Sukses

Bursa Saham Asia Melesat, Investor Cerna Target Pertumbuhan Moderat China

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Senin, 6 Maret 2023. Bursa saham Asia yang melesat ini di tengah investor cerna data ekonomi ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, (6/3/2023) seiring investor mencerna data pertumbuhan China dalam sesi parlementer dan menantikan data ekonomi pada pekan ini.

Mengutip CNBC, Senin, 6 Maret 2023, indeks ASX 200 menguat 0,65 persen di Australia menjelang keputusan Reserve Bank of Australia pada Selasa, 7 Maret 2023. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan suku bunga acuan 25 basis poin (bps).

Indeks Nikkei 225 di Jepang bertambah 0,1 persen pada jam pertama perdagangan dan indeks Topix menguat 0,7 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi menanjak 0,4 persen dan indeks Kosdaq bertambah 0,6 persen seiring inflasi menunjukkan pelonggaran lebih lanjut pada Februari 2023.

Futures untuk indeks Hang Seng juga akan menguat seiring investor mencerna lebih lanjut target utama yang dirilis dari laporan kerja pemerintah oleh Perdana Menteri China Li Keqiang.

Data non-farm payroll Amerika Serikat menjadi fokus utama pekan ini seiring harapan untuk melihat perekrutan yang dingin mendorong bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) untuk mempertahankan kecepatan kenaikan suku bunga lebih kecil.

Di sisi lain, saham-saham di wall street menguat seiring imbal hasil treasury turun dari posisi tertinggi baru-baru ini pada akhir pekan lalu. Investor mempertimbangkan dampak kumulatif dari kenaikan suku bunga the Fed yang telah diterapkan dan mencerna komentar bank sentral AS pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 1,17 persen, indeks S&P 500 mendaki 1,61 persen dan indeks Nasdaq bertambah 1,9 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun di bawah ambang batas 4 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Jumat 3 Maret 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Jumat, 3 Maret 2023 mengikuti wall street. Hal ini setelah Presiden the Fed Atlanta Raphael Bostic memilih kenaikan suku bunga 25 basis poin (bps).

Sektor jasa China mengalami lonjakan aktivitas, menurut indeks manajer pembelian layanan Caixin/S&P Global dengan rilis 55 pada Februari 2023 dari 52,9 pada Januari 2023. Demikian mengutip dari CNBC

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,78 persen pada jam terakhir perdagangannnya, sedangkan indeks Hang Seng teknologi mendaki 2,21 persen. Di China, indeks Shenzhen menguat terbatas menjadi 11.851,91. Indeks Shanghai mendaki 0,54 persen ke posisi 3.328,39.

Indeks Nikkei 225 melonjak 1,56 persen ke posisi 27.927,47, dan memimpin kenaikan di wilayah tersebut. Indeks Topix menguat 1,25 persen ke posisi 2.019,52 seiring inflasi di Tokyo menunjukkan penurunan pada Februari dari bulan sebelumnya.

Di Australia, indeks ASX 200 melonjak 0,39 persen ke posisi 7.283,6. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,17 persen ke posisi 2.432,07. Indeks Kosdaq bertambah 1,93 persen ke posisi 802,42.

Di Amerika Serikat, wall street sempat berada di bawah tekanan pada awal perdagangan, tetapi menguat pada Kamis sore setelah pernyataan Bostic. Indeks Dow Jones naik 1,05 persen, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,76 persen dan 0,73 persen.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street Jumat 3 Maret 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika atau Wall Street ditutup menguat di akhir pekan. Dow hentikan penurunan beruntun 4 minggu seiring penurunan imbal hasil Treasury 10 tahun.

Pasar saham naik  karena imbal hasil Treasury turun dari tertinggi baru-baru ini dan investor mempertimbangkan dampak kumulatif dari kenaikan Fed yang telah diterapkan dan mencerna komentar minggu ini dari bank sentral.

Melansir laman CNBC, Dow Jones Industrial Average naik 387,40 poin atau 1,17 persen menjadi 33.390,97. Kemudian indeks S&P 500 naik 1,61 persen menjadi 4.045,64, dan Nasdaq Composite naik 1,97 persen menjadi ditutup pada 11.689,01.

Imbal hasil benchmark Treasury 10 tahun turun di bawah ambang batas 4 persen. Pedagang telah mengamati 4 persen sebagai level kunci dalam 10 tahun yang dapat memicu penurunan saham lainnya. Pada saat minggu ini ketika tingkat 10 tahun naik di atas titik itu, saham mundur.

Treasury 10-tahun adalah suku bunga acuan yang memengaruhi hipotek dan pinjaman mobil, sehingga penembusan imbal hasil dapat mempengaruhi perekonomian.

"Pasar saham sangat sensitif terhadap imbal hasil obligasi pada saat ini dan mencari jeda untuk kenaikan imbal hasil baru-baru ini," kata Yung-Yu Ma, kepala strategi investasi BMO Wealth Management.

“Ada antisipasi gugup untuk rilis data yang akan datang untuk pekerjaan dan inflasi setelah pembacaan yang sulit bulan lalu. Pasar tidak mungkin mempertahankan traksi sampai titik data melanjutkan tren pendinginan."

Semua indeks utama rata-rata membukukan kemenangan secara mingguan. Dow membukukan kenaikan 1,75 persen dan menghentikan penurunan beruntun empat minggu. S&P 500 ditutup naik 1,90 persen pada minggu ini dan minggu positif pertamanya dalam empat minggu terakhir. Nasdaq mengakhiri minggu 2,58 persen lebih tinggi.

 

4 dari 4 halaman

Sentimen Pasar

Sentimen pasar mendapat dorongan  setelah Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan bank sentral dapat mempertahankan kenaikan suku bunga menjadi 25 basis poin daripada kenaikan setengah poin yang disukai oleh beberapa pejabat lainnya.

Namun, Gubernur Fed Christopher J. Waller memberikan nada yang lebih keras dalam komentarnya, meningkatkan kemungkinan tingkat yang lebih tinggi jika angka inflasi tidak turun. Dia merujuk pada laporan gaji di Januari, yang menunjukkan ada penambahan 517.000 pekerjaan, serta pembacaan terbaru dari indeks harga konsumen dan laporan pengeluaran konsumsi pribadi.

“Jika laporan data tersebut terus masuk terlalu panas, kisaran target kebijakan harus dinaikkan lebih jauh tahun ini untuk memastikan bahwa kita tidak kehilangan momentum yang ada sebelum data untuk Januari dirilis,” kata Waller.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.