih (net debt) menjadi EBITDA dari 3 kali pada 2021 menjadi 2 kali pada 2022, dengan sekitar 60 persen dari utang tersebut akan jatuh tempo pada 2026 atau sesudahnya.

 

3 dari 3 halaman

Perpanjang Buyback Saham

Sebelumnya, emiten milik Patrick Walujo, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) bakal memperpanjang periode pembelian kembali (buyback) saham selama 3 bulan sejak 25 Januari 2023-24 April 2023.

"Pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui perdagangan saham di Buraa Efek Indonesia," tulis Manajemen Perseroan dalam keterbukaan informasi, ditulis Rabu (25/1/2023).

Delta Dunia Makmur telah melakukan buyback saham pada periode 7 Maret - 6 Juni 2022 dan 8 September - 7 Desember 2022 sebanyak 711,7 juta saham.

Dengan demikian, mengacu kepada keterbukaan informasi pada 7 Maret 2022, Perseroan masih dapat melakukan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya 1,01 miliar saham.

Kemudian, Perseroan melakukan penyisihan dana maksimum USD 33 juta dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebih 20 perseroan dari jumlah modal disetor, dengan ketentuan paling sedikit saham yang beredar adalah 7,5 persen dari modal disetor Perseroan.

"Dana tersebut termasuk biaya transaksi, biaya pedagang perantara, dan biaya lainnya sehubungan dengan transaksi,” tulisnya.

Sesuai lampiran pada surat Perseroan tertanggal 8 Desember 2022, sisa dana yang masih dapat digunakan untuk buyback saham adalah Rp 148,59 miliar atau setara USD 9,9 juta (asumsi kurs USD 1 per Rupiah).

Delta Dunia Makmur menunjuk BNI Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham pada periode perpanjangan ini.

Adapun  mengutip laman Delta Dunia, pemegang saham PT Delta Dunia Makmur Tbk antara lain Nortstar Tambang Persada Ltd sebesar 37,86 persen yang terdiri dari Souls Humanity Pte Ltd, Thio Andrianto sebesar 5,34 persen dan sisanya pemegang saham publik.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.