Sukses

OJK Restui Eks Menristek Mohamad Nasir Jadi Komisaris Independen BSI

Pengangkatan eks Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek) Mohamad Nasir sebagai komisaris independen BSI sesuai dengan keputusan OJK.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyetujui pengangkatan komisaris independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Mohamad Nasir. 

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/1/2023), pengangkatan eks Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek) Mohamad Nasir tersebut sesuai dengan keputusan OJK melalui surat pengangkatan komisaris independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

"Surat tersebut diterima oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk pada 6 Januari 2023," tulis Senior Vice President BSI, Rosalina Dewi T, Selasa (10/1/2023).

Selain itu, perubahan susunan-susunan pengurus dan pengawas BSI telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 27 Mei 2022.

Berikut ini merupakan susunan dewan komisaris BSI terbaru:

Komisaris Utama Merangkap Komisaris Independen: Adiwarman Azwar Karim

Komisaris Independen: Mohamad Nasir

Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat

Komisaris Independen: M. Arief Rosyid Hasan

Komisaris: Sutanto

Komisaris: Masduki Baidlowi

Komisaris: Suyanto

Komisaris: Imam Budi Sarjito

Komisaris: Nizar Ali

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rights Issue Perseroan

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melakukan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Bank Syariah Indonesia berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (7/12/2022), Bank Syariah Indonesia akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 lembar saham dengan nilai nominal saham baru Rp 500 per saham. Kemudian, harga pelaksanaan rights issue BRIS senilai Rp 1.000 per saham.

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rangka rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi sebesar 10,84 persen.

Dana hasil rights issue akan digunakan perseroan untuk penyaluran pembiayaan sehingga mendukung pertumbuhan bisnis perseroan. Diperkirakan perseroan memperoleh dana sebesar Rp 4,99 triliun dari rights issue.

Rasio rights issue tersebut 90.000 : 10.941. Setiap pemegang 90.000 saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) Perseroan pada 15 Desember 2022 pukul 16.00 WIB.

Jadwal HMETD:

Tanggal Efektif: 5 Desember 2022

Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas HMETD:15 Desember 2022 Waktu 16:00

Tanggal Cum HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 13 Desember 2022

Tanggal Ex HMETD di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 14 Desember 2022

Tanggal Cum HMETD di Pasar Tunai: 15 Desember 2022

Tanggal Ex HMETD di Pasar Tunai: 16 Desember 2022

Tanggal Distribusi HMETD: 16 Desember 2022

Tanggal Pencatatan Efek di BEI: 19 Desember 2022

Periode Perdagangan HMETD: 19 Desember 2022 s.d 23 Desember 2022

Periode Pelaksanaan HMETD: 19 Desember 2022 s.d 23 Desember 2022

Periode Penyerahan Efek: 21 Desember 2022 s.d 27 Desember 2022

Tanggal Akhir Pembayaran Pesanan Efek Tambahan: 27 Desember 2022

Tanggal Penjatahan: 28 Desember 2022

Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan: 29 Desember 2022

 

 

 

3 dari 4 halaman

Bank Syariah Indonesia Targetkan Luncurkan Super App pada 2023

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjelaskan target di ranah digital pada 2023. Salah satu target BSI pada tahun depan, yakni peluncuran Super APP.

SEVP Digital & Transaction Banking Bank Syariah Indonesia (BSI) Parulian Saragih menuturkan, pihaknya ingin Super App ini segera diluncurkan. Kemudian,Bank Syariah Indonesia juga ada bank as a service.

"Target kita sebetulnya Supper App, kita ingin supper app ini segera di launching. Kemudian kita ada bank as a service, kita ingin kejar,” kata Parulian di sela 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).

Menurut ia, Super App ini menjadi kegiatan nasabah saat melakukan kontak dengan bank atau biasa disebut touchpoint. 

"Karena, kita melihat bahwa Supper App touchpoint dengan nasabah kita, kita melihat bahwa kita perlu lebih dari satu touchpoint,” kata dia. 

Dia menambahkan, pihaknya ingin menggenjot dari sisi bank as a service. Sehingga,  penawaran produk jasa-jasa dari BSI bisa dilakukan melalui channel yang lain.

"Touchpoint itu tidak perlu punya kita, bisa jadi punya partner-partner kita. Makanya bank as a service nya ingin push. Sehingga, penawaran produk jasa-jasa kita itu bisa lewat channel yang lain juga. Itu dua hal jadi kunci kita,” ujar dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Tahapan Peluncuran

Parulian menuturkan, Super App ini sebenarnya bukan tiba-tiba diluncurkan, melainkan ada beberapa tahap dalam peluncurannya. 

“Super App itu cuma hasilnya aja di depan, cara kerja kita yang tadinya waterfall jadi agile. Nanti punya resource sendiri, terus kemudian punya digi lab sendiri, kemudian fitur-fitur kita update 4-6 minggu misalnya,” kata dia. 

Dengan demikian, Parulian mengaku, BSI ingin membuat fitur di dalam Super App ini lebih baik dari yang sekarang.

"Jadi Super App satu, di belakang kerjanya besar, itu bisa diapresiasi ketika sudah launch, UI UX insyaallah lebih baik dari yang sekarang, bank as a service lebih baik dari yang sekarang,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.