Sukses

Bursa Saham Asia Beragam, Investor Menanti Risalah The Fed

Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Rabu, 4 Januari 2023 di tengah wall street yang lesu.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Rabu (4/1/2023). Hal ini seiring investor menantikan risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Desember 2022.

Indeks Australia atau ASX 200 naik 1,29 persen. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,6 persen pada jam pertama perdagangannya. Indeks Topix melemah 1,1 persen seiring indeks manajer pembelian manufaktur Jepang untuk Desember dipertahankan pada wilayah kontraksi di kisaran 48,9. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,39 persen, sedangkan indeks Kosdaq bertambah 0,26 persen.

Investor juga menantikan rilis survei pembukaan pekerjaan dan perputaran tenaga kerja Amerika Serikat yang lebih dikenal JOLTS. Saham di wall street melemah pada perdagangan perdana 2023 setelah melepaskan keuntungan sebelumnya di tengah kekhawatiran atas kenaikan suku bunga dan inflasi yang tinggi. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.

Saham Tesla mencapai level terendah sejak Agustus 2020, menyusul pengiriman kuartal IV 2022 yang mengecewakan dan Apple juga anjlok. Hal ini seiring laporan perseroan akan memangkas produksi karena melemahnya permintaan.

Di sisi lain, pemasok Tesla di Asia turun setelah melaporkan jumlah produksi dan pengiriman kendaraan kuartal IV pada 2022 jauh dari harapan.

Laporan pengiriman menunjukkan 405.278 total pengiriman pada kuartal ini dan 1,31 juta total pengiriman pada 2023 lebih rendah dari perkiraan sekitar 427.000 pengiriman untuk kuartal terakhir.

Saham Panasonic Jepang merosot 1,89 persen pada awal perdagangan di bursa Asia . Saham LG Chem Korea Selatan susut 0,17 persen. Saham Tesla melemah 12 persen pada perdagangan Selasa waktu setempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Asia pada 3 Januari 2023

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan pekan pertama 2023, Selasa, 3 Januari 2023. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,31 persen ke posisi 6.946,2. Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 0,31 persen  Indeks Kosdaq bertambah 0,51 persen ke posisi 674,95.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 1,71 persen. Indeks Shanghai menguat 0,88 persen ke posisi 3.116,51. Indeks Shenzhen menanjak 0,92 persen ke posisi 11.117,13. Indeks Manajer Pembelian Caixin menunjukkan penurunan lebih lanjut dalam aktivitas pabrik karena melonjaknya kasus COVID-19.

Pada pembukaan perdagangan, bursa saham Asia Pasifik bergerak di zona merah pada perdagangan perdana 2023.

Di Australia, indeks saham Australia ASX 200 turun 1,64 persen pada awal sesi perdagangan. Bursa saham Jepang dan Selandia Baru libur nasional. Indeks Kospi Korea Selatan anjlok 1,52 persen. Indeks Kosdaq susut 1,05 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa pekan ini.

Bank of Japan dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menaikkan inflasi pada Januari 2023 untuk mendekati target bank sentral sebesar 2 persen pada tahun fiskal 2023 dan 2024, demikian laporan Nikkei. Sementara itu, Yen Jepang berada di posisi 130,92, dan bergerak di level terkuat yang terlihat sejak Agustus.

Aktivitas manufaktur China pada Desember 2022 alami kontraksi tajam seiring China alami lonjakan kasus COVID-19. Pembacaan aktivitas pabrik untuk Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga akan dirilis.

Sementara itu, ekonomi Singapura alami pertumbuhan 3,8 persen pada 2022, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan dan Industri. Ekonomi Singapura tumbuh 2,2 persen pada kuartal IV 2022 dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan tersebut melambat sejak pertengahan 2021, tetapi mengalahkan harapan 2,1 persen dari jajak pendapat Reuters.

Pertumbuhan ekonomi Singapura itu mencerminkan pemulihan berkelanjutan di sektor jasa setelah pencabutan pembatasan domestik dan perbatasan sejak April. Adapun sektor akomodasi mencatat pertumbuhan pertama kali sejak pertengahan 2021.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada Perdagangan Perdana 2023

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Selasa, 3 Januari 2023 karena kekhawatiran suku bunga dan inflasi tinggi. Sentimen tersebut yang juga menekan wall street pada 2022 dan menyusahkan investor pada 2023.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 turun 0,40 persen ke posisi 3.824,14. Indeks S&P 500 melemah dari level tertinggi ketika indeks manufaktur Desember turun pada laju tercepat sejak Mei 2020.

Indeks Dow Jones susut 10,88 poin atau 0,03 persen menjadi 33.136,67. Indeks Nasdaq tergelincir 0,76 persen ke posisi 10.386,99. Saham Tesla dan Apple tergelincir dan membebani bursa saham pada awal 2023. Adapun sentimen yang terjadi pada 2022 yaitu bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi menyeret sektor saham teknologi ke zona merah.

Saham Tesla anjlok 12,24 persen, dan sentuh level terendah sejak Agustus 2020, seiring hasil kinerja kuartal IV 2022 yang mengecewakan. Saham Apple merosot 3,74 persen seiring laporan perseroan bakal pangkas produksi karena lemahnya permintaan.

Sentimen dapat berlanjut pada 2023 karena bank sentral AS siap untuk terus menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan memicu kekhawatiran ekonomi AS jatuh ke dalam resesi.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

“Lingkungan resesi pada 2023 selanjutnya dapat menghambat kinerja saham teknologi pada tahun baru karena kehausan investor akan meningkat untuk perusahaan berorientasi nilai dan perusahaan dengan margin keuntungan lebih tinggi, arus kas lebih konsisten dan hasil dividen yang kuat,” ujar CEO AXS Investments Greg Bassuk dikutip dari laman CNBC, Rabu (4/1/2023).

Rata-rata indeks acuan menutup 2022 dengan kerugian tahunan terburuk sejak 2008, dan mematahkan kenaikan beruntun dalam tiga tahun. Indeks Dow Jones merosot 8,8 persen dan 10,3 persen dari level tertinggi dalam 52 minggu. Indeks S&P 500 susut 19,4 persen pada 2022 dan lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi. Indeks Nasdaq anjlok 33,1 persen.

Sementara itu, investor mendapatkan kumpulan data pada awal pekan perdagangan perdana 2023 yang akan memberikan informasi lebih lanjut tentang keadaan ekonomi. Pada Selasa, indeks manajer pembelian AS untuk manufaktur dirilis dan datang ,lebih rendah dari yang diharapkan, menandakan penurunan tercepat sejak Mei 2020. Kemudian, pengeluran konstruksi pada November 2022 sedikit meningkat menunjukkan industri mungkin pulih.

Pada Rabu, survei pembukaan pekerjaan dan perputaran tenaga kerja yang lebih dikenal JOLTS akan keluar pada pagi hari dan risalah pertemuan kebijakan terbaru the Fed akan keluar pada sore hari. Investor juga menantikan laporan pekerjaan pada Desember 2022, dan sejumlah beberapa pidato presiden the Fed yang dijadwalkan Kamis dan Jumat pekan ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.